Sejarah Sri Gading Anteg, Tokoh dengan Peran Besar di Tanah Tasikmalaya

8 hours ago 10

Tasikmalaya di Provinsi Jawa Barat populer sebagai daerah yang kaya akan warisan budaya, panorama alam menawan, serta sentra kerajinan tangan. Tak hanya itu, menurut catatan sejarah Indonesia, kota seluas 171,61 km persegi ini juga menyimpan jejak historis panjang perihal pendiriannya. Salah satunya berkaitan dengan sejarah Sri Gading Anteg.

Baca Juga: Sejarah Gedung Grahadi Surabaya, dari Awal Pembangunan hingga Pemanfaatannya Sekarang

Sri Anteg memiliki peran besar dalam dinamika politik sekaligus kepemimpinan Tatar Sunda di masa lampau. Hanya saja, di era sekarang, banyak masyarakat modern yang tidak mengenalnya. Supaya tidak melupakan sejarah, mari mengulas lebih detail siapa tokoh ini dan peranannya dalam proses berdirinya Kota Tasik.

Membedah Jejak Sejarah Sri Gading Anteg di Tanah Sunda

Jika menilik lebih dalam, tentu tak lepas dari keberadaan sistem pemerintahan kuno. Terutama yang telah berlangsung di wilayah Tasik sejak abad ke-7 hingga ke-12 silam. Di masa tersebut, daerah ini berada dalam kekuasaan pemerintahan “Kebataraan”. Sementara pusat kekuasaan berada di sekitar Galunggung.

Tokoh-tokoh penguasa besar pada masa ini ada banyak sekali. Termasuk Batara Semplak Waja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, hingga Batari Hyang. Pada masa pemerintahan Batari Hyang, kabataraan Galunggung mengalami perubahan menjadi kerajaan resmi.

Berdirinya Kerajaan Galunggung ditandai pada tanggal 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 Masehi. Sebagaimana tercatat dalam Prasasti Geger Hanjuang yang peneliti temukan di Desa Linggawangi, Leuwisari, Tasikmalaya.

Kerajaan Galunggung sendiri bertahan hingga enam generasi penguasa yang semuanya merupakan keturunan Batari Hyang. Namun seiring bergulirnya waktu dan berubahnya konstelasi politik, kekuasaan berpindah ke wilayah lain.

Sri Anteg dan Pemerintahan Sukakerta

Memasuki abad ke-16, kawasan tersebut mengalami babak baru di bawah pemerintahan daerah bernama Sukakerta. Adapun ibu kota-nya terletak di Dayeuh Tengah, kini termasuk wilayah Kecamatan Salopa.

Daerah ini merupakan bagian dari kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Sesuai sejarah, penguasa pertama Sukakerta adalah Sri Gading Anteg. Ia merupakan tokoh yang hidup sezaman dengan Prabu Siliwangi.

Sebagai Dalem Sukakerta, Sri Anteg punya peran penting dalam menjaga stabilitas kawasan timur Pajajaran. Mengingat kala itu kawasan timur mulai terdesak oleh gelombang dakwah dan ekspansi kerajaan-kerajaan Islam. Seperti Cirebon dan Demak.

Baca Juga: Kupas Tuntas Sejarah Priangan Timur dari Tahun ke Tahun

Dalam masa pemerintahan penerusnya, yaitu Dalem Sentawoan, kemungkinan besar Sukakerta berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Pajajaran. Sehingga menjadikannya sebuah daerah otonom.

Ada Situs Bersejarah Berupa Goa

Selain pemimpin suatu wilayah, catatan sejarah juga menegaskan bahwa Sri Gading Anteg terkenal sebagai sosok yang spiritual. Hal tersebut terbukti dari peninggalan Goa Anteg.

Gua sepanjang 342 meter ini banyak masyarakat yakini memiliki kaitan erat dengan ritual-ritual keagamaan dan pertapaan yang ia lakukan. Hingga sekarang, Goa Anteg masih menjadi tempat wisata spiritual dan ziarah yang cukup populer. Para pengunjung yang hadir tak hanya dari Tasikmalaya namun juga luar daerah.

Dari Sukakerta ke Sukapura

Sementara itu, setelah era keemasan Sukakerta di bawah kekuasaan Sri Anteg berakhir, Tasikmalaya kembali memasuki fase transformasi. Abad ke-17 Masehi terjadi pergolakan besar di wilayah Priangan. Ini timbul oleh persaingan antara tiga kekuatan besar di Jawa. Termasuk Mataram, Banten, dan VOC (Belanda) di Batavia.

Dalam hal ini, penguasa terakhir Sukakerta, Wirawangsa, melakukan berbagai upaya besar. Salah satunya membantu Sultan Agung Mataram memberantas pemberontakan Dipati Ukur. Berkat jasanya, ia berhasil menjadi Bupati Sukapura pertama dengan gelar Wiradadaha I. Inilah titik awal lahirnya wilayah administratif baru yakni Sukapura.

Pusat pemerintahan pun berpindah dari Dayeuh Tengah ke Leuwiloa Sukaraja. Sehingga wilayah ini mulai populer dengan nama Sukapura. Perjalanan sejarah berlanjut, hingga pada tahun 1913, nama Kabupaten Sukapura resmi berubah menjadi Tasikmalaya.

Adapun R.A.A. Wiratanuningrat resmi menjadi bupati pertamanya. Untuk menghormati sejarah panjang tersebut, tanggal 21 Agustus 1111 M, hari penobatan Batari Hyang, masyarakat peringati sebagai Hari Jadi Tasikmalaya.

Baca Juga: Alun-alun Kian Santang Purwakarta dan Sejarahnya

Itulah jejak sejarah Sri Gading Anteg sebagai tokoh besar dalam proses pembangunan Tasikmalaya. Melalui peninggalan seperti Goa Anteg dan historis tentang upaya menjaga wilayah dari konflik serta kehancuran, Sri Anteg menjadi simbol kepemimpinan yang bijak. Sehingga kisahnya seharusnya tidak tenggelam dalam bayang-bayang tokoh-tokoh besar lainnya dari masa lalu. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |