harapanrakyat.com,- Ratusan hektar sawah di Ciamis Selatan kembali banjir setelah diguyur hujan beberapa minggu terakhir. Akibatnya, tanaman padi milik petani tenggelam, bahkan sampai tak terlihat sama sekali, Kamis (20/11/25).
Lokasi sawah yang terendam banjir tersebut di wilayah Desa Puloerang, Sukanagara, Kertajaya Kecamatan Lakbok dan Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi.
Pantauan di lapangan, sungai pembuangan tampak meluap hingga menembus tanggul ke arah sawah. Sampah juga tampak menumpuk di sejumlah titik sungai, terutama di pipa saluran air yang menghubungkan sawah dua wilayah kecamatan itu.
Seorang petani saat memanen padi di sawah wilayah Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi yang dikepung banjir. Foto: Muhafid/HRSementara itu, para petani yang sedang memanen padi di tengah sawah yang penuh air tampak menarik perahu yang dibuat dari terpal. Sedangkan petani yang sudah memanen mendaratkan padinya di pinggir jalan raya untuk proses perontokkan bulir padi. Selain itu, padi-padi yang belum lama ditanam juga tampak terendam air, bahkan banyak yang sudah tak terlihat.
Tepat di perbatasan antara Desa Sukanagara, Kertajaya, dan Sukamulya, tampak warga sedang menggiring bebek yang berenang di tengah sawah ke daratan menggunakan perahu. Sementara di daratan, tampak sejumlah warga tengah mencari keong untuk pakan bebek.
Sawah Banjir di Ciamis Selatan Harus Segera Ditangani
Nurhayati, warga Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar yang tengah menunggu suaminya memanen padi mengatakan, sawah miliknya yang berada di Desa Sukamulya kebanjiran sejak seminggu terakhir. Bahkan, ketinggian banjir bisa mencapai seukuran dada orang dewasa dan menerjang jalan raya yang ada di pinggir sungai.
Meski sudah terjadi surut, namun saat ini ketinggian banjirnya di atas lutut orang dewasa. Karena kondisinya tidak memungkinkan, ia pun terpaksa membuat perahu darurat berbahan terpal untuk mengangkut padi dari tengah sawah ke pinggir jalan.
“Kalau hujan pasti banjir, sudah jadi langganan tiap tahun. Bahkan musim hujan sebelumnya lebih besar hingga terjadi gagal tanam sehingga tidak bisa panen,” katanya.
Ia menyebut penyebab banjir lantaran banyaknya sampah di sungai. Kemudian, irigasi yang ada terjadi pendangkalan, sehingga perlu perbaikan secara menyeluruh. “Sungai pembuangan seharusnya normal, jadi ketika banjir cepat surutnya,” imbuhnya.
Sebagai petani, ia hanya bisa berharap pemerintah serius menangani banjir di wilayah Ciamis Selatan ini agar tidak terus berulang. “Kalau normal saluran pembuangannya petani kan hasilnya melimpah. Tahun kemarin dua kali kita tidak bisa panen. Kalau begini terus kan repot, apalagi tagihan bayar pajak jalan terus, sedangkan pelayanan yang kita terima seperti ini hasilnya. Saya minta pemerintah serius menangani ini biar petani tidak jadi korban,” pungkasnya. (Muhafid/R6/HR-Online)

6 days ago
27

















































