tirto.id - Mertua yang suka ikut campur dengan urusan rumah tangga anaknya bisa menjadi penyebab retaknya hubungan keluarga. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui ciri-ciri mertua ikut campur agar bisa segera mengatasinya.
Tentu ada alasan tersendiri kenapa mertua sering merecoki keluarga anak dan menantunya. Sebagian mungkin memiliki tujuan yang baik walau caranya salah, tapi tak sedikit pula yang dipicu oleh rasa cemburu terhadap sang menantu.
Apa pun alasannya, keterlibatan mertua dalam rumah tangga sang anak harus memiliki batasan yang jelas. Jika mertua terlalu sering ikut campur, pastinya anak dan menantu bisa menjadi stres, tidak percaya diri, atau yang paling parah bisa menyebabkan rumah tangganya berantakan.
Butuh kesabaran sekaligus ketegasan dari pihak anak untuk mengatasi masalah ini. Namun, pastikan untuk tidak emosional dalam menghadapi sang mertua demi menghindari pertengkaran.
7 Ciri-Ciri Mertua yang Suka Ikut Campur
Mertua yang sering ikut campur masalah rumah tangga anaknya bisa jadi mimpi buruk bagi siapa saja. Mulai dari selalu kepo dengan urusan anaknya hingga suka memaksa, berikut ciri-ciri mertua ikut campur:
1. Kepo atau Selalu Ingin Tahu Urusan Anak
Ciri-ciri mertua selalu ikut campur yang pertama adalah selalu ingin tahu urusan rumah tangga anaknya. Mertua mungkin merasa bahwa dirinya harus selalu terlibat, kalau bisa jadi pemeran utama, dalam segala urusan rumah tangga anaknya.
Mertua seperti ini biasanya sering memberikan pertanyaan detail, termasuk kondisi finansial seperti pemasukan dan pengeluaran bulanan. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini tentunya cukup sensitif dan pastinya akan membuat anak/menantu merasa jengah.
2. Ikut Mengatur Urusan Rumah Tangga
Ciri ciri mertua ikut campur yang kedua adalah sering mengatur banyak hal dalam keluarga anaknya. Misalnya ikut mengatur keuangan, menyuruh anak atau menantu menggunakan pola asuh tertentu pada cucunya, menentukan jadwal liburan, dan masih banyak lagi.
Sebagai orang tua, tentu sang mertua merasa bahwa dirinya jauh lebih berpengalaman dan merasa dirinya paling tahu segalanya. Tak hanya itu, mertua bisa merasa berkuasa atas anaknya sehingga menganggap dirinya berhak untuk mengatur rumah tangga sang anak.
3. Sering Mengkritik
Salah satu ciri-ciri mertua ikut campur yang juga sering ditemui adalah suka sekali memberikan kritikan, baik terhadap anak maupun menantu. Jika kritikan tersebut bertujuan baik dan hanya dilontarkan sesekali ketika melihat anak atau menantunya berbuat salah, tentu hal ini bukan sesuatu yang buruk.
Sayangnya, banyak mertua yang memberi kritikan dalam segala hal, bahkan untuk hal-hal yang sepele. Misalnya mengkritik soal rumah, aktivitas sehari-hari, pola asuh anak, pekerjaan, dan lain sebagainya. Hal ini semakin berpotensi menimbulkan konflik jika mertua sengaja mengkritik dengan cara yang pedas atau dilakukan di depan banyak orang.
4. Memberi Saran Tanpa Diminta
Tak hanya mengkritik, mertua yang suka ikut campur biasanya juga akan memberikan saran walau tidak ada yang memintanya. Mertua mungkin akan mengatakan hal-hal semacam “pakailah baju warna biru, suami/istrimu pasti suka” atau “kamu sebaiknya cari pekerjaan yang lebih stabil agar keuanganmu aman”.
Bahkan ketika saran-saran ini diucapkan dengan nada bicara yang baik, terlalu sering memberi saran bisa membuat orang yang mendengarnya merasa jengkel.
5. Ikut Mengendalikan Keputusan Besar
Tak jarang ada mertua yang ikut campur dalam pengambilan keputusan besar si anak. Misalnya saat si anak hendak membeli rumah, memilih sekolah untuk cucunya, atau hal-hal penting lainnya.
Sekali lagi, mertua merasa punya hak untuk membuat keputusan. Apalagi jika sebelumnya pernah berjasa (contohnya memberi bantuan finansial), maka mertua akan mengungkit-ungkit kebaikannya untuk memengaruhi keputusan anaknya.
6. Tidak Menghargai Privasi
Ciri-ciri mertua ikut campur berikutnya adalah tidak mengenal batasan antara dirinya dengan sang anak dan menantu. Meski satu keluarga, tentu setiap orang memiliki privasi yang harus dijaga dan tidak seharusnya diketahui oleh orang lain.
Mertua seperti ini bisa saja menanyakan hal-hal pribadi yang sensitif, memeriksa barang-barang di rumah anaknya, masuk kamar anaknya tanpa izin, atau selalu ingin ikut ketika keluarga anaknya hendak berlibur.
