Arti Gencatan Senjata & Apakah Israel Sudah Menyerah di Gaza?

2 hours ago 2

tirto.id - Apa arti gencatan senjata yang sedianya disepakati antara Israel dan Hamas di Gaza mulai Minggu, 19 Januari 2025? Apakah dengan demikian, Israel sudah menyerah dalam upaya mereka melakukan okupansi di Gaza?

Gencatan senjata atau ceasefire dalam Kamus Cambridge memiliki pengertian berupa kesepakatan, biasanya antara dua pasukan, untuk menghentikan pertempuran guna memungkinkan diskusi tentang perdamaian.

Dalam konteks Gaza, gencatan senjata yang dimaksud merujuk pada penghentian konflik antara Israel dan Hamas yang sudah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu. Dalam rentang 15 bulan berjalan hingga jelang gencatan senjata, perang tersebut telah menimbulkan banyak penderitaan.

Palestina menjadi pihak yang banyak dirugikan. Pasalnya, lebih dari 46 ribu warga Palestina menjadi korban jiwa selama perang itu berlangsung. Mayoritas dari 2,3 juta penduduk setempat juga harus mengungsi. Krisis pangan, obat-obatan, hingga tempat tinggal, menjadi hal yang tak terelakkan.

Apakah Israel Sudah Menyerah di Gaza Setelah Gencatan Senjata?

Gencatan senjata atau penghentian perang di Gaza, sesuai rencana akan dilakukan bertahap. Tahap 1 dimulai Minggu (19/1/2024) dan akan berlangsung selama 42 hari atau selama 6 pekan.

Melansir Al Jazeera, pada tahap 1 tersebut, Israel akan menarik pasukannya dari pusat-pusat penduduk Gaza ke wilayah yang jaraknya tidak lebih dari 700 meter. Namun, sedikit pengecualian nampaknya untuk Koridor Netzarim, yang notabene merupakan zona pendudukan yang didirikan Israel di Jalur Gaza. Penarikan dari Netzarim diperkirakan dapat dilakukan bertahap.

Berikutnya, Israel akan mengizinkan warga sipil kembali ke rumah mereka, yang berada di kantong utara daerah terkepung. Israel juga mengizinkan warga Palestina yang mengalami luka untuk meninggalkan Jalur Gaza guna mendapatkan perawatan. Serta membuka penyeberangan Rafah dengan Mesir, 7 hari pasca diberlakukannya tahap 1.

Pasukan Israel akan mengurangi kehadiran mereka di Koridor Philadelphia, yang notabene merupakan wilayah perbatasan antara Mesir dan Gaza. Israel direncanakan mundur sepenuhnya, paling lambat pada hari ke-50 setelah kesepakatan mulai berlaku. Tahap 1 juga diwarnai pertukaran tawanan kedua pihak. Israel rencananya melepas 30 tahanan, sedangkan Hamas akan menyerahkan 33 tahanan.

Pertanyaan apakah konflik di Gaza bakal berhenti, akan terjawab andai Hamas dan Israel mencapai kata sepakat lagi untuk tahap 2 dan 3. Al Jazeera menyebut, tahap 2 dan 3 gencatan senjata itu akan dinegosiasikan selama tahap 1.

Namun, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menegaskan, bahwa gencatan senjata masih akan berlangsung sekalipun tahap 2 dan 3 belum selesai dinegosiasikan hingga berakhirnya 6 pekan tahap 1. Dalam hal ini, AS bertindak sebagai penengah konflik antar Israel dan Hamas, bersama Qatar hingga Mesir.

“Menurut kantor berita Mesir, Associated Press, ketiga mediator yang terlibat dalam perundingan tersebut telah memberikan jaminan lisan kepada Hamas bahwa negosiasi akan terus berlanjut dan bahwa ketiganya akan mendesak tercapainya kesepakatan yang akan melihat tahap kedua dan ketiga dilaksanakan sebelum kurun waktu enam minggu awal berlalu,” tulis Al Jazeera.

Dari negosiasi yang berlangsung, termuat beberapa rincian tahap 2 dan 3 gencatan senjata. Melansir AP News, tahap 2 tersebut meliputi deklarasi ‘gencatan senjata berkelanjutan’ serta Hamas membebaskan sandera laki-laki yang tersisa (tentara dan warga sipil) dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang belum dinegosiasikan dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Berikutnya, pada tahap 3 gencatan senjata, myat sandera Israel yang tewas ditukar dengan mayat pejuang Palestina yang tewas. Ini diikuti dengan pelaksanaan rencana rekonstruksi di Gaza. Selain itu, penyeberangan perbatasan untuk pergerakan masuk dan keluar Gaza dibuka kembali.

Apakah Konflik di Gaza Berakhir Setelah Pengumuman Gencatan Senjata?

Meski islah di Gaza perlahan mulai disiarkan, kekhawatiran justru timbul jelang berlakunya gencatan senjata mulai Minggu (19/1/2025). Al Jazeera melaporkan, 30 orang di Gaza tewas beberapa jam setelah Hamas dan Israel mencapai kata sepakat untuk lakukan gencatan senjata.

Dilaporkan Anas al-Sharif dari Al Jazeera, bahwa Israel melakukan serangan, bersamaan ketika warga di sana sedang merayakan pengumuman gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

“Namun, segera setelah pengumuman tersebut, pesawat tempur Israel memadamkan kegembiraan rakyat itu – dengan menyerang rumah sakit, tempat penampungan, dan rumah-rumah dengan serangan udara langsung,” kata al-Sharif dari Al Jazeera dikutip dari media tersebut, Kamis (16/1/2025).

Hani Mahmoud dari Al Jazeera melaporkan, bahwa masih ada kekhawatiran yang dirasakan warga di Gaza saat ini. Mereka khawatir hal yang lebih buruk akan terjadi sebelum pemboman Israel berhenti atau sejak gencatan senjata dimulai per-Minggu (19/1/2025).

“Kami memperkirakan akan terjadi lonjakan serangan pesawat tanpa awak dan artileri berat, dan itulah yang menyebabkan orang-orang mengakhiri perayaan setelah 2 jam,” kata Hani Mahmoud, Kamis (16/1/2025).


tirto.id - Sosial budaya

Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Fitra Firdaus

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |