Sejarah Museum Sangiran, Pusat Koleksi Fosil Manusia Purba di Jawa Tengah

1 day ago 17

Sejarah Museum Sangiran menyimpan nilai historis yang sangat penting untuk dipelajari lebih lanjut. Museum ini terletak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dan menyimpan berbagai fosil manusia purba yang unik dan menarik. Museum ini berada di kawasan Kubah Sangiran, yang terletak di daerah Depresi Solo, kaki Gunung Lawu. 

Baca Juga: Sejarah Museum Perjuangan Yogyakarta, Bangunan Peringatan 50 Tahun Kebangkitan Nasional

Pengunjung dapat merasakan pengalaman baru dengan melihat langsung situs-situs peninggalan purbakala yang ada di sana. Bagi Anda yang tertarik mengetahui lebih dalam tentang museum manusia purba terlengkap di Jawa, simak informasi selengkapnya dalam artikel ini!

Sejarah Museum Sangiran dan Peranan Keberadaannya

Museum Sangiran, atau yang juga dikenal dengan nama Museum Prasejarah Sangiran, adalah museum arkeologi yang terletak di Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Museum ini berada tak jauh dari lokasi situs fosil purbakala Sangiran, yang menjadi salah satu kawasan penting dalam studi evolusi manusia.

Wilayah Sangiran telah diakui secara internasional sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tanggal 6 Desember 1996. Karena nilai arkeologis dan ilmiahnya yang luar biasa.

Sangiran merupakan salah satu situs yang memiliki peranan penting dalam perkembangan di bidang ilmu pengetahuan di berbagai bidang. Adapun bidang-bidang tersebut antara lain: arkeologi, antropologi, biologi, geologi, paleoantropologi, dan pariwisata. 

Keberadaan museum ini sangat memberikan manfaat bagi para ilmuwan yang sedang mempelajari kehidupan manusia zaman purbakala. Hal ini dikarenakan koleksinya yang sangat lengkap. Mulai dari fosil manusia purba, kebudayaan, fosil flora fauna zaman purba sampai memberikan gambaran stratigrafinya.

Museum ini melewati Kali Cemoro yang bermuara tepat di Bengawan Solo. Area ini mengalami erosi yang membuat lapisan tanahnya terbentuk dan terlihat satu-persatu.  Pada lapisan tanah inilah terdapat fosil manusia zaman purba dan juga hewannya. 

Museum manusia purba Sangiran termasuk dalam situs prasejarah yang berperan untuk memahami proses terjadinya evolusi manusia. Bahkan kini menjadi situs purbakala dengan koleksi terlengkap di Asia bahkan dunia.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Museum Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Dunia urutan 593. Penetapan ini telah disahkan oleh Komite World Heritage ketika peringatan berdirinya yang ke-20 tahun di Merida, Meksiko. Berikut ini adalah penjelasan sejarah singkat Museum Purbakala Sangiran. 

Berdiri pada Tahun 1977

Sejarah Museum Sangiran berdiri pada tahun 1977. Pembangunan museum ini berdasarkan alasan karena terdapat banyak benda-benda purbakala hingga fosil manusia purba di daerah tersebut. Oleh karena itu, para peneliti meyakini bahwa situs Sangiran merupakan pusat kehidupan pada zaman manusia purbakala.

Di tempat itu terdapat banyak jejak peninggalan yang diperkirakan telah berusia dua juta sampai 200.000 tahun lalu. Orang yang mengusulkan penggalian tersebut adalah GHR Von Koenigswald, yang merupakan seorang ahli paleoantropologi dari Jerman.

Ketika itu, ia bekerja untuk pemerintah Belanda di Bandung pada tahun 1930-an. Koenigswald fokus untuk meneliti jejak manusia dan binatang purba di Desa Sangiran tersebut. Hasil pertama kalinya ia berhasil menemukan fosil Homo Erectus dan beberapa fosil hewan purba.

Munculnya Ide Pembangunan Museum

Sejarah Museum Sangiran semakin menarik setelah hasil penemuan oleh Koenigswald ini dan membuat masyarakat sekitarnya dapat mengenali fosil serta membantunya dalam proses penggalian. Pada mulanya, semua hasil penelitian berada di rumah Toto Marsono, selaku Kepala Desa Krikilan hingga menginjak tahun 1975.

Baca Juga: Sejarah Museum PETA di Bogor, Sarana Pengingat Perjuangan Bangsa

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak orang yang mendatangi tempat itu untuk melihat fosil-fosil temuan manusia purba tersebut. Akhirnya, muncullah ide untuk melakukan pembangunan sebuah museum. Pada awalnya, Museum Sangiran dibangun dengan luas tanah  1000 meter persegi dan terletak di samping Balai Desa Krikilan.

Koleksi Museum Purbakala Sangiran

Setelah mengetahui sejarah Museum Sangiran, maka saatnya untuk melihat koleksinya. Bangunan museum secara resmi telah dibuka pada tahun 1980. Luasnya mencapai 16.675 meter persegi dan mempunyai koleksi-koleksi purbakala antara lain: 

  1. Koleksi fosil manusia seperti replika Australopithecus africanus dan replika Pithecanthropus. Ada juga mojokertensis (Pithecanthropus robustus), replika Homo soloensis, dan Homo neanderthal Eropa. Terakhir ada replika Homo neanderthal Asia dan Homo sapiens.
  2. Koleksi fosil binatang bertulang belakang, seperti gajah Elephas namadicus, dan Stegodon trigonocephalus. Ada pula kerbau yaitu Mastodon sp, dan harimau Bubalus palaeokarabau. Selain itu, ada juga babi Felis palaeojavanica, badak Sus sp, dan sapi Rhinoceros sondaicus. Terakhir rusa Bovidae dan domba Cervus sp.
  3. Selanjutnya ada koleksi fosil binatang laut serta air tawar, seperti buaya Crocodylus sp, ikan dan kepiting. Ada juga gigi ikan hiu, Kuda Nil bernama Hippopotamus sp dan Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda). Selain itu, ada kura-kura Chelonia sp hingga foraminifera.
  4. Koleksi batuan, seperti Kalsedon, Rijang, meteor, dan diatom.
  5. Sedangkan untuk artefak batu, antara lain: bilah, serpih, gurdi, serut,dan  kapak persegi. Terdapat pula bola batu dan kapak perimbas. 

Pengaruh Museum Sangiran

Museum Sangiran memberikan kontribusi yang sangat besar, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan-penemuan baru yang terus terjadi, ditambah dengan kondisi lingkungan yang unik seperti laboratorium alam terbuka, menjadikan Museum Sangiran dan situs purbakalanya sebagai pusat penting untuk penelitian dan edukasi.

Selain menjadi pusat ilmiah, museum ini juga berperan dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sejarah dan pelestarian fosil. Dengan meningkatnya wawasan masyarakat, besar harapan generasi penerus dapat lebih menghargai warisan purbakala.

Keberadaan Museum Sangiran turut berkontribusi dalam mencegah praktik penyelundupan dan perdagangan ilegal fosil. Sehingga kelestarian situs ini dapat terus terjaga.

Baca Juga:

Demikian ulasan terkait sejarah Museum Sangiran di Jawa Tengah yang menyimpan koleksi fosil-fosil manusia purba. Keberadaannya menjadi salah satu warisan budaya yang memiliki nilai sejarah yang bermanfaat untuk berbagai bidang pengetahuan khususnya biologi dan arkeologi. Jika Anda berkunjung ke Jawa Tengah, jangan lupa menyempatkan diri untuk berkunjung agar dapat melihat bukti peninggalan purba di zaman pra sejarah di destinasi wisata edukasi ini. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |