Cegah Krisis Ekologis, Kampoong Ecopreneur Bogor Dirikan Masjid Eco Wakaf dan Bagikan Seribu Pohon

1 day ago 17

harapanrakyat.com,- Menyusul banjir yang melanda sejumlah daerah di Sumatra, Kampoong Ecopreneur menggagas pembangunan Masjid Eco Wakaf sebagai wujud pengelolaan wakaf produktif yang berorientasi pada pelestarian lingkungan sekaligus pemberdayaan masyarakat. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, sebanyak 1.000 bibit pohon disalurkan kepada warga sebagai upaya nyata pemulihan ekosistem.

Peletakan batu pertama Masjid Eco Wakaf berlangsung di kawasan Kampoong Ecopreneur, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Minggu (21/12/2025). Kegiatan ini dipimpin inspirator nasional Jamil Azzaini dan dihadiri sekitar 130 undangan, termasuk jajaran pendiri Kampoong Ecopreneur.

Jamil menjelaskan, Masjid Eco Wakaf yang dibangun di atas lahan wakaf seluas 1,5 hektare tersebut tidak hanya difungsikan sebagai tempat ibadah, tetapi juga dirancang menjadi pusat pembelajaran spiritual, ecopreneurship, serta pengembangan wakaf produktif yang berpihak pada kelestarian alam.

“Peristiwa banjir di Sumatra seharusnya menjadi peringatan serius. Ini bukan sekadar bencana alam, tetapi juga dampak dari rusaknya cara manusia berinteraksi dengan lingkungan,” ujar Jamil Azzaini.

Kampoong Ecopreneur Bogor Sebagai Jawaban Sejumlah Persoalan di Masyarakat

Ia menambahkan, kehadiran Kampoong Ecopreneur merupakan jawaban atas sejumlah persoalan yang saling berkaitan, mulai dari degradasi lingkungan, lemahnya kemandirian ekonomi masyarakat, hingga meningkatnya persoalan kesehatan mental.

“Saat ini kita dihadapkan pada tiga krisis sekaligus, yakni krisis lingkungan, krisis kewirausahaan yang belum sepenuhnya memberdayakan, dan krisis kesehatan mental. Kampoong Ecopreneur dirancang untuk merespons semuanya secara terpadu,” katanya.

Sebagai implementasi konkret wakaf produktif, Kampoong Ecopreneur membagikan 1.000 bibit pohon kepada para undangan dan warga sekitar. Menurut Jamil, langkah tersebut bukan sebatas kegiatan simbolik.

“Menanam pohon adalah sikap keberpihakan. Jika ingin keluar dari krisis ekologi, kita harus mulai memulihkan fungsi alam, bukan hanya ramai dalam wacana,” ucapnya.

Selain bergerak di bidang lingkungan, Kampoong Ecopreneur juga menyiapkan program penguatan ekonomi masyarakat berbasis wakaf produktif. Dalam waktu dekat, pengelola akan menyalurkan 100 sarang lebah madu klanceng kepada warga Leuwisadeng.

Baca Juga: Kolaborasi Klasmart dan FKDT Kota Bandung, Cetak Guru Kreatif di Era Digital

“Kami ingin masyarakat terlibat langsung sebagai pelaku ekonomi, bukan sekadar penonton. Harapannya, Leuwisadeng bisa berkembang menjadi sentra madu yang mampu meningkatkan kesejahteraan warga,” kata Jamil.

Di kawasan Kampoong Ecopreneur juga direncanakan pembangunan pusat ecotherapy bernama Kampoong Hening, yang difokuskan pada layanan pemulihan kesehatan mental berbasis alam.

“Banyak orang tampak kuat dari luar, padahal secara mental mereka kelelahan. Kampoong Hening kami siapkan sebagai ruang untuk menenangkan diri, memulihkan batin, dan menemukan kembali makna hidup,” ujarnya.

Dibiayai Dana Umat

Seluruh program Kampoong Ecopreneur dibiayai dari dana umat melalui zakat, infak, sedekah, serta wakaf produktif. Sejumlah pengusaha telah mempercayakan aset wakafnya untuk dikelola secara berkelanjutan oleh Kampoong Ecopreneur.

Salah satunya Yayasan STIFIn Institute yang menyerahkan hak pengelolaan 10 cabang STIFIn di berbagai kota dengan nilai sekitar Rp5 miliar. Selain itu, seorang pengusaha kuliner ayam geprek juga mewakafkan satu unit usaha Hara Chicken. Unit usaha ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga memberdayakan tenaga kerja penyandang disabilitas serta menjadi sarana praktik dan pembelajaran bisnis bagi para santri.

Pada kesempatan yang sama, artis Ari Untung yang turut hadir menyampaikan dukungannya terhadap pembangunan Kampoong Ecopreneur.

Baca Juga: Wakil Bupati Cianjur Ramzi Masih Syuting, Begini Respons Dedi Mulyadi 

“Saya berharap dari tempat ini lahir generasi muda yang mampu membawa perubahan dan mengangkat masyarakat, sebagaimana nilai-nilai pemberdayaan yang diceritakan dalam Surat Al Kahfi,” ujarnya. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |