tirto.id - Presiden Prabowo Subianto telah resmi melantik jajaran kabinetnya yang diberi nama Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024). Tercatat ada 48 menteri dan 56 wakil menteri yang akan membantu pemerintahan Prabowo dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
Menariknya, terdapat lima menteri Prabowo yang berlatar belakang alumni SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah. Tiga di antaranya merupakan kader partai yang dinakhodai Prabowo sendiri, yakni Gerindra. Mereka ialah Menteri Luar Negeri, Sugiono; Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi; dan Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono.
Dua lainnya adalah Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy Indra Wijaya, serta Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Keberadaan lima alumninya di Kabinet Merah Putih membuat SMA Taruna Nusantara begitu bangga. Melalui akun @sma.tarunanusantra di Instagram, SMA Taruna Nusantara lekas mengucapkan selamat dan harapan terhadap lima alumni mereka.
"Semoga Tuhan memberkati sumpah dan janji, memberikan karya terbaik bagi masyarakat, bangsa, negara, dan dunia," tulis akun @sma.tarunanusantra, dikutip Tirto, Rabu (23/10/2024).
SMA Taruna Nusantara merupakan sekolah menengah di bawah naungan Kementerian Pertahanan. SMA Taruna Nusantara berdiri pada 1990.
Sekolah inisemula digagas oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata RI (Menhankam/Pangab), Jenderal TNI L.B. Moerdani. Pada 20 Mei 1985, di Pendopo Agung Taman Siswa, Yogyakarta, Jenderal Moerdani mengutarakan visinya untuk membangun sekolah yang mendidik manusia-manusia terbaik dari seluruh Indonesia dan menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan cita-cita para Proklamator.
Ide Jenderal Moerdani itu kemudian direalisasikan oleh ABRI dengan menggandeng Perguruan Taman Siswa sebagai mitra. Dua lembaga itu kemudian menyepakati pendirian Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN).
SMA Taruna Nusantarakemudian diresmikan olehPanglima ABRI, Jenderal Try Sutrisno, pada 14 Juli 1990.
Prabowo dan Taruna Nusantara
Ketika masih menjabat Menteri Pertahanan RI, Prabowo pernah melontarkan keinginannya untuk menjadikan SMA Taruna Nusantara di Magelang sebagaisekolah bertaraf internasional.
Kala berkampanye di Pontianak, Kalimantan Barat, pada Sabtu (20/1/2024), Prabowo berjanji akan membangun SMA Taruna Nusantara di Kalimantan.
“Saya akan minta petunjuk Bapak Presiden [Joko Widodo] tempatnya di mana dan nanti akan saya serahkan Bapak Presiden, segera kita bangun sebelum saya perkirakan akan selesai Oktober 2024,” kata Prabowo.
Hal itu disampaikan Prabowo sebagai respons atas permintaan warga Kalimantan yang mengeluhkan keterbatasan akses pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Keterbatasan itu disebut berbuntut pada sulitnya akses pendaftaran pendidikan TNI dan Polri.
Saat itu, Prabowo menuturkan bahwa Kementerian Pertahanan membawahkan beberapa sekolah, salah satunya adalah SMA Taruna Nusantara yang berada di Magelang.
Pada November 2023 lalu, seturut pemberitaan Jawapos.com, Kementerian Pertahanan juga telah memulai pembangunan SMA Taruna Nusantara Terintegrasi. Dengan dana sekira Rp1,4 triliun, Kementerian Pertahanan berencana membangun enam SMA Taruna Nusantara Terintegrasi.
Saat itu, Kementerian Pertahanan telah memulai pembangunan SMA Taruna Nusantara Terintegrasi di dua tempat, yakni di Malang (Jawa Timur) dan Cimahi (Jawa Barat). Empat lainnya disebut bakal dibangun di Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pertimbangan Integritas dan Loyalitas
Dua bulan sebelum pelantikan presiden, tepatnya September 2024, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, membocorkan bahwa akan ada empat lulusan SMA Taruna Nusantara yang mengisi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
Seturut pemberitaan CNN Indonesia, Hashim membocorkan hal itu saat menghadiri agenda bertajuk Dialog Nasional Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan disiarkan melalui platform YouTube, Minggu (8/9/2024).
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mengatakanbahwa langkah Prabowo menggandeng alumni SMA Taruna Nusantara ke kabinetnyadidasari pertimbangan integritas, loyalitas, dan kompetensi yang memadai.
Oleh karena itu, Partai Demokrat menilaibahwa tak menjadi soal berapa pun alumni SMA Taruna Nusantara yang masuk di kabinet Presiden Prabowo Subianto.
"Ini hak prerogatif Presiden. Lagi pula, SMA Taruna Nusantara memang salah satu sekolah terbaik di Indonesia," kata Kamhar melalui aplikasi perpesanan kepada Tirto, Rabu.
Menurut Kamhar, Prabowo tahu betul siapa saja yang diperlukan untuk membantunya di pemerintahan dalam merespons kompleksitas problematika yang dihadapi Indonesia.
"Kami merespons positif terhadap struktur, komposisi, dan nomenklatur Kabinet Merah Putih. Dengan kepemimpinan, manajemen, dan manajerial Presiden Prabowo, asa dan ikhtiar mewujudkan Indonesia maju bisa terwujud," tutur Kamhar.
Sementara itu, menurut anggota DPR RI Fraksi PDIP, T.B. Hasanuddin, lima orang tersebut dipilih masuk Kabinet Merah Putih bukan lantaran berlatarlulusan SMA Taruna Nusantara. Hasanuddin mengatakan bahwa kelima alumni Taruna Nusantara tersebut dipilih menjadi menteri dan wakil menteri sebab rekam jejaknya.
"Lulusan SMA Taruna [Nusantara] memang kualitasnya baik. Setelah itu, mereka ada yang kuliah, ada yang masuk ke akademi militer, riwayat hidupnya terus berkembang sampai sekian puluh tahun kemudian menjadi menteri. Itu biasa saja menurut saya," kata Hasanuddin saat ditemui Tirto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Untuk mendapatkan perspektif dari lingkaran terdekat Presiden Prabowo, Tirto berusaha menghubungi Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad; Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak; hingga Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi. Namun, ketiganya belum memberi respons hingga berita ini dipublikasikan.
Sebagai catatan, tiga dari lima anggota Kabinet Merah Putih berlatar SMA Taruna Nusantara itu, yakni AHY, Sugiono, dan Prasetyo Hadi, sempat menemui Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). AHY saat itu enggan membocorkan isi pertemuan tersebut.
Tunjukkan Kedisiplinan
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, memandang bahwa langkah Prabowo memasukkan lima orang berlatar alumni SMA Taruna Nusantara ke kabinetnya didasari alasan nilai-nilai kedisiplinan, kepemimpinan, dan semangat kebangsaan.
Menurut Khairul, Prabowo itu ingin menunjukkan hal baru dalam pemerintahan. Dia ingin komposisi kabinetnya tak hanya diisi orang-orang kompeten, tapi juga punya kecocokan dalam gaya kepemimpinan. Oleh karena itulah, beberapa dari mereka yang dipilih memiliki latar belakang militer—atau punya hubungan dengan militer.
"Menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai kedisiplinan, kepemimpinan, dan semangat kebangsaan," kata Khairul saat dihubungi Tirto, Rabu (23/10/2024).
Kendati demikian, menurutnya ada pula alasan politik dalam pemilihan itu. Namun, kata dia, adalah hal wajar jika Presiden Prabowo memiliki preferensi tertentu.
Menurut Khairul, adanya menteri yang memiliki beragam latar pendidikan, jaringan luas, dan keahlian, baik di bidang militer maupun sipil, bakal membuka peluang kolaborasi yang lebih erat di berbagai sektor.
Selain itu, menurut Khairul, dengan menjaga keseimbangan antara preferensi dan profesionalisme, Prabowo akan bisa mengoptimalkan potensi generasi muda yang memiliki semangat patriotisme tinggi.
"Hal ini juga dapat mewujudkan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan yang lebih segar dan visioner dalam pembangunan bangsa," tutur Khairul.
Pendapat berbeda diutarakan pengamat politik dari Populi Center, Usep Saepul Ahyar. Menurut Usep, langkah yang ditempuh Prabowo tersebut justru semakin menunjukkan bahwa kabinet yang disusunnya sekadar akomodatif. Dengan demikian, niat Prabowo membentuk kabinet zaken sekadar omon-omon.
"Yang terjadi adalah politik akomodasi. Semuanya diakomodasi, termasuk juga saya kira yang berbau militer SMA Taruna Nusantara, yang kebetulan saya kira Pak Prabowo punya latar belakang itu," kata Usep saat dihubungi Tirto, Rabu.
Menurut Usep, Prabowo mungkin sedang membuat penyangga politik untuk pemerintahannya. Ada pula kesan bahwa gaya kepemimpinan Prabowo memang akan berkiblat militer.
"Prabowo memang datang dari lingkungan seperti itu [militer]. Maka saya kira penyangga kekuasaannya yang tidak jauh dari latar belakangnya juga," tutur Usep.
Kabinet Gemuk Prabowo Lebih Penting Diawasi
Peneliti reformasi sektor keamanan dan human security dari SETARA Institute, Ikhsan Yosarie, memandang langkah Prabowo mengandeng alumni SMA Taruna Nusantara ke kabinetnya bukanlah sesuatu yang perlu benar-benar dipersoalkan. Menurutnya, gaya kepemimpinan Prabowo sebenarnya tidak berkaitan dengan keberadaan alumni SMA Taruna Nusantara dalam kabinetnya.
Yang justru perlu dipersoalkan saat ini adalah postur kabinetnya yang amat gemuk. Pasalnya, penyusunan Kabinet Merah Putih tak bisa dimungkiri memang kental dengan nuansa bagi-bagi kue kekuasaan.
"Yang perlu kita dorong tetap demokratis serta menjalankan prinsip-prinsip good governance di tengah kondisi keberadaan menteri atau wakilnya yang berlatar militer," pungkas Ikhsan.
Oleh karena itu, publik perlu memperkuat pengawasan atas kinerja dan kepemimpinan Presiden Prabowo dalam mengelola kabinetnya.
"Apakah akan tersandera hutang budi politik atau dapat menerapkan integritas dan profesionalitas. Sehingga, bagi menteri atau wakil yang nantinya melakukan tindakan tertentu yang melanggar etika maupun hukum, serta performanya buruk, dapat dievaluasi," kata Ikhsan kepada Tirto melalui aplikasi perpesanan, Rabu.
tirto.id - News
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Fadrik Aziz Firdausi