Hubungan Perang Asia Timur Raya dengan Jepang dalam Perang Dunia II

1 day ago 8

Hubungan Perang Asia Timur Raya dengan Jepang sangatlah erat. Jepang digadang-gadang sebagai aktor utama yang memprakarsai sekaligus memimpin jalannya perang di kawasan Asia Pasifik. Konfliknya konon berasal dari perubahan besar dalam arah politik, ekonomi, hingga ego militer penjajah Jepang.

Baca Juga: Ilmu Merajut, Hasil Peninggalan Jepang di Binong Jati Bandung

Ambisi untuk memperluas pengaruh serta mempertahankan kepentingan nasionalnya mendorong terjadinya permasalahan berskala besar. Mari kita ulas lebih detail.

Hubungan Perang Asia Timur Raya dengan Jepang dan Latar Belakangnya

Pada akhir abad ke-19, Jepang merupakan negara yang relatif tertinggal jika dibandingkan bangsa-bangsa Barat. Seperti halnya Inggris, Prancis dan Amerika Serikat.

Kekalahan dan tekanan dari negara Barat pada pertengahan abad ke-19 menyadarkan Negeri Sakura itu untuk berubah. Mereka percaya bahwa jika tetap menutup diri, negara akan mudah semakin dijajah.

Berangkat dari keresahan tersebut, sejak Restorasi Meiji tahun 1868, Jepang melakukan modernisasi besar-besaran. Baik itu di bidang militer, industri, pendidikan dan pemerintahan.

Memasuki awal abad ke-20, Jepang berkembang menjadi negara dengan kekuatan baru di Asia. Namun, kemajuan itu menimbulkan masalah lain, salah satunya minimnya SDA. Kebutuhan akan bahan mentah inilah yang kemudian mendorongnya melakukan ekspansi ke wilayah Asia Timur.

Awal Agresi Jepang di Asia

Langkah awal ekspansi Jepang bermula dari invasi ke Manchuria pada 1931. Wilayah ini memang sangat strategis karena kaya SDA dan dekat dengan Jepang.

Jepang kemudian mendirikan negara boneka bernama Manchukuo. Tindakan tersebut menuai kecaman internasional. Kendati begitu, pemerintah tetap melanjutkan kebijakan militernya.

Baca Juga: Kekejaman Kempetai di Garut pada Masa Penjajahan

Invasi Manchuria menandai perubahan Jepang dari negara yang defensif menjadi negara agresif sekaligus imperialis. Bahkan, militernya semakin berani dalam pengambilan keputusan politik.

Perang Tiongkok–Jepang

Hubungan Perang Asia Timur Raya dengan Jepang juga berkaitan erat pada penyerangan negara tersebut ke Tiongkok. Setelah berkonflik lama, perang kedua pun meletus pada 7 Juli 1937.

Kala itu, Jepang melancarkan serangan besar-besaran terhadap Republik Tiongkok. Serangan 1937 ini adalah rangkaian penting menuju Perang Asia Timur Raya. Pasalnya, Jepang menganggap Tiongkok sebagai kunci untuk menguasai Asia Timur.

Waktu terus bergulir hingga memasuki awal 1940-an. Pada tahun ini, Jepang memperkenalkan konsep Perang Asia Timur Raya. Dalam propagandanya, pihak Jepang menyebut perang sebagai usaha membebaskan bangsa Asia dari penjajahan Barat.

Namun, pada prakteknya, wilayah-wilayah yang Jepang kuasai justru mengalami eksploitasi ekonomi dan penindasan. Meski begitu, kehadiran Jepang memang mampu mengguncang kekuasaan kolonial Barat.

Serangan ke Asia Tenggara dan Pearl Harbor

Perang Asia Timur Raya mencapai titik puncak ketika Jepang melancarkan serangan serentak pada 7–8 Desember 1941. Negara tersebut menginvasi Thailand serta menyerang wilayah kolonial Inggris di Malaya, Singapura dan Hong Kong.

Di waktu yang sama, mereka juga melakukan serangan mendadak ke pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor. Tepatnya pada 7 Desember 1941.

Serangan Pearl Harbor ini menyebabkan Amerika Serikat secara resmi terlibat dalam Perang Dunia II. Sejak saat itu, konfliknya populer sebagai Perang Pasifik yang berlangsung dari 1941 hingga 1945.

Dalam Perang Pasifik, Jepang berhadapan dengan pasukan Sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Belanda hingga Australia. Jepang sendiri mendapat dukungan dari Thailand serta sekutunya di Blok Poros seperti Jerman dan Italia.

Perang berlangsung besar-besaran bahkan mencetak rekor pertempuran laut terbesar dalam sejarah. Seiring waktu, kekuatan industri sekaligus militer Sekutu mulai mengungguli Jepang.

Hingga pada Agustus 1945. Amerika Serikat melakukan pengeboman atom di Hiroshima dan Nagasaki. Sementara Uni Soviet menyatakan perang terhadap Jepang bahkan menginvasi Manchuria pada 9 Agustus 1945.

Tekanan itu tentu membuat Jepang kocar-kacir, hingga mengumumkan niat menyerah pada 15 Agustus 1945. Penyerahan resmi Jepang berlangsung pada 2 September 1945 di atas kapal USS Missouri di Teluk Tokyo. Dengan demikian, berakhirlah Perang Asia Timur Raya yang melibatkan Jepang dan Sekutu.

Dampak Perang Asia Pasifik

Kekalahan Jepang membawa dampak yang luar biasa. Tak hanya kehilangan seluruh wilayah jajahannya, Jepang juga tidak diperbolehkan memiliki angkatan perang resmi.

Kaisar Jepang kehilangan statusnya sebagai dewa. Amerika Serikat sendiri memilih mempertahankan Kaisar Hirohito demi stabilitas politik. Ini juga sebagai penahan pengaruh komunisme di Asia Timur.

Baca Juga: Janji Koiso tentang Kemerdekaan Indonesia, Awal dari Harapan

Di sisi lain, hubungan Perang Asia Timur Raya dengan Jepang turut membuka jalan bagi kemerdekaan negara-negara Asia. Tak terkecuali hubungan dengan Indonesia yang langsung bisa mengumumkan kemerdekaan pasca Jepang menyatakan kalah Perang Asia Timur Raya. Pada akhirnya, Perang Asia Timur Raya tidak hanya mengakhiri kekuasaan Jepang, tetapi juga mempercepat runtuhnya kolonialisme Barat di Asia. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |