Ricky Siahaan Gitaris Seringai Meninggal, Ini Profil & Kiprahnya

8 hours ago 11

tirto.id - Kabar duka mengejutkan datang dari Seringai. Ricky Siahaan yang merupakan gitaris grup band metal tersebut meninggal dunia saat menjalani tur di Jepang. Melalui akun resmi sosial media mereka, Seringai mengabarkan hal tersebut.

“Gitaris kami, sahabat kami, saudara kami, Ricky, telah berpulang secara mendadak setelah menyelesaikan set di penutupan tur kami di Tokyo, Jepang. Ricky meninggalkan dunia ini dengan sesuatu yang dia cintai: bermain musik keras dengan maksimal,” tulis Seringai melalui akun Instagram resmi seringai_official, Minggu (20/4/2025) dini hari waktu Indonesia.

“Ricky adalah energi, tawa, dan kekuatan di atas dan di luar panggung. Kami kehilangan salah satu bagian terpenting dari entitas ini,” lanjut band yang dibentuk pada 2002 ini.

Jenazah Ricky Siahaan akan segera diterbangkan ke Indonesia dan dimakamkan di tanah air. Pihak Seringai juga berjanji akan memberikan informasi selanjutnya terkait kabar duka ini.

“Kami sedang dalam proses membawa Ricky pulang ke Indonesia dan akan menyampaikan informasi lebih lanjut mengenai peringatan dan penghormatan untuknya.”

“Terima kasih atas semua cinta dan dukungan yang telah kalian tunjukkan sejak kabar ini tersebar. Kalian bagian dari keluarga kami, dan kami tahu kalian merasakan duka yang sama.”

“Mohon beri kami waktu untuk berduka dan menyusun langkah selanjutnya. Akan kami kabari perkembangannya. Selamat jalan chainsaw, riffmeister, sampai kita berjumpa kembali. Selalu, selalu, selamanya,” tutup Seringai.

Profil Ricky Siahaan Gitaris Seringai: Awal Bermusik

Lahir tanggal 5 Mei 1976 di Tanjung Pandan, Belitung, Ricky Siahaan adalah gitaris sekaligus salah satu pendiri Seringai yang dibentuk pada 2002. Pemilik nama lengkap Ricardo Bisuk Juara Siahaan ini menyukai bermusik sejak muda.

Tahun 1995, Ricky bersama dua temannya di SMAN 68 Jakarta, yakni Deddy Mahendra Desta dan Cliff Rompies (yang kelak menjadi personel band Clubeighties), membentuk band bernama Chapter 69. Grup ini memainkan lagu-lagu dari Smashing Pumpkins dan Ratcat.

Dari sinilah Ricky mulai masuk ke dunia komunitas musik independen yang sering berkumpul di Poster Cafe. Di sana ia mulai mengenal band-band lokal lain, termasuk Puppen, band hardcore asal Bandung yang sangat ia kagumi karena profesionalisme dan kualitas produksi panggungnya.

Sempat bergabung dengan band hardcore Buried Alive, pada 1999 Ricky diajak bergabung ke dalam Stepforward, salah satu band dari komunitas Poster Cafe. Bersama Stepforward, Ricky berusaha membawa semangat profesional yang ia pelajari dari Puppen. Tahun 2001, Stepforward merilis album Stories of Undying Hope.

Terbentuknya Seringai

Kedekatan Ricky Siahaan dengan Arian13, vokalis Puppen, terjalin lewat pertemanan mereka dengan Jill Van Diest dari Stepforward. Ketika Arian datang ke Jakarta, ia sering menginap di rumah Ricky, sementara saat Ricky ke Bandung untuk mendistribusikan kaset Stepforward, ia tinggal di rumah Arian.

Setelah Puppen bubar pada 2002, Arian pindah ke Jakarta. Arian dan Ricky berencana membentuk band baru. Mereka menggandeng Adhitya Ardinugraha (Pure Saturday), Regina Citra Arini (Traxap), dan Edy Khemod (Aparat Mati) untuk membentuk Derai, dengan pengaruh musik dari At the Drive-In, Texas is the Reason, dan Kiss It Goodbye.

Band ini tak bertahan lama karena Ricky dan Arian merasa musik Derai tidak benar-benar sesuai dengan karakter mereka. Saat iseng memainkan lagu-lagu dari Black Sabbath dan Black Flag, mereka justru menemukan formula musik yang cocok. Dari proses ini lahirlah Seringai pada 2002.

Formasi awal Seringai adalah Ricky, Arian13, Edy Khemod, dan Toan Sirait (yang kemudian digantikan oleh Sammy Bramantyo). Ricky berperan besar dalam Seringai sebagai gitaris, pencipta lagu, sekaligus produser.

Bersama Seringai, Ricky Siahaan telah melahirkan mini album High Octane Rock (2004), serta tiga album penuh: Serigala Militia (2007), Taring (2012), dan Seperti Api (2018).

Seringai tampil di berbagai kota di Indonesia, juga sempat tampil di panggung internasional seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang. Salah satu pencapaian terbesar Ricky Siahaan bersama Seringai adalah saat mereka menjadi pembuka konser Metallica di Stadion Gelora Bung Karno pada 2013.

Pada 2006, Ricky sempat menggagas band metal Deadsquad bersama Stevie Item. Namun karena kesibukan di luar musik, ia memilih mundur tidak lama setelah proyek dimulai. Posisinya lalu digantikan oleh Prisa Rianzi.

Karier Ricky Seringai di Luar Musik

Ricky Siahaan bukan hanya aktif di ranah musik, ia juga berkecimpung di kancah media. Karier Ricky media dimulai pada 2002 ketika ia bekerja sebagai produser di stasiun radio MTV On Sky (kini Trax FM).

Pada 2005, Ricky Siahaan masuk ke dunia jurnalistik sebagai editor di Rolling Stone Indonesia hingga menjadi managing editor hingga majalah ini berhenti terbit pada akhir Desember 2017. Tahun 2023, ia sempat kembali ke industri media sebagai CEO dari platform Whiteboard Journal.

Ricky Siahaan merupakan salah satu musisi yang lantang menyuarakan penolakan terhadap RUU Permusikan. Pada 2019, ia turut mendesak agar RUU tersebut dibatalkan karena dinilai menghambat kebebasan berkarya.


tirto.id - Musik

Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Yantina Debora

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |