tirto.id - Cara membuat aplikasi merupakan topik yang semakin banyak diperbincangkan seiring pesatnya perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI).
Tidak hanya menjadi keterampilan yang dibutuhkan di dunia industri, pemrograman aplikasi hingga AI kini mulai diperkenalkan di lingkungan pendidikan, bahkan ditargetkan dapat dikuasai oleh siswa sejak usia dini.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk membuat aplikasi bukan hal yang eksklusif bagi kalangan tertentu.
Namun demikian, pertanyaan yang kerap muncul adalah bagaimana cara membuat aplikasi sederhana bagi pemula? Apakah diperlukan kemampuan teknis tingkat lanjut, atau dapatkah dilakukan secara mandiri dengan dukungan platform yang tersedia saat ini?
Artikel ini akan membahas cara membuat aplikasi, termasuk cara membuat aplikasi sendiri serta langkah-langkah praktis untuk menciptakan aplikasi sederhana yang fungsional dan bermanfaat.
ANAK BELAJAR AI CODING. foto/istockphoto
Apa Itu Aplikasi?
Sebelum membahas cara membuat aplikasi bagi pemula, penting untuk mengetahui pengertian dari aplikasi itu sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aplikasi adalah program komputer yang dirancang untuk melakukan tugas tertentu.
Dalam konteks digital modern, aplikasi merujuk apda perangkat lunak yang berjalan di berbagai perangkat seperti komputer, smartphone, atau tablet, dengan tujuan memberikan kemudahan dan efisiensi bagi penggunanya.
Dengan demikian, ketika membahas cara membuat aplikasi, artinya kita tengah mempelajari proses merancang, membangun, dan mengimplementasikan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tertentu.
Baik dalam skala besar maupun dalam bentuk aplikasi sederhana, keterampilan ini sangat relevan di era digital saat ini.
Terlebih lagi, berbagai sumber dan platform telah mempermudah proses cara membuat aplikasi sendiri, bahkan untuk mereka yang belum memiliki latar belakang teknis sekalipun.
ANAK BELAJAR AI CODING. foto/istockphoto
Cara Membuat Aplikasi Sederhana yang Bisa Dilakukan Oleh Pemula
Proses pembuatan aplikasi pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan yang dapat diikuti siapa saja, termasuk pemula.
Saat ini, tersedia berbagai sumber daya dan alat bantu yang memungkinkan seseorang untuk membuat aplikasi dari tahap paling dasar.
Dilansir dari situs ThinkMobile, pendekatan sistematis sangat membantu dalam membangun aplikasi, baik untuk keperluan pribadi, bisnis, maupun pendidikan.
Berikut adalah langkah-langkah cara membuat aplikasi sederhana yang dapat diterapkan oleh pemula:
1. Menentukan Ide Aplikasi
Langkah pertama cara membuat aplikasi sendiri adalah menentukan ide yang relevan. Ide aplikasi sebaiknya berangkat dari kebutuhan nyata yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, aplikasi untuk mencatat keuangan pribadi, pengingat waktu belajar, pengingat minum air, atau alat bantu manajemen tugas.
Menurut ThinkMobiles, ide yang baik biasanya lahir dari pengalaman pengguna atau solusi atas permasalahan yang sering dihadapi.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan riset kecil mengenai kebutuhan target pengguna sebelum mulai mengembangkan aplikasi.
Coba tanyakan pada dirimu sendiri, aplikasi seperti apa yang kamu butuhkan tapi belum tersedia, atau masih kurang praktis?
2. Menentukan Platform: Android, iOS, atau Web
Setelah memiliki ide, tentukan platform tempat aplikasi akan dijalankan. Apakah ingin mengembangkan aplikasi untuk Androis, iOS, atau berbasis web?
Bagi para pemula, disarankan untuk membuat aplikasi dari satu platform terlebih dahulu, seperti Android, karena ekosistemnya lebih terbuka dan dokumentasinya luas.
3. Membuat Kerangka Aplikasi
Kerangka atau wireframe merupakan gambaran visual dari struktur aplikasi. Dilansir dari laman Dicoding, pembuatan wireframe dilakukan untuk merancang alur penggunaan dan menentukan letak teks, tombol, dan berbagai elemen lainnya.
Dengan adanya wireframe, pengembangan aplikasi dapat dibangun dengan lebih mudah karena terdapat konsep yang jelas terkait aplikasi yang dikembangkan.
Pembuatan wireframe juga bisa dilakukan secara manual yaitu dengan menggambar pada kertas putih kosong, atau bisa juga menggunakan beberapa tools seperti Figma, Zeppelin, Cacoo, Jumpchart, Adobe Ilustrator, dan sejenisnya.
4. Memilih Alat Pengembangan (Development Tools)
Setelah memiliki kerangka (wireframe) yang terkonsep dengan jelas, saatnya memilih alat pengembangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan pengguna.
Terdapat beragam development tools yang bisa dipilih untuk mewujudkan konsep yang telah dibuat menjadi sebuah aplikasi.
Bagi pemula yang belum memiliki pengalaman coding, tersedia platform no-code atau low-code seperti Thunkable, Kodular, dan MIT App Inventor.
Platform ini memungkinkan pengguna membangun aplikasi dengan sistem tarik dan lepas (drag-and-drop), tanpa perlu menulis kode secara manual.
Sementara itu, bagi pengguna yang ingin belajar coding atau sudah memiliki dasar pemrograman, dapat memilih framework seperti Flutter atau React Native, yang memerlukan penulisan kode tetapi tetap menawarkan kemudahan karena bisa digunakan untuk membuat aplikasi Android dan iOS sekaligus.
Perlu diketahui juga bahwa ada alat pengembangan lain yang disebut IDE (Integrated Development Environment), seperti Android Studio, Xcode, atau Visual Studio.
IDE ini biasanya digunakan oleh pengembang profesional karena mendukung berbagai bahasa pemrograman dan fitur pengembangan lanjutan.
Untuk pengembangan web atau desktop, terdapat pula PyCharm, WebStorm, atau Jupyter Notebook yang masing-masing mendukung bahasa pemrograman tertentu.
Pemilihan alat pengembangan sebaiknya disesuaikan dengan tingkat pengalaman, kebutuhan aplikasi, dan jenis platform yang ingin dituju.
Bagi pemula, memulai dari platform yang lebih sederhana akan memudahkan proses belajar dan menghindari kebingungan di tahap awal.
anak belajar coding. foto/istockphoto
5. Mulai Proses Pengembangan Aplikasi
Setelah memilih alat pengembangan yang sesuai, langkah berikutnya dalam cara membuat aplikasi adalah mulai membangun fitur-fitur dasar sesuai ide dan desain awal.
Jika menggunakan platform no-code seperti Thunkable atau Kodular, pengguna dapat langsung menyusun tampilan dan fungsi aplikasi dengan sistem tarik dan lepas (drag-and-drop).
Metode ini sangat cocok bagi pemula yang ingin mencoba cara membuat aplikasi sederhana tanpa perlu memahami bahasa pemrograman terlebih dahulu.
Sementara itu, bagi yang memilih menggunakan framework seperti Flutter, atau IDE seperti Android Studio dan Xcode, maka proses pengembangan dilakukan dengan menulis kode.
Hal ini merupakan pendekatan yang lebih teknis dan cocok untuk yang ingin mempelajari cara membuat aplikasi sendiri secara lebih mendalam dan fleksibel.
Mulailah dengan membangun fitur utama, seperti tampilan awal, tombol navigasi, atau input data. Dengan menyusun bagian demi bagian secara bertahap, pengguna akan lebih mudah memahami alur kerja dalam proses cara membuat aplikasi secara keseluruhan.
6. Melakukan Uji Coba (Testing) Aplikasi
Setelah proses pengembangan selesai, tahap selanjutnya dalam cara membuat aplikasi sendiri adalah melakukan uji coba untuk memastikan semua fitur berjalan sesuai rencana.
Pengujian ini merupakan bagian penting dari setiap proses cara membuat aplikasi, baik yang bersifat kompleks maupun cara membuat aplikasi sederhana.
Pada platform visual seperti Thunkable atau MIT App Inventor, uji coba dapat dilakukan langsung melalui fitur pratinjau atau aplikasi pendukung di perangkat seluler.
Sedangkan untuk pengguna IDE seperti Android Studio atau Xcode, pengujian bisa dilakukan melalui emulator atau dengan memasang aplikasi langsung ke perangkat.
Pastikan seluruh fitur diuji satu per satu, mulai dari tampilan antarmuka, respons tombol, hingga penyimpanan data. Jika ditemukan bug atau kesalahan, perbaikan bisa dilakukan sebelum aplikasi dipublikasikan.
Langkah ini bertujuan agar pengguna akhir memperoleh pengalaman terbaik saat menggunakan aplikasi yang telah Anda buat.
6. Melakukan Uji Coba Aplikasi
Setelah proses pengembangan selesai, tahap selanjutnya dalam cara membuat aplikasi sendiri adalah melakukan uji coba untuk memastikan semua fitur berjalan sesuai rencana.
Pengujian ini merupakan bagian penting dari setiap proses cara membuat aplikasi, baik yang bersifat kompleks maupun cara membuat aplikasi sederhana.
Pada platform visual seperti Thunkable atau MIT App Inventor, uji coba dapat dilakukan langsung melalui fitur pratinjau atau aplikasi pendukung di perangkat seluler.
Sedangkan untuk pengguna IDE seperti Android Studio atau Xcode, pengujian bisa dilakukan melalui emulator atau dengan memasang aplikasi langsung ke perangkat.
Pastikan seluruh fitur diuji satu per satu, mulai dari tampilan antarmuka, respons tombol, hingga penyimpanan data. Jika ditemukan bug atau kesalahan, perbaikan bisa dilakukan sebelum aplikasi dipublikasikan. Langkah ini bertujuan agar pengguna akhir memperoleh pengalaman terbaik saat menggunakan aplikasi yang telah Anda buat.
Kemampuan untuk menciptakan aplikasi kini bukan lagi sesuatu yang terbatas pada kalangan profesional. Dengan tersedianya berbagai platform dan sumber daya pembelajaran, siapa pun dapat mempelajari cara membuat aplikasi, termasuk cara membuat aplikasi sendiri yang sederhana namun fungsional.
Langkah-langkah dalam artikel ini diharapkan dapat membantu pembaca memahami proses dasar dalam pembuatan aplikasi, serta memotivasi untuk terus mengeksplorasi potensi yang dimiliki.
Cara membuat aplikasi sederhana bukan hanya menjadi tren, tetapi juga keterampilan penting di era digital yang patut dikuasai oleh siapa saja.
tirto.id - Byte
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Yulaika Ramadhani