tirto.id - Ceramah tentang bersyukur sangat penting untuk disampaikan, terutama di bulan Ramadhan. Ceramah ini diharapkan dapat menyadarkan umat Islam akan nikmat-nikmat Allah SWT sekaligus menumbuhkan rasa terima kasih yang kemudian diwujudkan dalam bentuk lisan dan perbuatan.
Bersyukur adalah sikap menerima segala hal yang dimiliki dengan penuh rasa terima kasih. Dalam perspektif Islam, bersyukur adalah sikap mengakui dan menghargai segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, baik dalam bentuk materi, kesehatan, kesempatan, maupun ujian yang membawa hikmah.
Bersyukur adalah salah satu akhlak mulia yang senantiasa dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Bersyukur juga memiliki keutamaan sehingga patut dilakukan oleh setiap muslim dalam kehidupan sehari-hari dan dalam setiap kondisi.
Kumpulan Contoh Judul Ceramah tentang Bersyukur
Ceramah menjadi salah satu bentuk dakwah yang dapat dilakukan selama bulan Ramadhan. Dengan mengangkat topik bersyukur, umat Islam diharapkan lebih menyadari bahwa ada banyak kenikmatan dan rezeki yang telah dilimpahkan oleh Allah SWT. Berikut beberapa contoh ceramah tentang bersyukur beserta dalilnya:
1. Ceramah tentang Bersyukur sebagai Kunci Kebahagiaan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan rahmat-Nya.
Jemaah yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini, marilah kita merenungkan pentingnya rasa syukur dalam kehidupan kita. Bersyukur bukan sekadar mengucapkan "alhamdulillah," tapi lebih dari itu.
Bersyukur adalah sikap hati yang menerima segala ketetapan Allah dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Dalam Islam, bersyukur juga menjadi salah satu kunci kebahagiaan. Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim ayat 7:
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim: 7).
Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa bersyukur bukan hanya membawa keberkahan, tapi juga menjadi kunci bertambahnya nikmat dari Allah. Sebaliknya, kufur nikmat akan mendatangkan azab dan kesengsaraan.
Oleh karena itu, orang yang selalu bersyukur akan merasakan kebahagiaan dalam hidupnya karena nikmatnya terus bertambah. Seseorang yang bersyukur tidak akan repot memikirkan hal yang belum ia miliki, melainkan fokus menikmati dan menghargai apa yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.
Sebagai contoh, ada seseorang yang mengontrak rumah dan hidup nyaman di dalamnya, sedangkan tetangganya punya rumah pribadi yang besar nan mewah. Meskipun hanya bisa mengontrak rumah kecil, orang ini tidak iri dengan tetangganya, ia tidak mengeluh atau merasa kecewa.
Sebaliknya, ia berterima kasih kepada Allah karena diberi nikmat berupa tempat tinggal yang nyaman, yang mampu melindungi tubuhnya dari panas dan hujan. Inilah salah satu contoh sederhana dari rasa syukur. Ketika kita bersyukur dengan penuh keikhlasan, niscaya Allah akan menambah kenikmatan dan hidupnya akan menjadi bahagia.
Jamaah yang dirahmati Allah, banyak orang mencari kebahagiaan dalam harta, jabatan, atau kesenangan duniawi. Namun, kebahagiaan sejati tidak terletak pada itu semua, melainkan pada rasa syukur.
Orang yang kaya, tapi tidak pernah bersyukur, pasti akan selalu merasa kurang. Sebaliknya, seseorang yang sederhana bisa merasa bahagia ketika hidupnya dipenuhi dengan rasa syukur.
Salah satu cara melatih diri agar selalu bersyukur adalah dengan melihat orang yang lebih kekurangan daripada kita. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian itu lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan cara ini, kita akan lebih menghargai dan mensyukuri apa yang kita miliki. Jadi, mulai saat ini, marilah kita senantiasa bersyukur dalam setiap keadaan, baik saat diberi nikmat maupun saat menghadapi ujian. Jika kita bersyukur, hati kita akan tenang, hidup kita akan penuh berkah, dan Allah akan menambah nikmat-Nya kepada kita.
Semoga kita semua menjadi hamba-hamba yang senantiasa bersyukur dan mendapatkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
2. Ceramah Singkat tentang Bersyukur atas Nikmat Allah SWT
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Mari kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita. Nikmat yang tidak pernah putus, nikmat yang terkadang tidak kita sadari atau malah terlupakan.
Jemaah yang dirahmati Allah, coba kita merenung sejenak, ada berapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada kita? Ratusan? Ribuan? Atau jutaan?
Sungguh kita tidak akan pernah bisa menghitung nikmat dari Allah. Bayangkan, dalam jangka waktu satu menit sekarang ini, kita sudah mendapatkan nikmat yang luar biasa. Kita mendapat nikmat iman dan Islam.
Kita hari ini bisa berkumpul dalam kondisi sehat, bisa bernafas dengan lancar, melihat dengan jelas, merasakan lapar berpuasa, berkumpul dengan saudara-saudara kita, duduk nyaman di tempat yang teduh, masih memiliki uang untuk makan esok hari, dan masih banyak lagi.
Dalam satu menit ini saja, kita bisa merasakan nikmat yang luar biasa banyak, sedangkan kita sudah hidup di dunia ini bertahun-tahun diiringi dengan nikmat yang terus mengalir, alhamdulillah. Maka, sudah sepantasnya bagi kita, seorang hamba yang lemah ini, bersyukur kepada Allah SWT yang tak pernah putus memberikan karunianya.
Lalu, bagaimana caranya bersyukur? Selain mengucap alhamdulilah, bersyukur atas nikmat Allah SWT dapat kita lakukan dengan cara menggunakan atau memanfaatkan nikmat tersebut untuk kebaikan.
Misalnya, kita diberi nikmat mata yang sehat dan mampu melihat, maka mari kita gunakan mata tersebut untuk melihat hal-hal yang baik, contohnya membaca Al-Quran, membaca buku untuk belajar, menikmati keindahan alam ciptaan Allah, dan lain sebagainya.
Hadirin sekalian, marilah kita bersyukur atas nikmat Allah SWT yang jumlahnya tidak terhingga. Mari kita memanfaatkan nikmat tersebut untuk kebaikan dan menjadi orang-orang yang bersyukur sehingga dapat menerima lebih banyak nikmat dari Allah SWT.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
3. Ceramah Singkat tentang Bersyukur di Segala Keadaan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hadirin yang dirahmati Allah, bersyukur adalah salah satu akhlak mulia yang wajib dimiliki oleh setiap muslim. Rasa syukur muncul karena kecintaan kita terhadap Allah SWT. Namun, rasa syukur harus selalu ada dalam segala keadaan, baik susah maupun senang.
Saat kita merasa mendapatkan nikmat dan kebahagiaan, sudah sepatutnya kita bersyukur. Kita teguhkan dalam hati bahwa nikmat ini berasal dari Allah, kita ucapkan syukur dengan ‘alhamdulillah’ disertai rasa penuh terima kasih, lalu kita gunakan nikmat tersebut sebaik-baiknya sesuai kemampuan kita dan sesuai syariat agama.
Akan tetapi, bersyukur bukan hanya dalam keadaan lapang dan senang, tetapi juga ketika kita menghadapi ujian dan kesulitan. Permasalahannya, pasti sebagian besar dari kita merasa sulit mengucapkan alhamdulillah saat menghadapi kesulitan.
Coba bayangkan, saat kita puasa di tengah siang hari yang panas dan sedang naik motor di tengah jalan, tiba-tiba motor mogok dan tak mau menyala. Kesulitan ini bisa membuat hati kita merasa jengkel. Bukan alhamdulilah, tapi mungkin kita malah mengeluh.
Namun, mari kita ingat dan teguhi bahwa segala sesuatunya pasti terjadi atas izin Allah dan pasti akan selalu ada hikmah di balik setiap kejadian, termasuk motor mogok tadi. Jangan berburuk sangka pada Allah, tapi berpikirlah positif bahwa setiap kesulitan akan mendatangkan kebaikan.
Contohnya dengan motor mogok tadi, apa hikmah yang bisa diambil? Kita bisa berlatih sabar, kita bisa berjalan mencari bengkel dan menganggapnya sebagai olahraga. Ketika menemukan bengkel, berarti kita juga menjadi perantara rezeki bagi si pemilik bengkel.
Tak hanya itu, di tengah kesulitan, pasti masih ada nikmat-nikmat lain yang bisa kita rasakan. Saat motor mogok, ucapkan alhamdulillah karena kita masih punya uang untuk memperbaiki motor di bengkel.
Ucapkan alhamdulillah karena kita masih diberi tubuh yang sehat sehingga tetap kuat menuntun motor. Ucapkan alhamdulillah karena setiap kesulitan bisa menjadi peluang bagi kita untuk berbuat hal-hal baik dan menambah pahala.
Allah SWT berfirman:
“... Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran: 145).
Hadirin yang dirahmati Allah, marilah kita biasakan diri ini untuk selalu bersyukur dalam keadaan apa pun. Jika kita diberi kelapangan, gunakan untuk berbagi. Jika kita diuji, yakinlah bahwa ada hikmah di baliknya.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-Nya yang pandai bersyukur dan senantiasa mendapat keberkahan dalam hidup.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
4. Teks Ceramah tentang Bersyukur atas Kesehatan dan Waktu Luang
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai nikmat luar biasa. Di antara nikmat-nikmat yang Allah berikan, ada dua kenikmatan yang sering kita lupakan, yakni kesehatan dan waktu luang. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." (HR Bukhari, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa banyak orang tidak menyadari betapa berharganya kesehatan dan waktu luang hingga mereka kehilangan keduanya.
Kesehatan adalah nikmat besar yang dianugerahkan Allah kepada kita, tapi sering tidak kita sadari, sering dilupakan, bahkan kita gunakan untuk hal yang sia-sia. Ketika sehat, kita sering lalai dalam beribadah dan berbuat baik.
Begitu pula ketika memiliki waktu luang, kita justru mengisinya dengan hal yang kurang bermanfaat. Lalu, bagaimana cara kita bersyukur atas kesehatan dan waktu luang?
Pertama, gunakan kesehatan untuk beribadah. Ibadah bukan sebatas shalat, puasa, zikir, membaca Al-Quran, dan semacamnya, tetapi juga bersedekah dengan ilmu dan tenaga, menjalin tali silaturahmi, mencari nafkah untuk keluarga, mencari harta yang halal, dan masih banyak lagi.
Kedua, jaga kesehatan sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Caranya dengan mengonsumsi makanan yang baik dan halal, berolahraga, tidak makan berlebihan, serta menjaga kebersihan tubuh.
Ketiga, menggunakan waktu luang dengan ibadah dan hal yang bermanfaat. Misalnya, kita punya waktu luang setelah selesai bekerja, kita bisa gunakan untuk berzikir, membaca Al-Quran, atau membantu orang lain.
Tentu saja kita boleh mengisi waktu luang dengan tidur atau bersenda gurau dengan teman dan keluarga. Hal ini juga bisa bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah. Misalnya, berniat tidur demi menjaga kesehatan dan agar tubuh tidak terlalu lelah sehingga bisa beribadah dengan maksimal.
Saat hendak menghabiskan waktu dengan teman pun niatkan karena Allah karena menjalin tali silaturahmi juga dianjurkan di dalam Islam, tentunya dengan cara yang baik dan tidak melanggar batas agama.
Hadirin yang dirahmati Allah, mari kita sadari bahwa nikmat dari Allah sejatinya adalah amanah. Allah akan meminta pertanggungjawaban atas bagaimana kita menggunakan nikmat yang diberikan-Nya.
Jangan sampai kita baru merasakan pentingnya kesehatan setelah sakit dan baru menyesali waktu yang terbuang setelah kesibukan datang. Rasulullah SAW juga bersabda:
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara: masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum sakitmu, masa kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum kematianmu.” (HR. Al-Hakim).
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk memanfaatkan nikmat-Nya dengan sebaik-baiknya dan semoga kita menjadi hamba yang pandai bersyukur atas nikmat kesehatan dan waktu luang.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. Contoh Ceramah Singkat tentang Bersyukur dengan Hati, Lisan, dan Perbuatan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bersyukur merupakan salah satu akhlak yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Bersyukur adalah kunci kebahagiaan umat Islam karena Allah SWT berjanji akan menambahkan nikmat bagi orang-orang yang senantiasa bersyukur.
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim: 7).
Bersyukur tentunya bukan sekadar di bibir lewat ucapan alhamdulillah. Bersyukur setidaknya harus diwujudkan dalam tiga bentuk, yakni bersyukur dengan hati, lisan, dan juga perbuatan.
1. Bersyukur dengan hati
Bersyukur dengan hati berarti benar-benar menyadari bahwa semua nikmat yang kita peroleh berasal dari Allah SWT. Seorang muslim yang bersyukur akan selalu merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak mudah iri terhadap orang lain.
Ia yakin bahwa setiap nikmat adalah karunia dari Allah dan setiap ujian pasti memiliki hikmah. Meneguhi hal ini adalah menciptakan perasaan cinta dan rida terhadap Allah dengan segala ketentuannya.
2. Bersyukur dengan lisan
Bersyukur dengan lisan berarti mengucapkan pujian kepada Allah, salah satunya dengan membaca alhamdulillah atas setiap nikmat yang diberikan. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk selalu berbicara baik dan mengingatkan orang lain agar ikut bersyukur kepada Allah.
3. Bersyukur dengan perbuatan
Bentuk syukur yang paling nyata adalah dengan perbuatan. Artinya, kita menggunakan nikmat yang diberikan Allah untuk hal-hal yang baik dan sesuai dengan perintah-Nya. Jika diberi harta, maka kita bersedekah. Jika diberi ilmu, kita mengajarkannya. Jika diberi kekuatan, kita gunakan untuk membantu orang lain.
Hadirin yang dirahmati Allah, sebagai seorang muslim, kita harus senantiasa bersyukur dalam segala keadaan, baik dalam kondisi senang maupun kesulitan. Marilah kita membiasakan diri untuk bersyukur dengan hati, lisan, dan perbuatan agar hidup kita senantiasa diberkahi oleh Allah SWT.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
6. Ceramah tentang Bersyukur: Bahaya Kufur Nikmat
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hadirin yang dirahmati Allah, dalam kehidupan ini, Allah telah memberikan begitu banyak nikmat kepada kita, baik yang kita sadari maupun yang tidak.
Nikmat sehat, nikmat iman, nikmat keluarga, rezeki, dan masih banyak lagi. Namun, seringkali kita lupa untuk bersyukur atas semua itu. Padahal, syukur adalah kunci bertambahnya nikmat dan keberkahan dalam hidup kita.
Bersyukur harus diwujudkan dengan hati yang tulus, lisan yang senantiasa memuji Allah, dan perbuatan yang mencerminkan rasa terima kasih kita kepada-Nya. Dengan bersyukur, kita akan merasa lebih tenang, bahagia, dan tidak mudah mengeluh dengan keadaan.
Sebaliknya, kufur nikmat atau mengingkari nikmat Allah merupakan perbuatan yang sangat berbahaya. Orang yang kufur nikmat cenderung tidak pernah merasa cukup, selalu mengeluh, dan sulit untuk merasakan kebahagiaan.
Allah telah mengingatkan bahwa kufur nikmat akan membawa seseorang pada azab yang pedih. Salah satu contoh kufur nikmat adalah ketika seseorang diberi rezeki yang cukup, tapi masih merasa kurang dan membandingkan dirinya dengan orang lain.
Ketika kita memiliki motor yang bagus untuk berangkat bekerja, kita justru mengeluh dan iri pada mereka yang bisa naik mobil. Yang lebih celaka lagi adalah ketika kita marah pada Allah karena tidak memberi nikmat berupa mobil. Hati-hati, sikap ini berbahaya dan dibenci oleh Allah.
Ingatlah bahwa Allah selalu memberikan rezeki sesuai dengan kebutuhan masing-masing hamba-Nya. Yakinlah bahwa Allah selalu menyayangi kita dan semua yang terjadi adalah ketetapan terbaik dari Allah.
Jika kita diberi nikmat motor, bukan mobil, berarti Allah tahu bahwa kita memang lebih baik memakai motor. Bisa jadi ketika kita diberi mobil, kita malah tidak amanah dan menggunakannya untuk hal-hal yang tidak seharusnya. Maka kita harus yakin bahwa inilah kasih sayang Allah pada kita.
Cara terbaik untuk menghindari kufur nikmat adalah dengan membiasakan diri untuk bersyukur dalam segala kondisi. Rasulullah SAW mengajarkan agar kita melihat orang yang berada di bawah kita dalam urusan duniawi agar kita lebih bersyukur. Jangan malah melihat ke atas yang bisa membuat kita selalu merasa kurang.
Mari kita renungkan, apakah selama ini kita termasuk orang yang pandai bersyukur atau justru sering mengeluh dan kurang menghargai nikmat Allah? Mulai sekarang, mari tingkatkan rasa syukur agar Allah menambah keberkahan dalam hidup kita.
Semoga kita semua menjadi hamba yang senantiasa bersyukur dan terhindar dari sifat kufur nikmat. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
7. Ceramah tentang Bersyukur: Kisah Sahabat Nabi
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Rasulullah SAW telah mengajarkan kita untuk bersyukur dalam setiap keadaan. Ajaran ini pun diteladani oleh para sahabat Nabi di zaman dulu, salah satunya adalah Abdullah bin Zaid al-Jarmi atau yang dikenal dengan nama Abu Qilabah.
Nama Abu Qilabah sudah tak asing dalam dunia hadis. Ia adalah seorang perawi dari Bashrah yang banyak meriwayatkan hadis dari Anas bin Malik. Abu Qilabah juga dikenal sebagai ahli ibadah dan orang yang zuhud.
Abu Qilabah juga menjadi salah satu contoh bagaimana seharusnya seorang mukmin selalu bersyukur dalam berbagai kondisi, termasuk ketika menghadapi kesulitan.
Ada kisah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab ats-Tsiqot. Kisah ini terkait saat-saat terakhir Abu Qilabah yang penuh haru. Jadi, dikisahkan bahwa Abu Qilabah hijrah meninggalkan Bashrah ke Syam bersama anaknya.
Namun, di tengah perjalanan, Abu Qilabah mendapatkan musibah hingga akhirnya ia kehilangan kedua tangan dan kakinya. Kemudian, Abdullah bin Muhammad berkisah:
“Aku keluar menuju tepi pantai untuk memantau kawasan pantai (dari kedatangan musuh). Saat tiba di tepi pantai, tiba-tiba aku telah berada di sebuah dataran lapang. Di dataran tersebut ada sebuah kemah yang di dalamnya terdapat seseorang yang telah buntung kedua tangan dan kedua kakinya.”
Tak hanya kehilangan kedua tangan dan kakinya. Abdullah bin Muhammad juga mengungkapkan bahwa pendengaran orang itu sudah lemah, bahkan matanya pun rabun. Secara keseluruhan, nyaris tidak ada satu anggota tubuhnya yang bermanfaat, kecuali lisannya.
Saat itulah orang tersebut berkata:
“Ya, Allah. Tunjukilah aku agar aku bisa memuji-Mu, hingga aku dapat menjalankan rasa syukurku atas nikmat-nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku, dan Engkau sungguh telah melebihkan aku di atas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan.”
Saat itu, Abdullah bin Muhammad merasa heran, tapi juga merasa takjub. Abdullah bin Muhammad pun mendatangi orang tersebut karena penasaran dengannya. Setelah bertemu Abu Qilabah, Abdullah bin Muhammad pun bertanya kenapa berdoa seperti itu di tengah kondisinya yang terlihat menyedihkan.
Abu Qilabah pun menjawab, “Tak kau lihatkah yang sudah diperbuat Tuhanku kepadaku? Demi Allah, jika Ia mengirim petir kepadaku hingga membakar tubuhku, atau menggerakkan gunung-gunung untuk menindihku hingga meleburkan badanku, atau memerintahkan laut untuk menenggelamkan aku, atau memerintahkan bumi untuk melenyapkan tubuhku, oleh karena semua itulah, yang membuat aku senantiasa bersyukur kepada-Nya. karena Ia sudah memberikan nikmat kepadaku berupa lisanku ini.”
Singkat cerita, Abu Qilabah sempat meminta tolong kepada Abdullah bin Muhammad untuk mencari kabar tentang anaknya yang sudah membantunya selama ini. Namun, ternyata anak tersebut telah meninggal.
Abdullah bin Muhammad lantas mengabarkan hal itu kepada Abu Qilabah. Saat itu juga Abu Qilabah berkata:
“Segala puji bagi Allah yang tak menciptakan untukku keturunan yang bermaksiat kepada-Nya, lalu Ia menyiksanya dengan api neraka.”
Setelahnya itu ia berkata, ”Inna lillah wa inna ilaihi rojiun,” disusul dengan menarik nafas panjang dan akhirnya wafat.
Setelah mengurus jenazah Abu Qilabah, Abdullah bin Muhammad sempat bermimpi dalam tidurnya. Ia melihat Abu Qilabah di taman surga dan bertanya bagaimana ia mendapatkan semua itu.
Abu Qilabah pun menjawab: “Sesungguhnya Allah menyiapkan derajat kemuliaan yang tinggi, yang tak dapat dicapai, kecuali dengan sikap sabar ketika diberi cobaan, dan rasa syukur jika dalam situasi lapang, dan tentram bersama dengan rasa takut kepada Allah, baik dalam kondisi sendirian atau di depan banyak orang.”
Hadirin sekalian, kisah Abu Qilabah mengajarkan kita bahwa rasa syukur tidak boleh bergantung pada keadaan, tetapi harus selalu ada dalam hati, lisan, dan perbuatan.
Mari kita belajar dari kisah Abu Qilabah. Janganlah kita mudah mengeluh atas cobaan yang kita hadapi. Sebaliknya, mari kita jadikan setiap ujian sebagai ladang pahala dan kesempatan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
8. Ceramah tentang Bersyukur sebagai Ciri Orang Bertakwa
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bersyukur adalah salah satu sifat utama yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Tidak hanya sekadar bentuk pengakuan terhadap nikmat yang Allah berikan, tetapi juga sebagai bukti ketakwaan seorang hamba.
Orang yang bertakwa adalah mereka yang selalu menyadari bahwa segala sesuatu yang mereka miliki berasal dari Allah dan harus disyukuri. Terlebih, ada begitu banyak nikmat yang jumlahnya tidak bisa kita hitung.
“Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An Nahl: 18)
Dengan begitu banyak nikmat yang kita terima, sudah sepantasnya kita untuk selalu bersyukur atas pemberian Allah. Bersyukur tentunya harus berasal dari hati. Penuhi hati kita dengan rasa terima kasih kepada Allah.
Ungkapkan rasa terima kasih itu melalui ucapan, yaitu dengan membaca alhamdulillah dan puji-pujian bagi Allah SWT. Yang paling utama, wujudkan rasa syukur kita dengan amal atau tindakan nyata, yakni menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan dan ketaatan kepada-Nya.
Salah satu contoh dari rasa syukur yang tinggi adalah Nabi Sulaiman AS. Meskipun diberi kerajaan serta kekayaan yang melimpah, termasuk mukjizat yang luar biasa, beliau tetap rendah hati dan berkata:
“... Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau berbuat kufur….” (QS. An-Naml: 40).
Dari Nabi Sulaiman kita belajar bahwa semakin banyak nikmat yang kita terima, semakin besar pula tanggung jawab kita untuk bersyukur. Seorang mukmin yang bertakwa tidak akan sombong atas nikmat yang diberikan, melainkan menggunakannya untuk beribadah dan berbuat baik kepada sesama.
Di sisi lain, ketika kita mendapatkan kesulitan, kita juga harus tetap bersyukur karena masih banyak nikmat-nikmat dari Allah yang kita rasakan. Hal ini pun diajarkan oleh Rasulullah SAW.
“Dan jika datang kepada beliau (Rasulullah SAW) sesuatu yang tidak menyenangkan, yaitu kesusahan dan kesulitan maka beliau mengucapkan: ‘Alhamdulillah ‘ala kulli hal (segala puji bagi Allah dalam semua keadaan).” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi)
Hadirin yang dirahmati Allah, mari kita senantiasa meningkatkan rasa syukur dalam kehidupan kita. Dengan bersyukur, hati menjadi lebih tenang, hidup menjadi lebih berkah, dan yang terpenting, kita semakin dekat dengan Allah.
Syukur adalah bukti cinta kita kepada Allah. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur dan memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
9. Ceramah tentang Bersyukur dan Keutamaannya
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto
Bersyukur adalah salah satu bentuk amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Syukur bukan sekadar mengucapkan alhamdulillah, tetapi juga melibatkan hati yang ikhlas, lisan yang memuji Allah, dan perbuatan yang mencerminkan rasa terima kasih kepada-Nya.
Keutamaan bersyukur sangatlah besar, karena dengannya nikmat akan semakin bertambah dan kehidupan menjadi lebih berkah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ibrahim ayat 7:
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim: 7).
Dengan bersyukur, berarti kita juga mematuhi perintah Allah SWT seperti yang tercantum dalam surah Al Baqarah ayat 152:
“Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
Keutamaan lainnya adalah bersyukur bisa mendatangkan rida Allah SWT. Dengan banyak-banyak bersyukur, Allah akan semakin menyayangi kita. Sebaliknya, ketika kita kufur nikmat, Allah tidak rugi sama sekali, justru kitalah yang merugi karena kehilangan rida Allah.
“Jika kamu kufur, sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu. Dia pun tidak meridai kekufuran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridai kesyukuranmu itu…” (QS. Az Zumar: 7)
Keutamaan berikutnya dari bersyukur adalah mampu menghindarkan kita dari azab Allah. Hal ini dijanjikan oleh Allah SWT dalam firman-Nya di surah An Nisa ayat 147:
“Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nisa ayat 147).
Bersyukur kepada Allah sesungguhnya menciptakan kedamaian dalam hati dan ketenangan dalam hidup. Oleh karena itu, kisa sebagai seorang muslim sudah sepatutnya selalu bersyukur atas semua nikmat-nikmat Allah.
Bersyukur tentunya juga akan membuat kita semakin dekat dengan Allah. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur dan mendapatkan keutamaannya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
10. Materi Ceramah tentang Bersyukur di bulan Ramadhan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan dan ampunan. Sebagai umat Islam, kita seharusnya bersyukur atas kesempatan yang diberikan Allah untuk menjalani bulan yang mulia ini.
Setelah satu tahun berlalu, kita kembali berjumpa dengan Ramadhan, kita kembali memiliki kesempatan untuk menumpuk pahala dan menghapus dosa-dosa yang telah lalu. inilah salah satu nikmat luar biasa yang Allah anugerahkan kepada kita.
Bersyukur di bulan Ramadhan tentunya bukan hanya di bibir atau dengan ucapan, tetapi juga melalui perbuatan. Salah satu cara bersyukur di bulan suci ini adalah dengan memperbanyak ibadah.
Kita dapat meningkatkan kualitas shalat, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan memperbanyak doa. Allah telah memberikan kita waktu yang sangat istimewa di bulan ini untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Maka, kita maksimalkan setiap detik di bulan ini dengan berbagai amalan kebaikan. Kita gunakan seluruh nikmat Allah, termasuk materi, waktu, dan kesehatan fisik, untuk berbuat baik demi mendapatkan rida Allah SWT.
Salah satu contohnya adalah dengan bersedekah. Kita memiliki kelebihan uang, kita memiliki tenaga, kita punya ilmu yang bermanfaat, maka kita syukuri semua nikmat itu dengan menyedekahkannya kepada orang lain.
Kita bisa menyumbang dengan uang, kita bisa membantu orang lain dengan tenaga yang dimiliki, atau menyebarkan ilmu agar wawasan yang kita punya bisa bermanfaat bagi sekitar.
Cara lain untuk bersyukur adalah dengan menjaga lisan dan perilaku. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi juga menjaga diri dari perkataan serta perbuatan yang tidak baik. Seorang muslim yang bersyukur akan selalu berusaha menjaga lisannya dari ghibah, fitnah, maupun perkataan yang sia-sia.
Bersyukur juga bisa diwujudkan dengan memperbaiki hubungan dengan sesama. Bulan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk saling memaafkan, mempererat tali silaturahmi, dan menjauhi segala bentuk permusuhan.
Jemaah yang dirahmati Allah, jangan sampai kita menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Allah ini dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Mari perbanyak ibadah dan amal kebaikan agar Ramadhan kita menjadi lebih bermakna. Inilah bentuk syukur yang sebenarnya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur atas nikmat Ramadhan yang diberikan Allah, dan semoga Allah menerima amal ibadah kita di bulan suci ini. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
11. Ceramah tentang Bersyukur atas Nikmat Iman dan Islam
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Ilustrasi iman pada Allah. foto/istockphoto
Bersyukur sudah sepatutnya menjadi bagian dari kehidupan seorang muslim. Di antara sekian banyak nikmat yang Allah berikan kepada manusia, nikmat iman dan Islam adalah nikmat yang paling besar. Namun, apa maksud dari nikmat iman dan Islam?
Berbicara tentang nikmat dan rezeki, kita biasanya akan langsung berpikir tentang hal-hal duniawi, mulai dari uang, rumah, kendaraan, kesehatan, dan semacamnya. Padahal, nikmat iman dan Islam jauh lebih besar dari itu semua.
Allah SWT berfirman:
“... Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu…” (QS. Al-Ma'idah: 3).
Islam adalah agama atau ajaran dari Allah yang menjadi petunjuk sempurna bagi umat manusia. Islam mengajarkan kebaikan, keadilan, serta kasih sayang.
Sementara itu, orang-orang mempercayai Allah dan ajarannya disebut sebagai orang beriman atau mukmin. Keimanan ini pun termasuk nikmat yang besar.
Nikmat iman adalah anugerah berupa keyakinan yang teguh dalam hati seseorang terhadap keberadaan dan keesaan Allah, kebenaran ajaran Islam, serta kepercayaan kepada rukun iman (iman pada Allah, malaikat, kitab-kitab, nabi dan rasul, hari kiamat, serta takdir).
Lantas, kenapa keimanan ini termasuk nikmat yang besar? Karena dengan mengimani dan mempercayai Allah beserta ajaran Islam, maka kita memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan rida Allah dan meraih surga-Nya.
Bersyukur atas nikmat iman dan Islam dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, bersyukur dengan hati, yaitu dengan meyakini bahwa iman dan Islam adalah anugerah terbesar dari Allah.
Kedua, bersyukur dengan lisan, yaitu dengan banyak mengucapkan hamdalah dan memperbanyak zikir kepada Allah. Ketiga, bersyukur dengan perbuatan, yaitu dengan menjalankan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya.
Sebagai seorang muslim, kita juga harus menjaga dan meningkatkan keimanan kita. Salah satu caranya adalah dengan terus menuntut ilmu agama, memperbanyak ibadah, serta menjauhi segala bentuk maksiat yang dilarang oleh Allah SWT.
Kita juga harus bersyukur karena Allah telah menjadikan kita bagian dari umat Nabi Muhammad SAW. Maka, mari kita selalu bersyukur dengan menjaga keimanan kita, mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, serta mengajak orang lain untuk bersama-sama melangkah di jalan kebenaran.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur dan tetap istiqamah dalam keimanan hingga akhir hayat. Aamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Itulah beberapa contoh ceramah tentang bersyukur yang dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi. Rasa syukur membantu kita untuk selalu melihat sisi positif dalam setiap keadaan serta semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Semoga ceramah-ceramah tersebut dapat memberikan motivasi bagi kita semua untuk selalu menghargai setiap nikmat yang telah diterima.
tirto.id - Edusains
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani