Misteri Mata Ketiga Tuatara, Reptil Purba dari Selandia Baru

11 hours ago 7

Mata ketiga tuatara menjadi sorotan ilmuwan karena keberadaannya yang misterius dan fungsinya yang belum sepenuhnya terungkap. Reptil purba ini bukan hanya sekadar makhluk biasa, tetapi juga menyimpan rahasia evolusi yang mencengangkan. Di tengah perubahan zaman dan punahnya banyak spesies, tuatara tetap bertahan dengan ciri khasnya yang unik. Ini karena keberadaan mata ketiga di atas tengkoraknya.

Terkadang, alam menyimpan rahasia dengan sangat rapi, seolah ingin mengajak manusia untuk terus penasaran dan mencari tahu. Tuatara adalah salah satu bukti nyata dari keajaiban tersebut. Mau tahu mengenai fakta-faktanya? Yuk simak ulasan mengenai spesies purba tersebut berikut ini!

Mata Ketiga Tuatara, Cek Fakta Reptil Ini!

Mata ketiga dari reptil tuatara terkenal sebagai parietal eye. Terletak pada bagian atas kepala, mata ini tersembunyi oleh sisik saat tuatara dewasa. Ukurannya kecil dan tidak tampak seperti mata pada umumnya. Para peneliti meyakini bahwa mata ini memiliki lensa, retina, serta koneksi saraf langsung ke otak.

Fungsi utamanya ilmuwan yakini berkaitan dengan regulasi siklus sirkadian atau pengaturan waktu biologis berdasarkan cahaya. Selain itu, mata ini juga berperan dalam mendeteksi sinar ultraviolet dan membantu pengaturan suhu tubuh. Walau tampak sederhana, struktur ini sangat kompleks dan hanya ditemukan pada sebagian kecil hewan tertentu.

Tak semua makhluk bisa ‘melihat’ dengan cara yang tidak biasa. Tuatara melakukannya dengan cara yang bahkan teknologi modern belum bisa sepenuhnya tiru.

Reptil Purba yang Bukan Kadal

Tuatara sering orang sangka kadal, padahal mereka berasal dari ordo berbeda, yaitu Rhynchocephalia. Ini adalah kelompok reptil yang pernah mendominasi Bumi pada masa dinosaurus, sekitar 200 juta tahun lalu. Saat semua spesies dalam ordo itu punah, tuatara bertahan sebagai satu-satunya anggota yang tersisa.

Secara ilmiah, tuatara memiliki ciri khas unik, seperti struktur tengkorak dua lubang (diapsid), kemampuan mengganti gigi, dan tentunya, mata ketiga. Semua karakteristik ini membedakannya dari kadal biasa.

Melihat tuatara seperti menatap langsung sejarah kehidupan purba yang masih hidup pada zaman modern. Ada rasa kagum sekaligus haru, mengingat betapa kuatnya makhluk ini bertahan di dunia yang terus berubah.

Hidup di Suhu Dingin, Bertahan Tanpa Buru-Buru

Tidak seperti reptil lain yang menyukai suhu hangat, tuatara justru mampu hidup di lingkungan dengan suhu rendah, bahkan aktif pada suhu 5 derajat Celsius. Mereka lebih sering aktif pada malam hari, meski sesekali berjemur di siang hari untuk menjaga suhu tubuh.

Proses hidup tuatara pun berjalan lambat. Mereka baru mencapai kematangan seksual pada usia 10 hingga 20 tahun dan dapat hidup lebih dari 100 tahun dalam penangkaran. Bahkan, pertumbuhan fisik mereka berlangsung hingga usia 35 tahun.

Setiap hembusan napas tuatara seperti membawa pesan: tidak semua hal harus terburu-buru. Alam tahu waktu yang tepat untuk segala sesuatu.

Adaptasi Luar Biasa dalam Dunia yang Penuh Ancaman

Meskipun terlihat lamban dan sederhana, tuatara bisa bergerak cepat jika terancam. Kecepatannya bisa mencapai 15 mil per jam, cukup untuk menghindar dari pemangsa yang datang tiba-tiba. Mereka juga memiliki kemampuan penglihatan warna yang baik, bahkan dalam kondisi minim cahaya.

Makanan tuatara cukup beragam, mulai dari serangga, cacing tanah, hingga kadang melakukan kanibalisme saat makanan langka. Adaptasi ekstrem ini menjadi bagian dari strategi bertahan hidup di pulau-pulau terpencil yang tidak banyak menyediakan sumber daya.

Dalam sunyi pulau-pulau kecil Selandia Baru, tuatara hidup seperti penjaga terakhir zaman purba. Kesunyian mereka menyimpan kekuatan yang tak banyak diketahui dunia luar.

Mata ketiga tuatara bukan sekadar keunikan fisik, tetapi juga simbol betapa luar biasanya kemampuan adaptasi dan evolusi makhluk hidup. Dengan mata yang tersembunyi di tengkoraknya, tuatara memantau lingkungannya, mengatur suhu tubuh, dan menjaga ritme kehidupannya secara alami.

Tuatara bukan kadal biasa, melainkan makhluk istimewa yang mampu bertahan sejak zaman dinosaurus. Dari struktur tubuh, cara hidup, hingga kemampuan bertahan di suhu ekstrem, semua menjadikan tuatara layak kita sebut sebagai keajaiban alam.

Melihat tuatara seperti melihat kekuatan alam yang memilih untuk tetap diam, tetapi bertahan. Dalam mata ketiga tuatara, mungkin tersembunyi lebih banyak rahasia daripada yang bisa diungkapkan sains saat ini. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |