Banyak tempat di Indonesia yang menjadi destinasi wisata religi sekaligus lokasi ziarah, termasuk makam Eyang Jagaresmi Pangandaran. Terletak di Desa Pamoncang, Kecamatan Kalipucang, Pangandaran, makam Eyang Jagaresmi menyimpan berbagai nilai historis. Bahkan kerap dianggap keramat oleh masyarakat setempat.
Baca Juga: Teluk Mauritsbaai, Sejarah Nama Pantai Pangandaran di Zaman Kolonial Belanda yang Nyaris Terlupakan
Jejak spiritual dari area petilasan ini masih lestari hingga sekarang. Membuatnya sering dikunjungi oleh para peziarah baik lokal maupun luar daerah. Pengunjung umumnya datang dengan berbagai tujuan, mulai dari berdoa, menenangkan pikiran, hingga mencari berkah.
Makam Eyang Jagaresmi Pangandaran dan Asal Usulnya
Keberadaan makam ini tentu tidak lepas dari cerita panjang di masa lampau. Berdasarkan keterangan juru kunci, Eyang Jagaresmi dulunya adalah utusan Kerajaan Mataram.
Ia datang ke wilayah Priangan dengan tugas menumpas Dipati Ukur, seorang tokoh berpengaruh di daerah itu, atas perintah Sultan Agung.
Setelah menyelesaikan tugasnya, Eyang Jagaresmi memilih menetap di kawasan Pamotan. Dulunya, Pamotan merupakan sebuah desa yang terkenal sebagai pusat kegiatan keagamaan.
Di sini, Eyang Jagaresmi belajar ilmu agama dan kebijaksanaan dari Mbah Pamotan, tokoh tetua setempat. Tidak hanya berguru, Eyang Jagaresmi juga menikahi putri Mbah Pamotan yang bernama Nawangwulan.
Ini membuat ikatan sosial maupun spiritualnya dengan masyarakat sekitar semakin kuat. Di kalangan warga, Eyang Jagaresmi terkenal sebagai penyebar Islam yang bijaksana dan gigih.
Ia mengajarkan nilai-nilai religius serta membimbing banyak orang. Baik itu melalui ilmu yang ia bawa dari Mataram maupun warisan Mbah Pamotan. Setelah wafat, jasadnya kemudian dikebumikan di sebuah bukit yang kini menjadi tempat ziarah populer.
Suasana di Sekitar Area Pemakaman
Ketika tiba di lokasi, pengunjung akan disambut kesunyian yang menenangkan, di antara rindangnya pepohonan dan desiran angin lembut.
Baca Juga: Asal-usul Daerah Pajaten di Pangandaran, Basis Pertahanan Raja Pananjung Lawan Perompak
Suasana tenang dan alami di sekitar makam membuat lokasinya tidak hanya sebagai tempat berziarah. Melainkan juga banyak pengunjung manfaatkan untuk tempat merenung dan menenangkan diri.
Area makamnya sendiri memuat sebanyak lima petilasan. Kelimanya terdiri atas makam Eyang Jagaresmi Pangandaran, para keturunannya, serta sejumlah pengikutnya yang setia.
Di samping makam, terdapat sebuah sumur suci yang masih masyarakat yakini airnya memiliki khasiat penyembuhan. Khususnya bagi para peziarah yang mengambil air dengan niat baik.
Banyak peziarah percaya bahwa air ini dapat membantu memulihkan kesehatan atau menenangkan batin. Nantinya, air sumur tersebut bisa langsung peziarah minum maupun menjadi sarana untuk bersuci. Beberapa orang juga membawanya sebagai bekal saat pulang.
Aktivitas dan Tradisi di Makam Eyang Jagaresmi
Seperti telah tertera sebelumnya, para peziarah datang ke makam seringkali tidak hanya untuk sekedar berdoa. Lebih dari itu, mereka juga melakukan berbagai aktivitas spiritual.
Semedi, pengambilan air dari sumur suci, hingga meditasi dengan bimbingan juru kunci merupakan praktik yang sering peziarah lakukan.
Kegiatan-kegiatan tersebut dianggap sebagai cara terbaik guna menenangkan pikiran, memohon petunjuk, atau mencari keberkahan.
Selain aktivitas untuk manfaat pribadi, ada pula tradisi kelompok seperti tahlilan dan ziarah massal. Biasanya ini akan berlangsung pada hari-hari tertentu.
Himbauan Menjaga Tata Tertib Selama Berziarah
Sementara itu, para pengunjung yang datang ke makam Eyang Jagaresmi Pangandaran diimbau untuk selalu menjaga sopan santun.
Hal ini mencakup perilaku yang menghormati makam dan lingkungan sekitar. Misalnya dengan tidak berkata kasar, merusak fasilitas, serta tidak mengambil benda-benda yang ada di sekitar lokasi.
Selain itu, pastikan datang tidak dengan niat buruk. Seperti rencana mencelakai orang, melakukan tindakan merugikan sesama peziarah, atau memanfaatkan lokasi untuk tujuan-tujuan musyrik.
Makam Eyang Jagaresmi adalah tempat suci yang senantiasa masyarakat sekitar rawat. Sehingga setiap pengunjung perlu menjaga hati, pikiran dan perilaku supaya tidak membawa energi negatif.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Suku Jawa Pertama di Pangandaran
Dengan niat tulus dan sikap penuh hormat, suasana kondusif di kawasan makam Eyang Jagaresmi Pangandaran dapat terjaga. Etika ini sangat penting dalam memastikan kawasan makam tetap aman dan nyaman bagi semua peziarah. Karena dengan perilaku yang baik, pengalaman berziarah tidak hanya menjadi momen menyenangkan bagi pribadi namun juga orang lain. Kesadaran akan pentingnya menjaga kondusifitas juga mencerminkan penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual yang melekat pada makam Eyang Jagaresmi Pangandaran. (R10/HR-Online)

1 week ago
24

















































