Amr bin Luhay, Tokoh di Balik Masuknya Penyembahan Berhala ke Mekkah

6 hours ago 6

Sebelum penyebaran Islam oleh Nabi Muhammad SAW, masyarakat Arab di Mekkah telah terjebak dalam praktik penyembahan berhala. Namun, jauh sebelum itu, menurut catatah sejarah Islam, masyarakat Arab dikenal sebagai pengikut ajaran tauhid dari Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Perubahan besar ini tak lepas dari peran seorang tokoh penting dalam sejarah Arab, yaitu Amr bin Luhay.

Baca Juga: Hasyim bin Abdu Manaf, Leluhur Rasulullah SAW yang Berpengaruh

Amr bin Luhay, Awal Mula Perubahan Ajaran Tauhid

Nama lengkapnya adalah Amr bin Luhai bin Quingah bin Khunduf, nenek moyang dari suku Khuza’ah. Ia terkenal sebagai seorang pemimpin yang saleh dan dermawan. Sehingga memiliki pengaruh besar di kalangan masyarakat. Namun, justru karena pengaruh besar itulah, perubahan dalam ajaran agama di Mekkah terjadi begitu cepat.

Menurut riwayat Imam Ahmad, Bukhari, dan Muslim, Amr bin Luhay adalah orang pertama yang mengubah ajaran Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS yang murni berdasarkan tauhid. Ia menciptakan berbagai praktik baru dalam beragama. Termasuk pengkultusan terhadap binatang tertentu, seperti bahirah dan saaibah.

Perjalanan ke Syam, Titik Awal Penyimpangan

Salah satu peristiwa penting dalam sejarah perubahan keagamaan di Mekkah adalah ketika Amr bin Luhay melakukan perjalanan ke negeri Syam. Di sana, ia melihat penduduk Al-Amaliq sedang menyembah patung-patung. Masyarakat setempat mengatakan bahwa berhala-berhala tersebut bisa memberikan hujan, perlindungan, dan keberkahan.

Terkesan dengan praktik tersebut, Amr meminta satu patung untuk ia bawa pulang ke Mekkah. Patung itu bernama Hubal, yang kelak menjadi simbol paling penting dalam penyembahan berhala di Mekkah. Hubal kemudian Amr tempatkan di dalam Ka’bah, yang semula adalah pusat ibadah tauhid.

Ia berkata kepada masyarakat, “Aku melihat patung-patung seperti ini disembah di negeri para nabi. Aku melihatnya sebagai hal baik yang bisa mendekatkan kita kepada Allah.” Masyarakat menerima ucapan itu tanpa banyak pertanyaan karena pengaruh besar yang ia miliki sebagai pemuka agama.

Penyebaran Penyembahan Berhala di Jazirah Arab

Setelah Hubal Amr tempatkan di Ka’bah, kebiasaan menyembah berhala pun menyebar luas. Mekkah menjadi pusat penyembahan berhala, dan Ka’bah yang semula tempat ibadah tauhid berubah menjadi tempat ribuan patung dan sesajen. Bahkan, tercatat ada 360 berhala yang mengelilingi Ka’bah menjelang kedatangan Islam.

Selain Hubal, berhala-berhala lain seperti Manat, Lata, dan Uzza juga menjadi objek sembahan utama masyarakat Arab. Ketiganya terletak di berbagai tempat strategis, dari Thaif hingga tepi Laut Merah. Praktik ini tidak hanya menyebar di Mekkah, tetapi juga menjalar ke berbagai suku di jazirah Arab.

Azab yang Dijanjikan untuk Penyebar Kesyirikan

Tindakan Amr bin Luhay tidak hanya membawa perubahan dalam struktur sosial dan agama, tetapi juga menjadi penyebab kesesatan besar bagi banyak orang. Dalam banyak hadits sahih, termasuk riwayat Imam Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah SAW melihat Amr di dalam neraka dengan usus terburai dan diseret-seret sebagai bentuk siksaan.

Dalam hadits lain, tertera bahwa ia adalah orang pertama yang menciptakan tradisi al-sayaaib, yaitu membebaskan binatang tertentu sebagai persembahan kepada berhala. Ia juga disebut sebagai pendiri sistem agama yang berpijak pada aturan-aturan dukun dan tradisi turun-temurun yang menyimpang dari tauhid.

Berhala sebagai Perantara, Bukan Tuhan?

Menariknya, masyarakat Arab pada masa itu sebenarnya tidak secara eksplisit menganggap berhala sebagai Tuhan. Mereka menjadikan berhala sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun, dalam Islam, konsep ini tetap merupakan bentuk syirik yang sangat berat.

Baca Juga: Sahabat Nabi yang Bergelar Saifullah Adalah Khalid bin Walid

Perlahan, tradisi paganisme berkembang menjadi sistem kepercayaan yang kompleks. Banyak keluarga di Mekkah memiliki berhala pribadi di rumah masing-masing. Praktik pengorbanan, sujud, dan doa di hadapan berhala menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mekkah bahkan terkenal sebagai eksportir berhala, karena patung-patung buatan pengrajin ahli dan mereka kirim ke berbagai wilayah.

Penaklukan Mekkah dan Akhir Era Berhala

Segalanya berubah ketika Nabi Muhammad SAW menaklukkan Mekkah. Salah satu langkah pertamanya adalah menghancurkan semua berhala yang ada di dalam dan sekitar Ka’bah. Rasulullah SAW juga mengutus para sahabat, seperti Khalid bin Al-Walid dan Amru bin Al-Ash, untuk menghancurkan berhala-berhala di daerah lain seperti Uzza dan Suwa’.

Tindakan ini menandai berakhirnya era penyembahan berhala di jazirah Arab dan mulainya kembali ajaran tauhid yang murni. Sebagaimana ajaran dari Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

Pelajaran dari Sejarah

Kisah Amr bin Luhay bukan sekadar catatan sejarah, tetapi pengingat bagi umat Islam tentang bahayanya kesesatan yang berbalut dengan kepalsuan religius. Ia adalah contoh nyata bahwa penyimpangan satu orang bisa menyesatkan seluruh bangsa. Karena itu, penting bagi setiap muslim untuk selalu merujuk pada Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW agar tidak terjebak dalam praktik yang menyimpang dari Islam.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al An’am ayat 74:

“Apakah kamu menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.”

Penutup

Kisah Amr menjadi pengingat betapa besar pengaruh seorang tokoh terhadap arah kepercayaan masyarakat. Ia adalah contoh nyata bahwa penyimpangan dari ajaran tauhid bisa terjadi melalui sosok yang awalnya tampak religius dan banyak yang menghormatinya.

Baca Juga: Kisah Khaulah binti Tsa’labah, Wanita Pemberani yang Mencari Keadilan

Hari ini, umat Islam mendapat peringatan agar selalu memegang teguh tauhid. Selain itu berhati-hati terhadap praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran Islam yang murni. Kisah Amr bin Luhay ini juga menegaskan pentingnya ilmu dan keikhlasan dalam menjaga kemurnian agama. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |