tirto.id - Contoh amanat pembina upacara untuk sekolah kali ini bertema "Adab di Atas Ilmu". Amanat pembina merupakan salah satu bagian penting dari upacara bendera di sekolah tingkatan SD, SMP, maupun SMA sederajat. Amanat biasanya berisi berbagai tema, salah satunya tentang pepatah ‘adab di atas ilmu’’ yang bisa jadi bahan refleksi.
Dalam upacara bendera, amanat pembina biasanya dibawakan sesudah sesi “pembacaan teks janji siswa” atau sebelum “menyanyikan lagu wajib nasional”. Amanat merupakan salah satu acara pokok dalam upacara bendera. Hal itu diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) 22/2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah.
Amanat dibawakan oleh pembina yang notabene merupakan pejabat pengatur upacara. Dalam konteks tersebut, pembina bisa berasal dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik, atau bahkan tamu undangan.
Keutamaan Adab di Atas Ilmu, Tema Amanat Pembina Upacara
Pj Wako Payakumbuh Rida Ananda saat menjadi inspektur upacara Hardiknas. Antara/HO-Pemkot Payakumbuh.
Istilah ‘adab di atas ilmu’ merupakan salah satu tema populer yang bisa dibawakan dalam upacara bendera. Oleh karenanya, pembina bisa menyiapkan tema ini untuk upacara sekolah yang wajib dilaksanakan di hari Senin, peringatan Kemerdekaan RI, atau hari besar nasional.
Adab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki pengertian “kehalusan dan kebaikan budi pekerti; kesopanan; dan akhlak.” Sedangkan ilmu berarti “pengetahuan atau kepandaian.”
Bisa diartikan, adab di atas ilmu memiliki pengertian bahwa kehalusan, kebaikan budi pekerti, kesopanan, dan akhlak, menjadi sesuatu yang harus diutamakan, di samping ilmu itu sendiri.
Adab di atas ilmu juga berkaitan dengan pendidikan karakter peserta didik di seluruh lembaga pendidikan Indonesia. Sebagaimana diatur dalam kurikulum terbaru (Kurikulum Merdeka), bahwa pembentukan karakter –terutama akhlak– menjadi salah satu tujuan utama pendidikan Indonesia.
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab,” tulis tujuan Kurikulum Merdeka.
Contoh Naskah Amanat Pembina Upacara tentang Adab di Atas Ilmu
Amanat upacara bendera bisa menjadi medium untuk menerapkan pendidikan berkarakter, guna mewujudkan pepatah adab di atas ilmu. Terlebih upacara umumnya, wajib diikuti seluruh peserta didik maupun para pengajar, serta unsur pendidikan terkait.
Pembina –baik guru maupun unsur lainnya– bisa menanamkan nilai-nilai akhlak yang menjadi keutamaan selain ilmu dan pengetahuan. Berikut ini contoh naskah amanat pembina upacara bertema ‘adab di atas ilmu’:
Contoh Naskah:
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Yang saya hormati, Bapak/Ibu Guru, serta seluruh siswa-siswi yang saya cintai.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kita semua dapat berkumpul di pagi hari ini dalam keadaan sehat walafiat untuk mengikuti upacara bendera.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal tentang adab di atas ilmu.
Anak-anak peserta upacara yang berbahagia, pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan tentang pentingnya adab di atas ilmu. Sebagai pengingat, bahwa membiasakan adab yang baik, sama pentingnya dengan menuntut ilmu.
Di zaman yang serba cepat dan canggih ini, ilmu pengetahuan memang sangat penting. Kita dituntut untuk terus belajar dan menguasai berbagai bidang ilmu agar bisa bersaing di masa depan. Namun, ada satu hal yang tidak boleh kita lupakan, yaitu adab. Adab adalah perilaku yang baik, tata krama, dan etika yang menjadi pondasi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Sebuah pepatah bijak mengatakan, "Ilmu tanpa adab seperti pohon tanpa akar." Artinya, ilmu saja tidak cukup jika kita tidak memiliki adab yang baik. Ilmu mungkin bisa membuat seseorang menjadi cerdas, tetapi adab yang baik akan membuat seseorang dihormati dan dihargai oleh orang lain. Ingatlah bahwa adab adalah cerminan dari kepribadian kita. Orang yang berilmu tinggi namun tidak memiliki adab hanya akan merusak nilai ilmu yang dimilikinya.
Adab itu mencakup banyak hal, anak-anakku. Adab terhadap orang tua, adab terhadap guru, adab terhadap teman-teman, dan bahkan adab terhadap diri sendiri. Contoh adab yang baik adalah:
- Menghormati dan mendengarkan nasihat orang tua serta guru.
- Bersikap jujur dan rendah hati.
- Tidak sombong dengan ilmu yang kita miliki.
- Saling membantu dan menolong teman.
- Menggunakan bahasa yang santun ketika berbicara.
Dengan adab yang baik, ilmu yang kita miliki akan menjadi lebih bermakna dan bermanfaat bagi diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Oleh karena itu, saya mengajak kalian semua untuk selalu menanamkan adab dalam diri kalian, di mana pun kalian berada. Ketika kita mendahulukan adab, kita akan menjadi manusia yang berilmu, bermoral, dan bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Anak-anakku yang saya cintai,
Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia. Karena sejatinya, adab adalah penuntun bagi ilmu agar dapat digunakan dengan bijaksana.
Ini menjadi cerminan bagi kita semua untuk berkaca betapa pentingnya adab untuk terus kita jaga dan kita tumbuhkan. Ibarat bangunan rumah tanpa ada pondasi, akankah rumah bisa berdiri kokoh? Begitulah adab, yang seharusnya menjadi pondasi sebelum kita menuntut ilmu.
Anak-anak sekarang ini banyak orang pintar di sekitar kita. Mayoritas masyarakat di Indonesia penduduknya sudah berpendidikan. Tapi anehnya, korupsi, kolusi, dan nepotisme, terjadi di mana-mana. Siapa pelakunya? Tak lain adalah mereka-mereka yang berpendidikan dan berilmu tinggi.
Itu lah jika ilmu diterapkan tanpa dilandasi oleh adab dan akhlak. Anak-anak, ilmu yang kita dapat seharusnya dapat memberi manfaat bagi kita semua. Bukan sebaliknya, hanya digunakan untuk berlaku culas dan memberi manfaat bagi diri sendiri.
Untuk menerapkan adab, pertama-tama dimulai dengan rasa hormat terutama terhadap guru-guru kalian dan orang-orang sekitar. Ini mencakup menghormati pandangan yang berbeda dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Karena perbedaan, adalah awal dari ide-ide besar.
Kedua, kita harus menerapkan kesantunan komunikasi. Gunakan bahasa yang baik, penulisan yang jelas, dan dialog yang membangun harus diutamakan.
Ketiga, kerendahan Hati: Adab mencakup kerendahan hati dalam menerima kritik dan pemahaman bahwa kita semua memiliki banyak yang bisa dipelajari dari orang lain. Keempat, Integritas. Selalu berpegang pada prinsip-prinsip etika. Integritas adalah pondasi ilmu pengetahuan yang kuat.
Terakhir, pengabdian. Adab juga mengajarkan untuk menggunakan ilmu pengetahuan kita untuk kesejahteraan semua. Ilmu pengetahuan yang tidak digunakan untuk kebaikan bersama adalah sia-sia.
Sebagai pengingat, anak-anak, jaga adab terhadap guru karena para guru berjuang untuk mencerdaskan seluruh peserta didik di sini tidak hanya cerdas intelektual namun juga sosial dan spiritual.
Sebab kalian adalah generasi penerus yang akan menyambung suksesi dan memberikan sumbangsih ide kepada negara ini. Tanpa pendidikan yang beradab, Indonesia Emas hanyalah wacana.
Mungkin itulah amanat yang bisa saya sampaikan kepada kalian sekarang selaku pembina upacara. Mudah-mudahan kita semua paham terhadap amanat ini yang telah saya sampaikan dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
tirto.id - Edusains
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Yulaika Ramadhani