Sejarah Perlawanan Aceh Terhadap Portugis: Sebab dan Kronologi

18 hours ago 13

tirto.id - Sejarah Perlawanan Aceh terhadap Portugis telah terjadi sejak abad ke-14 Masehi. Kronologi ditandai dengan daerah Aceh yang menjadi tujuan perdagangan, tepatnya ketika Portugis menguasai Malaka pada 1511 silam.

Perlu diketahui bahwa Portugis merupakan bangsa Eropa yang turut melakukan perjalanan samudera ke Nusantara. Alfonso de Alburquerque yang kala itu memimpin rombongan, mendarat mulus dan punya kekuatan di Malaka.

Di wilayah-wilayah yang dikunjunginya, termasuk Malaka dan Aceh, Portugis berniat melakukan penaklukkan. Adapun sejarah Aceh melawan Portugis tidak terlepas dari penguasaan perdagangan rempah-rempah tersebut.

Latar Belakang Perlawanan Aceh Terhadap Portugis

Bumi Serambi Mekkah yang kala itu merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam memiliki bandar perdagangan yang ramai. Bahkan, wilayahnya kerap diklaim bersaing dengan Malaka.

Portugis menganggap Kesultanan Aceh Darussalam sebagai ancaman terhadap posisi mereka di Malaka. Pemikiran tersebut kemudian direalisasikan Portugis dengan bentuk penyerangan pada 1523 silam.

Dikutip dari buku Perlawanan Tokoh-tokoh Masyarakat Aceh Terhadap Rezim Kolonial Belanda (2002), serangan tersebut dapat dipatahkan Aceh. Selama itu, Portugis resmi menjadi musuh Kesultanan Aceh Darussalam yang saat itu dipimpin Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528).

Secara garis besar, penyebab terjadinya perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis adalah sebagai berikut:

  • Ambisi Portugis yang ingin memonopoli perdagangan di wilayah Aceh.
  • Portugis melarang orang-orang Aceh berlayar untuk berdagang melewati Laut Merah.
  • Penangkapan kapal-kapal Aceh oleh Portugis.

Sehubungan dengan latar belakang perlawanan, Portugis memburu kapal-kapal dagang Aceh di Laut Merah pada 1524-1525. Dikutip dari buku Sejarah Indonesia Kelas XI (2014), Aceh melakukan langkah berikut.

  • Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan seperti meriam dan menempatkan prajurit untuk pengawalan.
  • Mendatangkan bantuan persenjataan, tentara, dan tenaga-tenaga ahli dari Turki.
  • Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut (India) dan Jepara.

Pada 1568, pasukan Kesultanan Aceh Darussalam menyerang Portugis di Malaka. Namun serangan ini gagal lantaran kekuatan militer Portugis lebih tangguh.

Setahun berikutnya, Portugis menyerang balik Aceh dengan hasil nihil. Sementara Kesultanan Aceh Darussalam beserta rakyatnya terus melakukan perlawanan kepada Portugis yang memonopoli perdagangan di Selat Malaka.

Kronologi Perlawanan di Era Sultan Iskandar Muda

Rakyat Aceh kembali menyerang Portugis pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Oleh sebab itu, kita dapat mencantumkan Iskandar Muda sebagai salah satu tokoh perlawanan Aceh terhadap Portugis.

Serangan pada 1629 itu mampu membuat Portugis di Malaka kewalahan. Kesultanan Aceh Darussalam mempersiapkan armada laut yang mampu menampung prajurit hingga berkapasitas 800 orang.

Armada Kesultanan Aceh merapat di Sumatera Timur dan Sumatera Barat, kemudian meluncurkan serangan ke Malaka. Kendati semua kekuatan telah dilancarkan, namun serangan belum mampu mengusir Portugis.

Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA: Sejarah Indonesia Kelas XI (2020), Aceh tidak hanya melakukan serangan fisik. Sultan Iskandar Muda juga melakukan blokade perdagangan agar kekuatan Portugis di Malaka mengalami keterbatasan barang.

Hanya saja, rencana ini terkendala lantaran adanya beberapa raja kecil yang tetap berdagang dengan pihak Portugis. Mereka melakukan transaksi secara diam-diam karena memerlukan uang.

Lantaran kebijakan blokade tidak berhasil sepenuhnya, Kesultanan Aceh Darussalam melakukan langkah lanjutan berikut.

  • Aceh menjalin hubungan dengan Turki, Persia, dan Gujarat (India).
  • Aceh memperoleh bantuan yaitu kapal, prajurit, dan makanan dari komunitas muslim di Jawa.
  • Kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi persenjataan yang memadai dan prajurit tangguh.
  • Meningkatkan kerja sama dengan Kesultanan Demak di Jawa dan Kesultanan Gowa di Makassar.

Sebenarnya tidak ada pemenang dalam pertikaian antara Aceh kontra Portugis. Pada 1641, kekuasaan Portugis di Malaka melemah seiring kehadiran VOC dari Belanda yang kemudian merebut wilayah itu.


tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yuda Prinada

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |