tirto.id - Pertanyaan dan jawaban terkait tren kesenjangan sosial menjadi viral di TikTok dan media sosial.
Banyak netizen yang mencantumkan obrolan antara masyarakat kalangan atas dan kalangan menengah atau bawah. Bagaimana contohnya, dan apa sebenarnya yang dimaksud dengan kesenjangan sosial?
Kesenjangan sosial dapat dimaknai sebagai perbedaan mencolok di antara kelompok masyarakat dalam hal akses terhadap sumber daya, kesempatan, dan layanan dasar, termasuk di antaranya adalah pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Kesenjangan sosial tercermin dari distribusi modal ekonomi, modal budaya, dan modal sosial yang tidak merata.
Berdasarkan data BPS, pada September 2024, gini ratio Indonesia tercatat sebesar 0,381. Gini ratio adalah
ukuran yang digunakan untuk melihat tingkat kesenjangan atau ketimpangan pendapatan antar penduduk dalam suatu wilayah. Angka ini mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,002 poin dibandingkan dengan Maret 2024 (0,379).
Jika dirinci berdasarkan wilayah, gini ratio di perkotaan per September 2024 mencapai 0,402, naik
dibandingkan Maret 2024. Di pedesaan, gini ratio tercatat sebesar 0,308, sedikit meningkat daripada periode sebelumnya.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, dengan gini ratio 0,38, Indonesia termasuk dalam negara dengan ketimpangan sedang. Beberapa negara lain yang memiliki gini ratio di kisaran Indonesia adalah China (0,38) dan Amerika Serikat (0,41).
Pertanyaan dan Jawaban Tren Kesenjangan Sosial
Berikut ini contoh daftar pertanyaan dan jawaban tren kesenjangan sosial yang sedang viral di TikTok.
Tanya: "Langit-langit ruangan itu emang ada yang motifnya begitu?"
Jawab: "Oh, itu bekas bocor, kak."
Tanya: "Bunyi tit-tit-tit, itu alarm dimatiin dulu, dong."
Jawab: "Bukan dong, itu suara token."
Obrolan 1: "Duh, aku males banget mandi. Dingin banget."
Obrolan 2: "Pakai air hangat dong."
Obrolan 1: "Nggak ah, ribet bikinnya”
Obrolan 2: “Hah? bikin? Emangnya shower kamu nggak adaa mode air hangatnya?”
Tanya: "Kamu lagi motoran, ya?"
Jawab: "Hah? Nggak kok."
Tanya: "Kok berisik banget suara anginnya? Kedengeran sampai sini."
Jawab: "Itu suara kipas angin!"
Tanya: "Di tempat kamu mau hujan ya? Kok ada bunyi geluduk-geluduk petir?"
Jawab: "Bukan. Itu suara tikus lari-lari di plafon."
Tanya: "Kamu lagi di garasi, ya?"
Jawab: "Nggak kok, ini di ruang tamu."
Tanya: "Kok ada motor?"
Obrolan 1: "Maaf, aku nggak ikut dulu. Uang di dompetku habis, nih."
Obrolan 2: "Lho, kamu belum tarik tunai? Kan ada ATM di depan?"
Obrolan 1: "Nanti aku ke rumahmu ya, rumah kamu catnya warna apa? Pagarnya warna apa?"
Obrolan 2: "Belum ada pagarnya."
Obrolan 1: "Aku otw jemput kamu ya."
Obrolan 2: "Ya, udah, hati-hati. Jangan lupa pake helm”
Obrolan 1: "Helm? Aku kan bawa mobil”
Obrolan 1: "Aku kalau sakit pakai KIS."
Obrolan 2: "Hah? Bukannya KIS itu buat orang miskin ya?"
Tanya: "Sepi banget ya di rumahmu?"
Jawab: "Iya nih, orang-orang lagi nggak ada di rumah."
Tanya: "Mending nyalain TV aja, biar nggak takut."
Jawab: "Malas ah, harus jalan ke ruang tengah."
Tanya: "Emang di kamar kamu nggak ada TV?"
Tanya: "Kok kamu beli makan di luar? Emang mamahmu nggak masak?"
Jawab: "Nggak, he he he."
Tanya: "Kenapa? Mamahmu kerja?"
Jawab: "Mamahku sudah meninggal."
Tanya: "Kamu lagi apa?"
Jawab: "Lagi makan gorengan sama teh anget nih."
Tanya: "Lah kapan belinya?",
Jawab: "Nggak beli. Ini dibuatin sama mbak yang biasa masakin.Tanya: "Kok kamu selalu bawa uang kecil sih, suka sedekah ya?"
Jawab: "Nggak itu buat ongkos angkot sama beli roti biar ada tenaga"
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya