tirto.id - Lima tahun sekali, pelantikan atau pembacaan sumpah Presiden dan Wakil Presiden Indonesia menjadi peristiwa penting. Tanggal 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjadi kepala negara baru menggantikan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin. Peristiwa itu tak hanya menorehkan jejak bagi dunia politik, tapi juga peluang ekonomi bagi para pedagang pigura.
Di tengah hiruk politik, lonjakan permintaan foto resmi presiden dan wakil presiden mendongkrak penjualan dan memberikan keuntungan signifikan bagi para pedagang, terutama untuk kebutuhan pembaruan foto resmi di berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta. Bagi para pedagang pigura, momen langka ini menjadi peluang emas yang harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Tiga kios pedagang pigura di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, misalnya, berlomba memajang cetakan dan pigura terbaiknya untuk menarik minat pembeli. Berbagai taktik diterapkan, mulai dari menawarkan harga terbaik hingga memanfaatkan platform online untuk memperluas jangkauan turut dilakukan agar penjualan meroket.
Salah satu yang menarik perhatian adalah kios yang terletak di sudut jalan, tak jauh dari pangkalan bajaj. Kios itu terlihat tak henti diserbu pembeli pigura. Berbagai ukuran hingga jenis pigura kerap ditanyakan pembeli yang ingin langsung membayar atau berupaya memesan dalam jumlah besar.
Pemiliknya adalah Fathorrahman (51), pria paruh baya yang sudah berjualan sejak tahun 1990. Dia mengaku mengalami kebanjiran pesanan dan kenaikan omzet hingga tiga kali lipat dari penjualan pigura dan foto presiden dan wakil presiden sejak sehari sebelum acara pelantikan. Lonjakan pesanan tersebut kian menggila pasca pelantikan.
“Mulai tanggal 19 Oktober, itu lagi ramai-ramainya pembeli datang. Sampai sekarang terus meningkat,” katanya seraya melayani pembeli saat ditemui Tirto di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2024).
Salah satu pelanggan setia Fathorrahman adalah DPR. Sejak 2014, ia telah dipercaya oleh DPR untuk memenuhi kebutuhan dalam memperbarui foto resmi presiden dan wakil presiden setiap kali ada pergantian kepemimpinan. Kini, dia mengaku sudah mendapatkan pesanan khusus dalam jumlah banyak dari lembaga yang mewakili rakyat itu.
“DPR udah order masuk. Pesanannya tergantung dari jumlah anggota DPR-nya, sekitar 600-an. Dari 2014 kan pesannya ke sini terus. Mereka biasanya pesan ukuran yang paling besar,” ujarnya.
Fathorrahman menyediakan ukuran pigura yang cukup variatif untuk menarik minat pembeli. Dia menjual dari ukuran terkecil 25x35 cm hingga terbesar 50x65 cm dengan harga yang relatif terjangkau.
Dia menyebut tidak hanya lembaga-lembaga resmi yang memesan, tetapi juga masyarakat umum yang berkepentingan dalam memajang foto pemimpin baru. Terlebih, dia akan menerapkan potongan harga apabila ada yang memesan dengan jumlah banyak.
Dengan pilihan yang beragam itu, Fathorrahman berharap setiap pembeli tidak hanya menemukan pigura yang pas, tetapi juga merasa puas dengan kualitas dan pelayanan yang diberikan.
“Ukuran 25x35 cm harganya 90 ribu. Kalau order banyak bisa kurang. ukuran 30x40 cm harga 140 ribu, kalau 34x49 cm harganya 200 ribu. Terus ukuran 40x60 cm di harga 300. Dan ukuran 50x65 cm di harga 950 ribu,” tuturnya.
Dalam hari-hari biasa, Fathorrahman hanya bisa menjual sekitar 20-30 set pigura per hari. Namun, dalam momen pelantikan, ia berhasil menjual hingga 1.500 set hanya dalam satu hari.
Jack (41), pembeli asal NTT sedang membeli pigura di Pasar Baru, Jakarta Pusat pada Rabu (23/10/2024). tirto.id/Rahma Dwi Safitri
“Hari Sabtu, tanggal 19, stok saya ada 1.500 set, dan itu habis semua. Orang rebutan, sampai pigura yang jelek kena hujan pun ada yang beli,” katanya sambil tertawa.
Tak hanya mengandalkan toko fisik, dia juga memanfaatkan platform online untuk memperluas jangkauan pasarnya. Tokopedia dia anggap sebagai tempat strategis untuk memasarkan pigura-piguranya, terutama ketika pesanan offline sedang sepi. Kendati demikian, dalam momen pelantikan, hal tersebut merupakan upaya agar tingkat keterjualan barang meroket tajam.
“Biasanya habis. Nanti sore ini biasanya habis. Kan jualnya di online juga. Dari yang datang (offline), dari yang online. Nah, itu kan online banyak banget,” ujarnya sambil menunjukkan akun loka pasarnya.
Hal serupa dialami Edi (60), penjual pigura lainnya yang berjualan tak jauh dari kios Fathorrahman. Edi mengatakan penjualannya meningkat hingga 80 persen setelah pelantikan.
"Hampir 80 persen naik dibanding biasanya. Biasanya sepi, tapi setelah pelantikan, pembeli datang terus, baik instansi maupun individu,” ujar Edi sambil sibuk melayani pembeli yang sedang memilih ukuran pigura.
Meski kiosnya terlihat tak seramai milik Fathorrahman, Edi bersyukur karena bisa menjadi bagian dari momen bersejarah. Ia pun berusaha memberikan pelayanan terbaik, memastikan setiap pembeli mendapatkan pigura yang sesuai dengan keinginan mereka.
“Alhamdulillah dari setelah pelantikan terus meningkat hingga 80 persen. Hari senin pagi itu langsung banyak yang ngeburu,” kata Edi.
Harga yang dibanderol pun beragam tergantung dari variasi ukuran dan jenis pigura yang ditawarkan. Edi menjelaskan bahwa harga setiap pigura disesuaikan dengan dimensi dan material yang digunakan.
“Kalau ukuran banyak. Ada ukuran 25x35 cm harganya 120 ribu, tapi kan tergantung jenis piguranya juga. Ukuran 30x40 cm, ada 34x49 cm, itu sekitaran 200 sampai 300 ribu deh. Terus ukuran 40x60 cm, dan paling besar ukuran 50x65 cm,” tuturnya.
Mengikuti perkembangan zaman, Edi juga sudah mulai mengalihkan sebagian penjualannya ke platform digital. Menurutnya, meski pengunjung toko masih ramai, pesanan online memberikan fleksibilitas lebih bagi pembeli, terutama dalam menjangkau mereka dari luar kota yang menginginkan produk berkualitas tanpa harus datang langsung ke toko.
Meski di area tersebut tidak hanya dia yang menjual pigura, Edi mengaku tidak merasa khawatir dengan penjualannya. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa sesama pedagang seharusnya saling mendukung, terutama ketika stok barang di toko masing-masing sedang habis.
Menurutnya, persaingan yang sehat dalam berdagang dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua pelaku usaha.
"Kerja sama dong, ya kita ngambil dikit-dikit untungnya. Saling membantu aja satu sama lain. Kalau persaingan-persaingan, enggak sehat dong,” ujarnya.
Indah (29) sedang membeli pigura di Pasar Baru, Jakarta Pusat pada Rabu (23/10/2024). tirto.id/Rahma Dwi Safitri
Menuurt Edi, dia sudah menjual pigura jauh sebelum presiden dan wakil presiden baru resmi dilantik. Maka itu, terlihat ada perbedaan di beberapa foto yang dipajang di kiosnya. Edi menjelaskan meski pelantikan belum berlangsung, banyak pembeli yang sudah memesan pigura untuk menyambut momen bersejarah tersebut.
“Beda-beda gambarnya. Ada yang sebelum dilantik, dan ini sudah dilantik. Sekarang ini sudah ada resmi, sudah ada modelnya,” ucap Edi seraya menunjukan gambar-gambar yang dipajang.
Di sisi lain, para pembeli juga memiliki cerita tersendiri di balik pigura-pigura yang mereka beli. Jack (41), warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sedang melakukan perjalanan dinas ke Jakarta, menyempatkan untuk membeli pigura untuk dipajang di kantornya.
Jack menjelaskan bahwa di NTT harga pigura sering kali jauh lebih mahal dan pilihannya terbatas. Maka saat berkunjung ke kios Fathorrahman, Jack merasa beruntung karena menemukan beragam pilihan pigura dengan harga yang terjangkau.
“Ada sih di NTT, cuma kan harganya mahal. Perbedaannya bisa sampai 50 ribu sampai 100 ribu. Lumayan cukup beda, jadi saya memutuskan beli di sini,” ujar Jack.
Pembeli lain, Indra Gunawan (51), warga Jakarta, mengaku kesulitan mencari pigura Prabowo-Gibran. Ia menyebut telah mengunjungi beberapa tempat pigura langganan namun banyak yang tidak tersedia. Maka itu dia memilih Pasar Baru atas rekomendasi dari rekannya.
“Biasa di Asemka, tapi kosong. Saya pikir dari dulu ini sudah sedia dan ready. Saya beli satu set saja untuk kebutuhan kantor,” katanya.
Sementara Indah (29) mengaku telah menjadi pelanggan kios Fathorrahman di Pasar Baru sejak pergantian presiden 2019.
“Saya sering ke sini karena lokasi kerja saya di hotel dekat sini. Setiap kali butuh pigura, saya selalu datang ke sini,” ungkap Indah dengan tawa kecil.
Selama menjadi pelanggan, Indah sering berbelanja melalui WhatsApp pribadi Fathorrahman. Menurut Indah kualitas produk yang ditawarkan sangat memuaskan.
“Gampang kalau ke bapak tinggal WA aja. Terus juga kualitasnya bagus banget, bapaknya baik banget,” jelasnya.
Indah juga menyebut bahwa kecepatan pelayanan Fathorrahman menjadi salah satu alasan dirinya kembali memesan.
“Gercep banget, saya baru pesan pagi langsung dikirim siangnya,” tutur Indah.
tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Irfan Teguh Pribadi