Aliyah binti Dzibyan merupakan salah satu wanita yang memiliki kisah tersendiri dalam sejarah Islam. Hal ini karena ia termasuk salah satu istri Nabi Muhammad SAW. Meski begitu, jalinan pernikahan tersebut sudah berakhir karena perceraian.
Baca Juga: Keteladanan Ar Rubayyi binti Muawwidz, Mujahidah Perang dari Anshar
Aliyah binti Dzibyan Dikenal Sebagai Ummul Masaakin
Aliyah memiliki ayah yang bernama Dzibyan. Sementara untuk kakeknya yaitu Amr bin Auf. Wanita ini berasal dari Bani Rabiah.
Semasa hidupnya, ia begitu dermawan hingga banyak orang menyebutnya dengan ummul masaakin. Istilah ini berarti ibunya orang-orang miskin. Julukan tersebut sebenarnya lebih populer pada sosok Zainab binti Khuzaimah.
Zainab juga termasuk istri Nabi Muhammad SAW. Selain dermawan, ia juga memiliki hati yang baik dan sangat pemurah. Namun siapa sangka jika Aliyah juga mendapatkan julukan mulia tersebut.
Pernikahan Nabi Muhammad SAW dan Aliyah
Aliyah binti Dzibyan pernah menikah dengan Rasulullah SAW. Akan tetapi, pernikahan tersebut hanyalah sebentar. Hal ini karena Nabi Muhammad SAW menceraikannya.
Sesudah bercerai dengan Nabi Muhammad SAW, Aliyah lantas dinikahi oleh sepupunya sendiri. Dari pernikahan tersebut, ia melahirkan keturunan. Saat itu belum ada larangan untuk menikahi istri Nabi. Maka dari itu, pernikahan dengan sepupunya ini masih diperbolehkan.
Larangan Menikahi Istri Rasulullah
Saat Nabi Muhammad SAW wafat, istri-istri yang ditinggalkan tidak boleh menikah lagi. Hal ini karena istri Nabi Muhammad SAW merupakan ibunya orang-orang beriman. Poin ini merujuk pada surat Al Ahzab ayat 6.
Baca Juga: Kisah Istri Nabi yang Diceraikan, Salah Satunya Amrah binti Yazid
Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa istri-istri Nabi ialah ibu-ibu mereka. Terkait hal itu, Imam Syafi’i di dalam kitab Al Umm menafsirkan bahwa kaum mukminin hukumnya haram dalam menikahi istri-istri Nabi dengan keadaan apapun itu. Istri-istri Nabi Muhammad SAW diserupakan dengan ibu sebab besarnya hak atas kaum mukminin.
Lalu di dalam tafsir dari Kementerian Agama menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW ialah bapaknya kaum muslimin. Untuk itu, istri-istri Nabi Muhammad SAW adalah ibu-ibunya. Hal yang dimaksud di sini yaitu menempati kedudukan ibu sehingga wajib memuliakan dan menghormatinya.
Lebih lanjut, Ibnu Abi Hatim meriwayatkannya dari Qatadah menyebut bahwa ibu-ibunya dari sisi haramnya mukmin untuk menikahi istri Nabi Muhammad. Hal ini tak hanya saat Nabi Muhammad SAW wafat saja. Akan tetapi juga saat Nabi Muhammad SAW masih hidup dan menceraikannya.
Kendati begitu, untuk kisah pernikahan Aliyah binti Dzibyan tadi belum ada larangan tersebut. Oleh sebab itu, tak ada penentangan kala itu. Pada akhirnya, Aliyah menjalin kehidupan rumah tangga yang baru.
Keteladanan Aliyah
Sosok wanita ini memiliki banyak keteladanan yang bisa jadi contoh bagi umat muslim di mana saja berada. Adapun keteladanan utamanya ialah gemar bersedekah dan menyantuni orang miskin. Ia memang sangat dermawan.
Sifat Aliyah binti Dzibyan tersebut perlu dimiliki oleh umat muslim. Umat muslim juga perlu mengikuti perbuatan tersebut. Hal ini karena perbuatan mulia tersebut tak hanya menguntungkan diri sendiri, melainkan juga orang lain.
Orang bersedekah bisa merasa beruntung karena mendapatkan pahala dan balasan dari Allah SWT. Amalan tersebut pun bisa jadi bekal untuk menjalani kehidupan di akhirat nanti. Begitupun dengan orang yang memperoleh bantuan.
Orang tersebut jadi merasa mendapat keringanan dalam memenuhi kebutuhan. Hal ini tak terkecuali untuk makan sekalipun. Karena sudah meringankan beban sesama, maka bisa lebih mudah untuk meraih surganya Allah SWT.
Keteladanan yang dimiliki oleh Aliyah ini juga kembali mengingatkan bahwa harta kita bukanlah milik diri sendiri. Akan tetapi, ada hak orang lain. Maka dari itu, sudah semestinya ikhlas dan tulus dalam bersedekah. Hal ini sama saja telah memenuhi hak mereka.
Baca Juga: Menelusuri Garis Keturunan dan Kisah Kakek Nabi Ibrahim AS
Dari uraian di atas, tentu bisa tahu siapa itu Aliyah binti Dzibyan. Wanita yang pernah jadi istri Rasulullah SAW ini memiliki sifat dermawan. Sebagai umat muslim, tentu tak hanya perlu mengetahuinya saja. Akan tetapi, umat muslim juga perlu meneladani dan membiasakan untuk ikut berbagi. Aliyah binti Dzibyan memang bisa jadi panutan bagi umat muslim yang ada di seluruh dunia ini untuk sedekah dengan hanya berharap imbalan dari Allah SWT semata. (R10/HR-Online)

1 day ago
7

















