7. Memaksakan Suatu Tradisi/Gaya Hidup Tertentu
Ciri-ciri mertua ikut campur selanjutnya adalah sering memaksakan gaya hidup tertentu pada rumah tangga anaknya. Misalnya menuntut keluarga anaknya mengikuti cara berpakaiannya, melakukan tradisi atau upacara adat tertentu, mewajibkan anaknya menghabiskan hari raya di rumahnya, dan masih banyak lagi.
Setiap keluarga pastinya memiliki gaya hidup yang berbeda-beda. Tentu tak ada salahnya mengikuti tradisi dan gaya hidup orang tua/mertua, tapi juga boleh-boleh saja jika ingin berbeda asalkan tidak melanggar norma.
Cara Menghadapi Mertua yang Suka Ikut Campur
Menghadapi mertua yang suka ikut campur dalam urusan rumah tangga bisa jadi tantangan yang berat, tapi tetap ada beberapa cara efektif yang bisa dilakukan untuk mengatasinya sambil tetap menjaga hubungan baik.
Berikut beberapa cara menghadapi orang tua yang ikut campur urusan rumah tangga:
1. Diskusi dengan Pasangan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah membangun komunikasi dengan pasangan terlebih dahulu. Ungkapkan bagaimana perasaan Anda dan apa yang diinginkan. Namun, hindari bicara dengan nada menyalahkan mertua dan lebih fokuslah untuk mencari solusi.
2. Tetapkan Batasan dan Komunikasikan dengan Mertua
Anda dan pasangan juga harus menetapkan batasan terkait hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh melibatkan mertua. Setelah itu, sampaikan hal ini kepada mertua dengan sopan dan penuh kasih sayang. Usahakan memilih waktu yang tepat untuk mendiskusikan hal ini dengan mertua, misalnya saat suasana hatinya sedang senang.
Komunikasikan masalah ini dari hati ke hati, tanpa kritikan, dan tanpa menyalahkan. Jangan lupa ucapkan terima kasih kepada mertua yang selama ini selalu membantu dan yakinkan beliau bahwa Anda dan pasangan ingin melakukannya sendiri.
3. Pasangan Harus Bisa Jadi Penengah
Hubungan mertua dan menantu umumnya tidak sedekat hubungan orang tua dan anak. Karena itu, jika Anda merasa sulit menyampaikan unek-unek kepada mertua, mintalah pasangan untuk menjadi penengah.
Mertua biasanya akan lebih mudah menerima masukan dari anak kandungnya sendiri. Pastikan juga pasangan Anda tidak memihak atau berat sebelah, tapi benar-benar merangkul Anda dan mertua bersama-sama.
4. Tetap Jaga Hubungan Baik dengan Mertua
Berkomitmen untuk menjaga hubungan baik antar keluarga juga bisa menjadi cara menghadapi mertua yang selalu ikut campur. Salah satu caranya adalah dengan menjalin komunikasi yang baik.
Sering berkomunikasi akan membuat Anda lebih akrab dengan mertua, bahkan bisa meluruskan hal-hal yang selama ini sering disalahpahami. Ketika hubungan makin dekat, tentu muncul rasa saling pengertian satu sama lain sehingga mertua mungkin tidak akan mencampuri urusan rumah tangga Anda lagi.
Tak hanya itu, menjaga hubungan baik juga bisa dengan cara tetap melibatkan mertua dalam beberapa hal. Misalnya saat hendak membuat keputusan, cobalah sesekali meminta sarannya. Hal ini akan membuat mertua merasa dihargai dan bisa memiliki pandangan positif terhadap anak maupun menantunya.
5. Tegas pada Keputusan
Jika mertua mulai ikut campur saat Anda membuat suatu keputusan, tetap dengarkan saran-sarannya. Apabila saran mertua dirasa tidak cocok, maka Anda dan pasangan harus tetap tegas dengan keputusan yang dibuat.
Hal ini mungkin akan menimbulkan sedikit gesekan antara Anda dan mertua. Namun, dengan pendekatan yang baik dan penuh hormat, seorang mertua yang keras pun mungkin akan luluh dengan Anda.
6. Jangan Pernah Terpancing Emosi
Saat mertua mencoba mengatur rumah tangga Anda atau memberi kritikan pedas, tetap kendalikan diri Anda dan jangan pernah terpancing emosi. Jika Anda marah, hal ini hanya akan memperkeruh masalah. Anda tidak hanya dipandang buruk oleh mertua, tapi bisa jadi oleh pasangan Anda juga.
Sebisa mungkin hindari perdebatan dengan mertua. Anda juga harus tetap fokus dengan hal-hal yang positif agar tidak mudah stres menghadapi tipe mertua seperti ini.
7. Tetap Sabar dan Pengertian
Menghadapi mertua yang suka ikut campur tentu akan menguras emosi dan mental. Mengubah perilaku mertua seperti ini pun tidak bisa dilakukan secara instan dan membutuhkan proses panjang.
Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran dan pengertian dari pihak anak maupun menantu. Yang terpenting adalah pastikan bahwa Anda dan pasangan memiliki fondasi hubungan yang kuat sehingga tidak mudah goyah walau menghadapi masalah dengan mertua.
tirto.id - Diajeng
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno