Penemuan kehidupan dalam sampel asteroid Bennu adalah salah satu upaya ilmiah paling mendalam. Sepanjang sejarah, para peneliti bertanya-tanya, apakah kehidupan di Bumi benar-benar unik ataukah benih-benihnya datang dari tempat lain di alam semesta? Sebuah misi ambisius dari NASA, OSIRIS-REx (Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security–Regolith Explorer), berupaya menjawab sebagian dari pertanyaan ini.
Baca Juga: Fakta Asteroid Sasaran Hayabusa2 untuk Pendaratan 2031
Misi tersebut sukses mengambil sampel dari asteroid 101955 Bennu, sebuah benda purba yang diyakini mengandung materi dari masa awal tata surya. Setelah diluncurkan pada tahun 2016 dan mengambil sampel pada tahun 2020, kapsul yang membawa materi berharga ini mendarat kembali di Bumi dengan selamat pada September 2023. Analisis mendalam terhadap sampel ini telah menghasilkan penemuan yang sangat signifikan, membuka lembaran baru pemahaman tentang peran kosmik dalam memicu kehidupan di planet kita.
Penemuan Kehidupan dalam Sampel Asteroid Bennu: Jejak Senyawa Organik
Inti dari penemuan yang menggemparkan ini terletak pada identifikasi senyawa organik penting dalam sampel Bennu. Tim ilmuwan pimpinan Yoshihiro Furukawa dari Universitas Tohoku, Jepang, mengumumkan temuan senyawa gula yang merupakan unsur dasar kehidupan. Senyawa yang terdeteksi mencakup ribosa dan glukosa, di antara gula-gula lainnya.
Penemuan ini sangat krusial karena ribosa adalah komponen struktural utama yang perlu untuk pembentukan RNA (Asam Ribonukleat). Molekul ini memainkan peran sentral dalam munculnya kehidupan sebelum DNA. Sementara itu, glukosa adalah gula sederhana sebagai sumber energi utama oleh hampir semua bentuk kehidupan makhluk Bumi.
Analisis berlangsung dengan sangat teliti untuk memastikan integritas sampel. Para ilmuwan menggunakan air dan asam untuk mengekstrak gula dari sekitar 600 miligram debu Bennu. Kemudian, mendeteksinya menggunakan peralatan laboratorium canggih.
Keuntungan besar dari sampel Bennu adalah telah terlindungi dari kontaminasi Bumi karena langsung dari asteroid ruang angkasa. Penemuan kehidupan dalam sampel asteroid Bennu ini telah publish dalam jurnal ilmiah bergengsi Nature Geoscience. Sehingga, memberikan bukti kuat bahwa bahan-bahan kimia penyusun kehidupan dapat terbentuk pada luar angkasa.
Hipotesis Pemicu Kehidupan di Bumi
Penemuan senyawa gula dalam sampel Bennu tidak secara langsung membuktikan adanya kehidupan ekstraterestrial asteroid tersebut. Sebaliknya, hal ini memberikan dukungan kuat pada hipotesis panspermia atau skenario tumbukan asteroid miliaran tahun yang lalu mungkin telah “membenihkan” Bumi dengan bahan kimia esensial. Selama periode Pengeboman Berat Akhir (Late Heavy Bombardment), sekitar 4,1 hingga 3,8 miliar tahun lalu, Bumi mengalami serangan intens dari asteroid dan komet.
Baca Juga: Asteroid 2025 TF, Batuan Luar Angkasa yang Melintas Lebih Dekat dari Satelit
Jika asteroid-asteroid purba seperti Bennu kaya akan senyawa organik seperti ribosa dan glukosa, tumbukan-tumbukan tersebut akan mengirimkan molekul-molekul ini ke permukaan Bumi. Molekul-molekul ini, lengkap dengan kondisi lingkungan yang unik pada Bumi purba, mungkin telah memulai proses abiogenesis. Ini merupakan proses alami, yakni kehidupan muncul dari materi non-hidup.
Asteroid adalah kapsul waktu kosmik yang terbentuk dari awan gas dan debu primordial. Mereka tidak mengalami perubahan geologis intensif seperti yang terjadi pada Bumi. Oleh karena itu, materi dalamnya relatif tidak berubah sejak miliaran tahun lalu.
Ini menjadikannya arsip sempurna untuk mempelajari kondisi kimia awal tata surya. Dengan miliaran asteroid yang beredar pada sabuk utama, kemungkinan benda-benda kosmik ini membawa dan menyebarkan unsur-unsur dasar organisme tidak lagi dianggap nol.
Upaya Paralel: Menjelajahi Asteroid Ryugu
Selain analisis sampel Bennu, tim ilmuwan yang sama kini mengalihkan fokus pada sampel dari asteroid Ryugu. Sampel Ryugu terkumpul dari misi Jepang, Hayabusa2, dan kembali ke Bumi pada tahun 2020. Studi ini perkiraannya akan lebih menantang karena jumlah sampel Ryugu yang berhasil terkumpul hanya sekitar 100 miligram. Tentu jauh lebih sedikit daripada sampel Bennu.
Menganalisis sampel dari dua asteroid berbeda, Bennu dan Ryugu, memungkinkan para ilmuwan untuk membandingkan komposisi kimianya. Bahkan, juga memahami variasi pembentukan senyawa organik berbagai benda tata surya. Jika kedua sampel menunjukkan adanya senyawa gula dan molekul organik kompleks lainnya, ini akan semakin memperkuat gagasan mereka. Bahan-bahan kimia penyusun kehidupan adalah hal yang umum dalam alam semesta dan dapat terkirim ke permukaan planet melalui tumbukan kosmik.
Baca Juga: Mirip Bulan, Profil Asteroid Quasi Moon 2025 PN7 Terlihat Dampingi Bumi
Penemuan kehidupan dalam sampel asteroid Bennu melalui identifikasi ribosa dan glukosa merupakan terobosan ilmiah yang monumental. Penemuan ini menggarisbawahi potensi asteroid sebagai kurir kosmik yang mengirimkan bahan baku kehidupan ke Bumi purba. Walaupun tidak membuktikan kehidupan ekstraterestrial, penemuan dalam sampel asteroid Bennu ini secara signifikan meningkatkan kemungkinan. Benih-benih kehidupan pertama pada Bumi tidak terbentuk murni dalam planet ini, tetapi berakar dari materi kosmik. Penelitian lanjutan terhadap sampel Bennu dan Ryugu akan terus memberikan wawasan tak ternilai mengenai kimia organik luar angkasa lantas membuka jalan bagi pemahaman yang lebih lengkap tentang asal-usul kehidupan dalam alam semesta. (R10/HR-Online)

3 hours ago
3

















































