3 Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Santri Singkat dan Jelas

3 weeks ago 6

tirto.id - Kumpulan contoh amanat pembina upacara Hari Santri Nasional (HSN) dalam artikel ini bisa menjadi acuan bagi Anda yang berkesempatan menyampaikannya saat memperingati HSN. Contoh amanat pembina upacara yang singkat dan jelas juga tersedia.

Hari Santri Nasional diperingati setiap tahun setiap tanggal 22 Oktober. Dasar penetapan tanggal tersebut mengacu pada peristiwa 22 Oktober 1954 silam. Kala itu, KH. Hasyim Asy’ari mengobarkan tentang resolusi jihad.

Pada resolusi yang terjadi selepas kemerdekaan Indonesia ini, sejumlah kalangan santri dan ulama diajak berjuang bersama untuk melawan kolonialisme. Sementara penetapan HSN dilakukan oleh Presiden Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015.

Kumpulan Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Santri

Upacara Hari Santri Nasional digelar di berbagai lokasi setiap tanggal 22 Oktober untuk memperingati HSN, termasuk di sekolah. Oleh sebab itu, contoh teks amanat pembina upacara Hari Santri untuk anak SD, SMP, dan SMA dibutuhkan untuk mengisi salah satu susunan acara, yakni penyampaian amanat pembina upacara.

Upacara Hari Santri Nasional biasanya memerlukan persiapan khusus. Bagi pembina upacara, misalnya, mereka dapat menyiapkan sejumlah materi yang berkaitan dengan Hari Santri Nasional ketika menyampaikan amanat.

Bagaimana contoh teks amanat pembina upacara Hari Santri Nasional? Berikut ini 3 contoh di antaranya.

1. Contoh Amanat Pembina Upacara tentang Hari Santri yang Singkat dan Jelas

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bapak Kepala Sekolah, Bapak/Ibu Guru, serta siswa-siswi yang saya banggakan,

Marilah kita syukuri rahmat Allah SWT yang memungkinkan kita berkumpul hari ini dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional. Semoga shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Hari Santri Nasional yang bertema “Jihad Santri Jayakan Negeri” mengingatkan kita pada peran penting para santri dalam perjuangan bangsa. Mereka berjihad membela kemerdekaan Indonesia melalui ilmu dan keteguhan agama. Fatwa resolusi jihad KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 menginspirasi perjuangan umat Islam dalam mempertahankan NKRI.

Jihad santri bukan sekadar fisik, tetapi juga jihad untuk mencapai ilmu, kebijaksanaan, dan akhlak mulia. Santri adalah harapan masa depan, termasuk kalian sebagai pelajar yang menuntut ilmu. Mari teladani semangat santri dalam membangun negeri ini dengan integritas dan cinta.

Demikian amanat saya, mohon maaf atas segala kekurangan. Selamat Hari Santri. Jihad santri jayakan negeri!

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Contoh Amanat Pembina Upacara di Pondok Pesantren

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada pagi hari ini kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju cahaya Islam.

Bapak Kepala Pondok Pesantren yang saya hormati, Bapak/Ibu guru, para ustadz/ustadzah, serta santri-santriku yang saya banggakan,

Hari ini kita berkumpul untuk memperingati Hari Santri Nasional, yang mengingatkan kita pada peran besar santri dalam membela agama dan bangsa. Santri yang selalu haus akan ilmu dan rendah hati dalam ketidaktahuan mencerminkan ketulusan, keteguhan, dan keikhlasan.

Santri adalah generasi yang menggabungkan nilai-nilai agama, budaya, dan nasionalisme dalam setiap langkah perjuangan mereka. Mereka berperan penting dalam menyebarkan akidah, melanjutkan ilmu pengetahuan, dan menjunjung tinggi kebenaran. Santri adalah sosok cerdas, berakhlak mulia, dan menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, mari kita dorong anak-anak untuk terus belajar, meningkatkan kemampuan, dan memahami nilai-nilai Islam. Dengan ilmu yang kuat, iman yang teguh, serta akhlak yang baik, mereka akan berkontribusi besar bagi agama dan bangsa.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan dan bimbingan kepada kita semua dalam menjalankan tugas dan amanah kita. Terima kasih atas perhatian kalian, dan mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyampaian.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Contoh Teks Amanat Pembina Upacara Hari Santri

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hadirin peserta upacara yang saya hormati, seperti yang sudah kita ketahui pelaksanaan upacara Hari Santri Nasional mengingatkan kita terhadap sejarah perjuangan ulama-santri di masa lalu. Bahkan, perjuangan ini dianggap sebagai hari penting ketika Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 menetapkannya sebagai sebuah peringatan. Hingga saat ini, kita dapat melihat bagaimana sejarah tersebut diingat dan dirayakan setiap tahunnya pada 22 Oktober.

Para peserta upacara yang saya sanjungi, penetapan ini tentu tidak serta merta dibuat untuk mengingat sejarah saja. Lebih dari itu, kenangan tentang sosok tokoh-tokoh bangsa pada masa pasca kemerdekaan perlu kita ingat juga. Sebagai bentuk penghormatan sekaligus rasa syukur, pahlawan yang berjihad kala itu berhasil membawa kita ke masa tenteram sekarang. Nama-nama seperti KH. Hasyim Asy’ari, H.O.S Cokroaminoto, KH. Ahmad Dahlan, Maria Josephine Walanda, dan lain-lainnya patutnya kita kenang. Mereka telah berjuang demi masa depan, melawan penjajah yang ingin mendapatkan kembali tanah air yang saat itu sudah menyatakan merdeka.

Peserta upacara sekalian, resolusi jihad yang telah ditanamkan pada masa lalu sekali lagi harus kita syukuri. Kemerdekaan yang ingin direnggut dipertahankan dengan metode jihad fi sabilillah. Terlepas dari berbagai tokoh lain, para kiai serta santri-santrinya ikut menghalau pergerakan bangsa asing sehingga kemerdekaan dapat dipertahankan. Bukan hanya mempertahankan diri, tetapi bergerak maju untuk mengusir mereka semua. Kobaran semangat pun dapat terlihat dari berbagai gerakan di seluruh Indonesia.

Para peserta upacara yang saya hormati, sejarah ini ternyata membawa persatuan bukan hanya di dalam satu kelompok agama saja. Akan tetapi, berhasil menyatukan seluruh golongan, kalangan, ras, atau mereka yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Salah satunya termasuk perbedaan yang berkaitan dengan keyakinan.

Dengan begitu, kita sepatutnya bisa mensyukuri pengadaan peringatan Hari Santri Nasional ini. Bukan hanya melihat dari sisi agama Islam untuk para kiai dan santri, tetapi juga melihat bagaimana semua kalangan kala itu bergerak mencapai kesatuan Indonesia. Mari kita satukan kebersamaan atas nama Indonesia, memajukan negeri agar dapat berkompetisi di dunia global. Berbeda dari perjuangan perang masa lalu, kini ada beragam hal yang dapat kita lakukan untuk kemajuan Indonesia. Baiknya dengan mengingat sejarah perjuangan tersebut, kita dapat percaya diri untuk menghadapi dunia dinamis di masa depan.

Saya kira cukup sekian amanat yang dapat saya sampaikan. Atas kekurangan dan kelebihannya saya ucapkan mohon maaf.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


tirto.id - Edusains

Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Ibnu Azis

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |