Prasasti Mandiwunga Ciamis merupakan salah satu bukti penting terkait perjalanan Kerajaan Galuh. Diketahui bahwa kerajaan ini berada di antara Sungai Citarum sebelah barat dengan Sungai Ci Serayu dan Cipamali bagian timur. Sementara itu, prasasti kerajaan tersebut pertama kali diidentifikasi pada tahun 1985, tepatnya di Desa Cipadung, Kecamatan Cisangat, Ciamis, Jawa Barat.
Baca Juga: Mengenal Situs Candi Rajegwesi Peninggalan Abad 8 Masehi di Kota Banjar
Mengenal Prasasti Mandiwunga Ciamis dan Kerajaan Galuh
Prasasti Mandiwunga berkaitan dengan masa peradaban Kerajaan Galuh di Jawa Barat. Kerajaan ini merupakan model kerajaan Hindu yang memiliki sejarah panjang dan penuh peristiwa penting. Wretikandayun adalah sosok yang berhasil mendirikan kerajaan tersebut pada tahun 612 Masehi.
Awal Berdirinya Kerajaan Galuh
Kerajaan Galuh berdiri ketika Maharaja Tarusbawa menyetujui permintaan Wretikandayun untuk pisahkan wilayahnya. Pembagian wilayah ini akhirnya menghasilkan dua kerajaan penting. Diantaranya adalah Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Keduanya dipisahkan oleh Sungai Citarum sebagai batas kerajaan.
Setelah berdirinya Kerajaan Galuh, Wretikandayun akhirnya menjadi penguasa pertama pada usia yang masih 21 tahun. Ia merupakan putra Raja Kendan yang kemudian mendapatkan gelar Maharaja Suradarma. Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Galuh memiliki pusat pemerintahan di Ciamis.
Sementara itu, Kerajaan Sunda memiliki pusat pemerintahan di Pakuan Pajajaran. Sebelumnya, kedua kerajaan ini pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara. Masa tersebut berlangsung pada pemerintahan Maharaja Linggawarman sekitar 666 hingga 669 Masehi.
Selama masa tersebut, Kerajaan Galuh terlibat banyak konflik. Misalnya saja Perang Bubat sebagai rencana penyerangan untuk melawan Kerajaan Majapahit. Kemudian, di bawah kepemimpinannya Mahaprabu Niskala Wastukancana, Kerajaan Galuh berhasil mencapai puncak kejayaannya. Bahkan, seluruh rakyat digambarkan sangat makmur dan damai berdasarkan Carita Parahyangan.
Baca Juga: Raja Tamperan Barmawijaya dan Kisah Tragis di Kerajaan Galuh
Warisan Budaya dan Peninggalan Sejarah
Sebenarnya, peninggalan Kerajaan Galuh tak hanya bisa terlihat pada Prasasti Mandiwunga Ciamis. Faktanya, ada berbagai jejak kejayaan yang bisa terlihat melalui peninggalan-peninggalan penting. Misalnya saja prasasti dan candi.
Kerajaan Galuh meninggalkan beberapa prasasti penting termasuk, Prasasti Cikajang, Prasasti Mandiwunga, Prasasti Galuh dan Prasasti Rumantak. Sementara itu, kerajaan juga meninggalkan jejak sejarah berupa Candi Cangkuang yang gambarkan soal arsitektur dan spiritualitas dari Kerajaan Galuh.
Sebagai informasi, Kerajaan Galuh akhirnya berakhir pada tahun 1595. Saat itu, Kerajaan Mataram berhasil Menguasai Galuh. Disusul oleh Kesultanan Banten yang menandai akhir kejayaan Pasundan pada tahun 1679. Kemudian, nama Kabupaten Galuh berubah menjadi Ciamis. Hal ini merupakan bentuk perubahan politik yang cukup signifikan.
Isi Prasasti Mandiwunga
Sebagai informasi, Prasasti Mandiwunga di Ciamis merupakan salah satu peninggalan batu tulis alam. Prasasti batu ini pernah mengalami patah di bagian atas. Kini, prasasti bersejarah tersebut berukuran tinggi 70 cm, lebar 14 hingga 26 cm serta tebal antara 4-5-10 cm.
Dalam sejarahnya, Dirman Surachmat pertama kali mengumumkan Prasasti Mandiwunga pada tahun 1985. Saat itu, ia mengumumkan keberadaan prasasti dalam acara penting, yakni forum seminar sejarah yang berlangsung di Yogyakarta. Hanya saja, pembahasan yang berlangsung transkripsi dan belum sempurna.
Kemudian, Richadiana Kartakusuma kembali mentranskripsikan ulang Prasasti Mandiwunga Ciamis pada tahun 1991. Saat itu, hasil transkripsi prasasti diumumkan secara langsung ke museum setempat. Di mana, prasasti bertuliskan lima baris aksara.
Melihat dari bahasanya, aksara yang tertulis di atas batu berbahasa Jawa Kuno. Berikut hasil transkripsi dari prasasti tersebut.

Berikut terjemahan dari Prasasti Mandiwunga Ciamis.

Melihat dari terjemahan tersebut, isi Prasasti Mandiwunga terbilang singkat. Prasasti ini menceritakan soal penetapan sima atau daerah perdikan sebagai wilayah bebas pajak di kawasan Mandiwunga. Kini, prasasti bersejarah bagi Kerajaan Galuh tersebut tersimpan baik di Museum Negeri Sri Baduga yang berada di Bandung, Jawa Barat.
Baca Juga: Mengulas Sejarah Kerajaan Saunggalah Kuningan yang Berasal dari Keturunan Galuh
Secara keseluruhan, peninggalan Kerajaan Galuh seperti Prasasti Mandiwunga Ciamis memberikan wawasan berharga soal sejarah dan budaya yang berkembang di Indonesia. Lewat peninggalan bersejarah ini, kita bisa memahami perjalanan panjang dari peradaban sebelum Indonesia berkembang seperti sekarang. Oleh sebab itu, penting memelihara dan melestarikan warisan yang ada sebagai tanggung jawab bersama untuk generasi mendatang. Tak hanya pada Prasasti Mandiwunga Ciamis, tapi juga melestarikan berbagai peninggalan bersejarah dari kerajaan terdahulu. (R10/HR-Online)

9 hours ago
4

















































