Kenali Emotionally Unavailable, Tanda, & Cara Hadapinya

2 weeks ago 4

tirto.id - Emotionally unavailable bisa menjadi salah satu penyebab retaknya sebuah hubungan. Lalu, apa itu emotionally unavailable dan apa saja tanda-tandanya?

Anda mungkin pernah mengobrol serius atau mencoba deep talk dengan seseorang. Akan tetapi, lawan bicara justru asyik bermain ponsel, bercanda, atau menyela dengan sebuah komentar maupun komentar yang out of topic.

Jika pernah bertemu orang seperti ini, berarti Anda sedang berhadapan dengan orang yang emotionally unavailable. Emotionally unavailable termasuk kondisi negatif yang bisa muncul dalam suatu hubungan, baik itu hubungan keluarga, pertemanan, bahkan percintaan.

Orang dengan emotionally unavailable biasanya terkesan cuek atau acuh tak acuh. Menjalin hubungan dengan tipe orang seperti ini pun akan membuat Anda merasa frustasi sehingga harus tahu bagaimana cara menghadapinya.

Apa itu Emotionally Unavailable?

Secara bahasa, emotionally unavailable berarti tidak tersedia secara emosi. Emotionally unavailable adalah kondisi seseorang yang sulit membentuk ikatan secara emosional dengan orang lain.

Menurut laman Everyday Health, orang dengan emotionally unavailable tidak bisa terhubung secara konsisten dengan orang lain melalui percakapan yang mendalam. Mereka juga tidak bisa bersikap jujur tentang perasaan, pikiran, dan tindakan mereka.

Orang dengan emotionally unavailable digambarkan sebagai orang yang susah membuka hati dan memahami perasaan orang lain. Ciri-ciri orang yang susah membuka hati dan emotionally unavailable antara lain bersikap kurang menghargai, tidak konsisten, menjauh, atau memprioritaskan diri mereka sendiri.

Seseorang yang emotionally unavailable umumnya enggan berkomitmen secara emosional atau memiliki kedekatan yang intens dengan orang lain. Mereka lebih memilih menjauh ketika ada orang yang berusaha mendekat atau memilih untuk tidak menanggapi lawan bicaranya dalam sebuah obrolan serius.

Tanda-Tanda Emotionally Unavailable

Orang dengan emotionally unavailable dapat diketahui ketika Anda berinteraksi langsung dengan mereka. Berikut ciri-ciri emotionally unavailable:

1. Menghindari Percakapan Serius

Ciri emotionally unavailable yang pertama adalah orang tersebut selalu menghindari obrolan dengan topik-topik yang serius atau mendalam. Saat menjalin hubungan dengan seseorang, tentu akan ada saat-saat ketika Anda dan pasangan harus membicarakan sesuatu yang bersifat intim atau personal yang tentunya melibatkan perasaan.

Orang dengan emotionally unavailable biasanya menghindari hal semacam ini. Mereka bisa terlihat cuek saat mengobrol, meremehkan topik obrolan, mengaku sedang sibuk, mengalihkan pembicaraan, atau bahkan menyalahkan Anda karena mengangkat topik obrolan tersebut.

2. Tidak Terbuka Soal Perasaan

Seseorang yang emotionally unavailable biasanya sulit mengungkapkan perasaannya kepada orang lain. Mereka umumnya tidak suka membicarakan perasaan mereka karena tidak ingin orang lain mengetahuinya.

Jika memang harus membicarakan perasaan, mereka kadang memilih untuk meniru perasaan lawan bicaranya. Misalnya saat sedang menceritakan sesuatu dan mengekspresikan perasaan Anda, maka orang dengan emotionally unavailable akan berkata “perasaanku sama sepertimu” dan hal itu biasanya tidak benar-benar mencerminkan apa yang mereka rasakan.

Tentu saja tidak semua orang pandai membuka hati dan menunjukkan perasaannya terang-terangan pada orang lain. Namun, keterbukaan adalah hal yang wajib ada dalam sebuah hubungan.

3. Minim Empati

Tak hanya sulit sulit mengekspresikan perasaan, orang dengan emotionally unavailable umumnya juga minim empati. Mereka cenderung ‘mematikan’ emosi diri mereka sendiri sehingga sulit memahami perasaan orang lain.

Mereka tidak akan merasa relate dan tidak bisa menempatkan dirinya sendiri di posisi orang lain. Saat harus membuat keputusan, mereka juga tidak akan mempertimbangkan perasaan orang lain.

4. Merahasiakan Sesuatu

Orang dengan emotionally unavailable terkesan selalu menyembunyikan sesuatu. Mereka seperti orang misterius yang memiliki banyak rahasia, meskipun hal yang mereka sembunyikan sebenarnya bukan sesuatu yang besar atau memalukan. Hal ini bisa terjadi karena mereka memang enggan terbuka dan tidak mau terlibat terlalu dalam dengan seseorang.

5. Menolak Komitmen

Ciri lain dari emotionally unavailable adalah sulit untuk berkomitmen. Tipe orang seperti ini biasanya tidak suka dengan sebuah hubungan atau ikatan.

Mereka bahkan tidak suka membuat rencana tentang suatu kegiatan dengan orang lain. Jika Anda mengajaknya, mereka mungkin akan berkata “aku pikir-pikir dulu” atau “nanti aku kabari lagi”, tapi mereka menghilang begitu saja tanpa kejelasan.

6. Mementingkan Diri Sendiri

Orang dengan emotionally unavailable cenderung lebih fokus pada dirinya sendiri. Hal ini membuat mereka terlihat egois karena tidak mau memikirkan kepentingan orang lain.

Mereka mungkin tidak menepati janji atau datang terlambat ke suatu acara yang sudah disepakati bersama. Mereka akan tetap minta maaf, tapi itu hanya formalitas. Mereka lebih memikirkan apa yang membuat mereka nyaman.

7. Tidak Ada Usaha untuk Membangun Hubungan

Jika seseorang yang emotionally unavailable menjalin hubungan, maka ia terkesan tidak serius dan tidak berusaha untuk mempertahankan hubungannya. Mereka biasanya sulit dihubungi atau cuek. Jika pasangannya mengirim pesan teks, pesan tersebut mungkin diabaikan atau baru dibalas berhari-hari kemudian.

Penyebab Emotionally Unavailable

Sikap tidak terbuka termasuk hal yang sangat umum. Pertanyaannya, kenapa seseorang sulit membuka hati? Emotionally unavailable tentunya terjadi bukan tanpa alasan. Berikut beberapa penyebabnya seperti dilansir dari situs Very Well Mind:

1. Faktor Sosial dan Budaya

Sebagian masyarakat menganut prinsip bahwa seseorang yang terang-terangan menunjukkan emosi atau perasaannya adalah orang yang lemah. Untuk mengatasinya, mereka pun memilih untuk tidak merespons emosi atau menghindar dari hal-hal yang membuat mereka emosional.

2. Pola Asuh Orang Tua

Orang dengan emotionally unavailable biasanya memiliki pengalaman masa kecil yang tidak terikat hubungan emosi dengan orang tua. Pihak orang tua mungkin dulunya tidak mampu memenuhi kebutuhan emosional anaknya. Sang anak pun meniru orang tua dan menekan perasaannya sekaligus membatasi diri dengan orang lain.

3. Pengalaman Traumatis

Emotionally unavailable juga bisa disebabkan karena pengalaman traumatis, misalnya mengalami perceraian. Hal ini membuat seseorang jadi menutup diri dan menekan perasaannya agar bisa tetap menjalani hidup.

4. Pengalaman Masa Lalu

Seseorang yang emotionally unavailable bisa jadi dulunya tidak seperti itu. Namun, mereka mungkin pernah mengalami hal yang menyakitkan gara-gara bersikap terbuka atau menunjukkan perasaannya kepada orang lain sehingga memutuskan untuk tidak lagi melakukannya.

Cara Menghadapi Orang dengan Emotionally Unavailable

Menghadapi orang dengan emotionally unavailable tentunya membutuhkan banyak kesabaran. Jika Anda berkomitmen untuk tetap menjaga hubungan baik dan tidak meninggalkan mereka, berikut beberapa tipsnya seperti dikutip dari Psychology Today:

1. Ajak Bicara

Orang dengan emotionally unavailable pasti akan menghindar ketika diajak berbicara serius, tapi Anda tetap harus berusaha untuk membangun komunikasi dengannya.

Tekankan bahwa percakapan ini adalah hal yang penting. Pastikan juga untuk mengajaknya berbicara di waktu yang tepat, yaitu berhadapan langsung (jangan lewat telepon atau pesan teks) dan tidak ada hal yang sekiranya dapat menginterupsi obrolan Anda.

2. Ungkap Perasaan dan Kebutuhan Anda

Awali percakapan dengan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan. Misalnya dengan mengatakan bahwa hubungan kalian mulai merenggang, Anda merasa jauh dengannya, dan ingin membicarakan masalah ini.

Orang dengan emotionally unavailable mungkin akan kembali melakukan hal yang membuat Anda kesal, seperti cuek, tidak mau mendengarkan, atau mencoba mengalihkan pembicaraan. Sebaiknya jangan menyikapinya dengan kemarahan, tapi tetap berusaha untuk membangun komunikasi dengannya.

3. Tidak Menyalahkan

Cara berikutnya adalah tidak menyalahkan. Cari tahu penyebab kenapa mereka menjadi sosok yang emotionally unavailable. Dengan demikian, Anda bisa lebih berempati dan memaklumi sikap mereka.

Misal penyebabnya karena diabaikan oleh orang tua, maka Anda bisa membuka percakapan tentang apa yang sudah dipelajari tentang pola asuh yang salah sekaligus mendorong mereka untuk lebih terbuka dan bercerita soal masalah ini. Hal ini pun bisa menjadi salah satu cara untuk memvalidasi perasaan mereka tanpa menghakimi atau menyalahkan.

4. Beri Motivasi dan Dukungan

Jelaskan bahwa sikap mereka yang emotionally unavailable adalah sesuatu yang tidak sehat dan bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain. Satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah mereka harus berusaha untuk terhubung dengan emosi mereka sendiri maupun perasaan Anda.

Yakinkan bahwa Anda akan selalu menemani mereka. Tunjukkan bahwa Anda sangat peduli dan semua ini dilakukan untuk lebih mendekatkan diri pada mereka.

5. Jangan Memaksa

Anda bisa memberikan motivasi dan dukungan, tapi tidak bisa memaksa atau menyembuhkan mereka begitu saja. Orang dengan emotionally unavailable hanya bisa disembuhkan atau diubah oleh diri mereka sendiri.

Hal yang bisa dilakukan adalah membekali diri dengan wawasan tentang emotionally unavailable, bersabar dan memahami, memberi mereka kesempatan, serta memberikan motivasi dan dukungan.

Apabila seluruh cara di atas masih gagal dan Anda mengalami kesulitan untuk mengatasi masalah ini, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti mengikuti terapi atau konseling.


tirto.id - Diajeng

Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Dhita Koesno

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |