5 Dalil I tikaf Ramadhan di Al-Qur an dan Hadis

10 hours ago 8

tirto.id - Dalil i'tikaf menjadi dasar dari pelaksanaan ibadah tersebut bagi umat Islam. Apa itu i'tikaf dan dalil-dalil yang melandasinya?

I'tikaf dari bahasa Arab dengan arti "I’tikafa-ya’takifu-i’tikafan" yang bermakna tinggal di suatu tempat. Berdasarkan istilahnya, i'tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala melalui ibadah seperti zikir, bertasbih, dan sebagian

I'tikaf menjadi salah satu amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan di 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Tujuan i'tikaf adalah untuk meninggalkan kesibukan dunia dalam beberapa waktu dan mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Kumpulan Dalil tentang I'tikaf Ramadhan

Hukum dari i'tikaf adalah sunah atau dianjurkan pengerjaannya. Sebenarnya, i'tikaf dapat dilakukan kapan pun, namun waktu paling utama untuk beri'tikaf adalah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Apa dalil tentang itikaf? Dalil tentang i'tikaf dapat ditemukan dalam Al-Qur'an dan hadis. Ayat Al-Quran tentang itikaf ditemukan pada surah Al-Baqarah ayat 187 sebagai berikut:

فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ – ١٨٧

Artinya: “ ... Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa,” (QS. Al Baqarah [2]:187)

Dalam ayat tersebut turut dijelaskan bahwa i'tikaf dilakukan di masjid. Tidak ada ketentuan harus di masjid tertentu saat i'tikaf.

Sementara itu, dalil hadis tentang i'tikaf lebih banyak lagi. Hadis-hadis tersebut membicarakan mulai dari kebiasaan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang sangat memperhatikan i'tikaf di 10 malam terakhir Ramadhan, hingga ketentuan yang perlu diperhatikan.

Daftar hadis tentang i'tikaf di bulan Ramadhan sebagai berikut:

1. Hadis dari Aisyah radhiyallahu anha tentang i'tikaf dilakukan Nabi Muhammad dan sepeninggalnya

Aisyah berkata, “Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istrinya mengerjakan i'tikaf sepeninggal beliau,” (H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu tentang lama i'tikaf di bulan Ramadhan

Abu Hurairah berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri’tikaf selama dua puluh hari." (HR. Bukhari no. 2044)

3. Hadis dari Aisyah radhiyallahu anha tentang kebolehan wanita ikut i'tikaf

Aisyah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan. Apabila selesai dari shalat shubuh, beliau masuk ke tempat khusus i’tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian Aisyah radhiyallahu anha meminta izin untuk bisa beri’tikaf bersama beliau, maka beliau mengizinkannya.” (HR. Bukhari no. 2041)

4. Hadis dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu anhu tentang i'tikaf untuk mencari malam lailatul qadar

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Aku pernah melakukan i’tikaf pada sepuluh hari Ramadhan yang pertama. Aku berkeinginan mencari malam lailatul qadar pada malam tersebut. Kemudian aku beri’tikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa lailatul qadar itu di sepuluh hari yang terakhir. Siapa saja yang ingin beri’tikaf di antara kalian, maka beri’tikaflah.” Lalu di antara para sahabat ada yang beri’tikaf bersama beliau. (HR. Bukhari no. 2018 dan Muslim no. 1167)

Apa Saja Hikmah I'tikaf di Bulan Ramadhan?

I'tikaf adalah ibadah yang penuh keberkahan. Bagi umat Islam yang mengerjakannya, ada beberapa hikmah yang bisa didapatkan yaitu:

1. Hati cenderung lebih khusyuk untuk beribadah karena i'tikaf adalah aktivitas yang menyengaja diri untuk lebih dekat dengan Allah.

2. Menyibukkan malam untuk melakukan berbagai aktivitas demi menggapai rida Allah. Seseorang akan salat, zikir, membaca Al-Qur’an, dan lainnya yang ditujukannya untuk mendapatkan balasan kebaikan dari Allah.

3. Pikiran lebih mudah berkonsentrasi saat beribadah.

4. Jumlah dan macam ibadah yang akan dikerjakan selama i'tikaf jauh lebih banyak dari hari biasa.

5. Seseorang menjadi mudah untuk melakukan introspeksi atas diri sendiri (muhasabah) dan bertafakur yang bisa memunculkan kemantapan hati untuk bertobat atas segala dosa dan kemaksiatan.

6. Berpeluang mendapatkan malam lailatul qadar yang datangnya diperkirakan pada 10 malam terakhir Ramadhan.

7. Doa lebih berpeluang untuk dikabulkan.

Surah Apa Saja yang Dibaca saat Itikaf?

Tidak ada ketentuan dari dalil mengenai surah apa saja dalam Al-Qur'an yang perlu dibaca ketika i'tikaf. Orang yang beri'tikaf bisa membaca surah apa pun saat salat atau pun membaca Al-Qur'an.

Kendati demikian, ada doa tertentu yang dianjurkan untuk dipanjatkan lebih sering terutama ketika mendapati malam lailatul qadar yang berada di 10 malam terakhir Ramadhan. Doa tersebut yaitu:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni

Artinya: "Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf (menghapus kesalahan), karenanya maafkanlah aku (hapuslah dosa-dosaku).”

Doa tersebut bersumber dari hadis Aisyah radhiyallahu anha. Aisyah berkata:

“Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yaitu jika saja aku tahu bahwa suatu malam adalah malam lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu alaihi wa sallam, “Berdoalah: 'Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni'." (HR. Tirmidzi, no. 3513 dan Ibnu Majah, no. 3850. Abu ‘Isa At-Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan sahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan hadis ini sahih).


tirto.id - Edusains

Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |