Sejarah Kanjeng Sepuh Sidayu, Sosok Bupati dan Ulama yang Dicintai Rakyat Gresik

10 hours ago 6

Sejarah Kanjeng Sepuh Sidayu mungkin masih terlalu asing bagi sebagian besar masyarakat di wilayah Indonesia. Akan tetapi, bagi masyarakat Kabupaten Gresik, di Jawa Timur, tokoh pemuka agama ini bukanlah orang yang sembarangan. Beliau sangat populer dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat pemerintah hingga ke lapisan masyarakat kecil sekalipun.

Kanjeng Sepuh Sidayu terkenal sebagai wali yang seringkali mengajarkan ajaran-ajaran kebaikan. Selain itu, tokoh ini memiliki keberanian dalam menentang penjajah Belanda pada masa lalu.

Baca Juga: Sejarah Syekh Bela Belu, Jejak Perjalanan Menemukan Cahaya

Untuk mengetahui lebih mendalam terkait tokoh bergelar Kyai Panembahan Haryo Soeryo Diningrat itu, simak selengkapnya dalam artikel di bawah ini!

Sejarah Kanjeng Sepuh Sidayu dan Mengenal Sosoknya

Sosok Kanjeng Sepuh Gresik ini rupanya mempunyai nama asli bernama Raden Adipati Soeryodiningrat. Beliau merupakan salah satu bupati di Kabupaten Sidayu, Gresik, Jawa Timur. Kanjeng Sepuh dikenal oleh masyarakat karena beliau merupakan seorang ulama yang baik hati. Selain itu, beliau juga memiliki sifat kepemimpinan yang baik untuk memimpin rakyatnya.

Ketulusannya yang selalu memihak pada rakyat lemah, menjadikannya sosok yang dekat dengan rakyat kecil dan sangat dicintai oleh masyarakat.  Beliau sangat menentang kebijakan yang mendiskriminasi rakyat kecil dan juga pengelompokkan masyarakat berdasarkan kelas atau golongan pada masa Belanda.

Menurutnya, pengelompokkan tersebut tidak sesuai dengan fitrah manusia yang derajatnya sama. Perbedaan antara manusia satu dengan lainnya di hadapan Tuhan hanya tergantung pada amal dan ketakwaannya. Selain itu, pada masa penjajahan, beliau juga menentang pajak rakyat yang tinggi sehingga menjadi sosok musuh bagi Belanda.

Berperan Sebagai Bupati Sidayu

Sejarah Kanjeng Sepuh Sidayu selain sebagai ulama, juga pernah menjabat sebagai Bupati Sidayu. Sejak berdiri pada tahun 1675, sudah sejumlah sepuluh bupati memimpin kabupaten tersebut. Kanjeng Sepuh adalah bupati kedelapan dan merupakan pemimpin yang paling terkenal di masyarakat setempat.

Kabupaten Sidayu sendiri terletak sekitar 20 kilometer di sebelah barat Kota Gresik. Melansir dari Majalah Liberty edisi 2316, 11-20 September 2007, sampai saat ini, adanya alun-alun Kabupaten Sidayu masih terlihat sangat jelas. Ada juga beberapa peninggalan Kabupaten Sidayu berupa bangunan yang masih tersisa, namun sayangnya tidak terawat dengan baik.

Kemudian, pada 1910, Pemerintah Belanda menyatukan Kabupaten Sidayu dengan Jombang. Akan tetapi, setelah pernyataan kemerdekaan Republik Indonesia, wilayahnya masuk ke dalam Kabupaten Gresik.

Baca Juga: Syekh Abdul Qadir Jailani, Sosok Wali Sufi yang Terkenal Memiliki Banyak Karamah

Sosok Pemimpin yang Dekat dengan Rakyatnya

Sejarah Kanjeng Sepuh Sidayu semakin menarik karena beliau merupakan sosok pemimpin yang terkenal memiliki kedekatan istimewa dengan seluruh rakyatnya. Setiap melakukan agenda mengunjungi desa-desa, rakyat pun menyambutnya dengan antusias dan juga hangat.

“Kanjeng Sepuh Sidayu tahu bagaimana cara untuk bisa menentramkan rakyat. Karena itu dia begitu disanjung dan dipuji,” ungkap Mazumi, salah satu pengurus Masjid Kanjeng Sepuh Sidayu.

Selain itu, beliau juga sering melakukan perjalanan seorang diri di malam hari untuk menemui rakyatnya. Kanjeng Sepuh ingin seperti sosok Umar bin Khattab yang selalu berusaha menegakkan keadilan di kehidupan rakyat. Salah satu upayanya yakni dengan turun sendiri ke masyarakat untuk mengetahui apa yang masalah yang sedang terjadi.

Sering Memberikan Sumbangan ke Masyarakat 

Kisah sejarah Kanjeng Sepuh Sidayu juga tidak terlepas dari sifatnya yang dermawan. Pasalnya, beliau senantiasa memberikan sumbangan kepada rakyat yang menderita. Oleh karena itu, tidak mengherankan ketika perang melawan penjajah, rakyat Sidayu dengan sigap dan gagah berani berada di garda terdepan untuk melindungi pemimpinnya itu.

Kanjeng Sepuh Sidayu meninggal pada tanggal 9 Maret 1856 dan telah memerintah selama 39 tahun. Saat ini, makamnya tetap terawat dengan baik dan setiap tahun digelar acara haul untuk memperingati meninggalnya beliau. Terdapat ribuan warga ikut serta dan berhasil memenuhi halaman Masjid Kanjeng Sepuh Sidayu.

Para warga meyakini bahwa beliau merupakan seorang wali yang mempunyai karomah (keistimewaan). Masyarakat dahulunya meyakini bahwa barang siapa yang bertemu dan bersalaman dengan Kanjeng Sepuh Sidayu maka akan  memiliki kehidupan yang baik.

Sepertinya, keyakinan tersebut masih erat hingga saat ini. Pada puncak acara haul, seluruh warga yang hadir berebut masuk ke dalam kompleks pemakamannya di belakang masjid Kanjeng Sepuh Sidayu. Mereka berharap dapat berdoa sedekat mungkin di makam ulama tersebut agar terkabul permohonannya terhadap Allah SWT. 

Baca Juga: Kisah Hidup Imam Ghazali, Perjalanan Spiritual dan Intelektual Sang Hujjatul Islam

Sekedar informasi, bahwa sejarah Kanjeng Sepuh Sidayu juga sangat identik dengan adanya masjid sekaligus makam ulama tersebut yang faktanya dibangun pada 1758 M silam. Meskipun pendirinya bukanlah Kanjeng Sepuh Sidayu, namun nama beliaulah yang terpilih menjadi yang terakhir kali diabadikan. Hal ini tidak mengherankan mengingat sosoknya yang begitu dekat dengan rakyat. Selain itu, beliau juga telah memerintah selama 39 tahun di Kabupaten Sidayu hingga ajal menjemputnya. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |