tirto.id - Raden Saleh, salah satu pelukis Indonesia pada masa Hindia-Belanda, meninggalkan banyak karya yang menggambarkan sejarah bangsa. Salah satu karya yang paling dikenal adalah lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro.
Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 lukisan Raden Saleh yang terkenal dan fenomenal, yang hingga kini tetap menjadi inspirasi dan kebanggaan bagi dunia seni Indonesia.
Salah satu lukisan Raden Saleh yang terkenal adalah "Penangkapan Pangeran Diponegoro". Satu lukisan Raden Saleh Diponegoro ini menggambarkan momen saat Pangeran Diponegoro ditangkap oleh pasukan Belanda pada tahun 1830.
Karya ini menggugah perasaan patriotisme dan menjadi simbol penting dalam sejarah Indonesia. Selain itu, lukisan tersebut kemudian diadaptasi menjadi cerita fiksi dalam film layar lebar Indonesia.
Karya Raden Saleh ini tidak hanya berfungsi sebagai karya seni, tetapi juga sebagai bentuk dokumentasi sejarah yang menginspirasi banyak orang. Pengaruhnya dalam seni dan budaya Indonesia tetap terasa hingga saat ini. Lukisan-lukisan fenomenal Raden Saleh membuktikan betapa kuatnya peran seni dalam merangkai cerita bangsa.
5 Lukisan Karya Raden Saleh yang Fenomenal
I Ketut Winaya dalam buku Lukisan-Lukisan Raden Saleh Ekspresi Antikolonial (2007) menjelaskan Raden Saleh dikenal sebagai pelopor seni lukis modern di Indonesia.
Ia menjadi pelukis pribumi pertama yang mempelajari seni lukis modern Barat pada tahun 1822 di bawah bimbingan A.A.J. Payen, seorang pelukis keturunan Belgia yang berkewarganegaraan Belanda.
Setelah itu, Raden Saleh melanjutkan pendidikannya di Eropa, khususnya di Negeri Belanda, untuk memperdalam keterampilannya.
Dengan pengaruh gaya Barat, Raden Saleh memperkenalkan pendekatan baru dalam seni lukis Indonesia. Ia menggunakan teknik akademis dengan gaya realis yang belum pernah ada sebelumnya dalam seni lukis lokal. Saat menetap di Paris, Raden Saleh mulai mengembangkan seni lukis modern gaya romantisisme.
Seiring waktu, Raden Saleh juga dikenal sebagai pelukis yang menciptakan banyak karya fenomenal dengan nilai seni dan sejarah yang tinggi.
Masih dari buku Lukisan-Lukisan Raden Saleh Ekspresi Antikolonial (2007), berikut ini beberapa lukisan karya Raden Saleh dan keterangannya beserta sejarahnya.
1. “Penangkapan Pangeran Diponegoro” (1857)
Penangkapan Pangeran Diponegoro” (1857). foto.kemdikbud Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro menjadi salah satu karya Raden Saleh yang paling fenomenal. Saat masih menjabat sebagai pelukis istana di Kerajaan Belanda, Raden Saleh menyerahkan karya tersebut kepada Raja Willem III sebagai bentuk penghormatan.
Para ahli dari Belanda sering menyebut lukisan berukuran 112x178 cm ini dibuat berdasarkan sebuah karya seniman Belanda Nicolaas Pieneman. Pienemen dan Raden Saleh mengambil momen atau peristiwa yang sama, tetapi memperlihatkan perbedaan interpretasi.
Pienemen membuat lukisan mengenai penangkapan Diponegoro untuk catatan peristiwa penting dalam sejarah pemerintah kolonial Hindia Belanda. Lukisan ini ditekankan pada peristiwa menyerahnya Diponegoro dan menonjolkan peran sentral Jenderal De Kock. Dengan hal ini, lukisan Pieneman mengambil judul Penaklukan Diponegoro.
Sementara lukisan Raden Saleh dengan medium cat air dibuat untuk mengoreksi lukisan Pieneman.
Bagaikan fotografi berwarna, Raden Saleh menggambarkan Pangeran Diponegoro di beranda sebuah gedung residen di Magelang. Diponegoro berdiri tegap tanpa keris terselip di pinggangnya dengan tangan mengepal menahan marah dan dada dibusungkan yang menandakan dirinya tak merasa takut.
2. “Potret H.W. Daendels” (1840)
“Potret H.W. Daendels” (1840). foto.kemdikbud Raden Saleh melukis Potret H.W. Daendels dalam berukuran 98x119 cm menggunakan cat minyak di atas kanvas.
Lukisan ini mengusung gaya naturalisme romantis dan menampilkan Daendels berdiri di samping meja. Dalam potret tersebut, Daendels memegang teropong di tangan kanan sambil menunjuk peta dengan tangan kirinya.
Makna lukisan Raden Saleh ini juga menyiratkan kritik antikolonial yang terlihat dari latar belakangnya. Raden Saleh menggambarkan pemandangan pegunungan Indonesia dengan perpaduan warna biru dan hijau cerah, menciptakan kontras dengan figur utama.
Latar tersebut menjadi pengingat sejarah kelam di balik perintah Daendels untuk membangun jalan sepanjang 1.000 km dari ujung timur hingga barat Pulau Jawa. Proyek ini, yang melibatkan kerja paksa, mengakibatkan banyak korban di kalangan rakyat.
3. “Berburu Singa” (1840)
Berburu Singa” (1840). foto.kemdikbudLukisan bergaya naturalisme romantis ini dibuat oleh Raden Saleh dengan cat minyak di atas kanvas berukuran 40x56 cm. Saat ini, lukisan tersebut disimpan di Museum Raja di Lithuania, Jerman.
Kecintaan Raden Saleh terhadap alam dan satwa liar tercermin dalam banyak karyanya, termasuk lukisan bertema dunia binatang ini.
Salah satu karyanya yang terkenal, Berburu Singa mendapat apresiasi dari kritikus seni yang dimuat dalam jurnal seni Jerman pada tahun 1840. Kritikus menyebut lukisan tersebut brilian karena mencerminkan identitas kebangsaan dan latar belakang budaya sang pelukis.
Melalui karya-karyanya, Raden Saleh juga menyisipkan konsep nasionalisme. Ia menyadari peran pelukis sebagai pewarta keindahan alam tanah air.
Dalam Berburu Singa ia mengonstruksi adegan berburu dengan detail yang membuatnya terlihat seperti peristiwa yang lazim terjadi di Indonesia.
4. “Kapal Karam atau Badai” (1851)
Kapal Karam Atau Badai. foto.kemdikbud Lukisan Kapal Karam karya Raden Saleh, yang juga dikenal sebagai Badai, merupakan salah satu mahakarya yang menunjukkan kehebatan teknik sekaligus pesan mendalam dari sang pelukis.
Dibuat dengan cat minyak di atas kanvas berukuran 98x128 cm, karya lukisan Raden Saleh ini menampilkan gaya romantisisme paradoks. Awalnya dimiliki kolektor di Belanda, kini karya ini menjadi bagian koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta.
Lukisan ini menggambarkan kapal-kapal yang dihantam badai besar di lautan luas, dengan detail gelombang dahsyat dan batu karang yang mengancam. Dua kapal tampak karam, satu setengah tenggelam, sementara yang lain hancur terhempas ke karang.
Simbolisme yang kuat terlihat dari bendera Belanda yang patah dan berserakan, seolah melambangkan kehancuran penjajahan Belanda di tengah gelombang perlawanan rakyat.
5. “Antara Hidup dan Mati” (1838)
“Antara Hidup dan Mati” (1838). foto/kemdikbud Lukisan Antara Hidup dan Mati karya Raden Saleh, yang dibuat pada tahun 1848, menjadi salah satu lukisan raden saleh yang terkenal dan ikonik. Karya ini dibuat dengan ukuran 181x293 cm dan menggunakan cat minyak di atas kanvas.
Lukisan ini menggambarkan mencerminkan semangat nasionalisme Raden Saleh yang terinspirasi oleh pergolakan Revolusi 1848 di Eropa.
Karya lukisan raden saleh yang berjudul Antara Hidup dan Mati menggambarkan pertarungan sengit antara seekor banteng dan dua ekor singa. Seekor singa terlihat mencengkeram punggung banteng, sementara singa lainnya terpelanting ke tanah setelah terkena tanduk tajam.
Raden Saleh dengan detail luar biasa berhasil menangkap intensitas momen tersebut, mulai dari pancaran mata banteng hingga latar belakang alam yang indah namun penuh paradoks.
Latar lukisan ini menampilkan pemandangan langit cerah dan perkelahian brutal sehingga menciptakan kontras antara keindahan alam dan kekejaman kehidupan.
Lukisan-lukisan Raden Saleh tidak hanya menjadi warisan seni yang luar biasa, tetapi juga bukti kejeniusannya sebagai pelukis yang melampaui zamannya. Melalui karyanya, ia berhasil mengangkat nilai budaya, sejarah, dan perjuangan dalam sapuan kuas yang memikat. Karya-karyanya akan selalu menjadi simbol kebanggaan Indonesia di kancah dunia.
Baca juga artikel terkait SENI atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah
tirto.id - Edusains
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yulaika Ramadhani