Hadits tentang Pahlawan & Makna Pejuang dalam Agama Islam

1 week ago 3

tirto.id - Terdapat sejumlah hadits tentang pahlawan yang membawa makna tersirat bagi para pahlawan yang telah berjuang dalam mewujudkan kemerdekaan bangsanya. Jangan sampai salah, Islam juga mengajarkan perjuangan dalam membela tanah air.

Pada 10 November 2024 mendatang, masyarakat Indonesia akan memperingati Hari Pahlawan Nasional. Hari tersebut adalah momentum untuk mengingat perjuangan para pahlawan dalam meraih hingga mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Dalam Islam, pahlawan adalah mereka yang telah berjuang dalam menegakkan kebenaran dan mencari rida Allah Swt. Tidak hanya dengan berjihad, perjuangan para pahlawan juga dilakukan dengan ilmu dan sebagainya. Allah Swt. salah satu melalui Surah Al-Baqarah ayat 190 dengan tegas menyerukan perjuangan melawan penjajah sebagai berikut:

"Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas," (QS. Al-Baqarah [2]: 190).

Hadits tentang Pahlawan dalam Islam

Sebagai umat Islam, perjuangan pahlawan seyogianya dapat dilihat melalui kacamata agama. Terdapat nilai-nilai keutamaan dalam perjuangan pahlawan yang begitu sesuai dengan tuntunan syariat. Berikut ini sejumlah hadits dalam Islam yang menjelaskan tentang keutamaan hingga bentuk-bentuk perjuangan para pahlawan:

1. Hadis riwayat Imam Bukhari

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Artinya:

"Seorang Muslim adalah orang yang sanggup menjamin keselamatan orang-orang Muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya," (HR. Bukhari).

2. Dalam kitab Riyadhus Shalihin

"Dari Abu Musa, yakni Abdullah bin Qais al-Asy’ari ra, katanya: "Rasulullah ditanya perihal seorang yang berperang dengan tujuan menunjukkan keberanian, ada lagi yang berperang dengan tujuan kesombongan [ada yang artinya kebencian] ada pula yang berperang dengan tujuan pamer [menunjukkan pada orang-orang lain karena ingin berpamer". Manakah di antara semua itu yang termasuk dalam jihad fisabilillah? Rasulullah saw menjawab: "Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar menegakkan kalimat Allah [Agama Islam], maka ia disebut jihad fisabilillah,'" (Muttafaq 'alaih).

3. Hadis riwayat Imam Muslim

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ عَبْدًا لِحَاطِبٍ جَاءَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَشْكُو حَاطِبًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَيَدْخُلَنَّ حَاطِبٌ النَّارَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَبْتَ لَا يَدْخُلُهَا فَإِنَّهُ شَهِدَ بَدْرًا وَالْحُدَيْبِيَةَ

Artinya:

"Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id]; Telah menceritakan kepada kami [Laits]; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Rumh]; Telah mengabarkan kepada kami [Al Laits] dari [Abu Az Zubair] dari [Jabir] bahwa bahwa seorang budak Hathib datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengadukan tentang pribadi Hathib seraya berkata; "Ya Rasulullah, Sungguh Hathib pasti akan masuk Neraka." Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kamu telah berdusta, dia tidak akan masuk ke neraka, karena dia pernah ikut serta dalam perang Badar dan perjanjian Hudaibiyah,'" (HR. Muslim).

4. Dalam kitab al-Mawa’izh al-‘Ushfuriyah

Dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah bin Mas’ud ra, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda:

قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ أَعْمَالُ الْمَكْفِيِّيْنَ وَالصَّلاَةُ أَعْمَالُ الْأَعَاجِزِ وَٱلصَّوْمُ أَعْمَالُ الْفُقَرَاءِ وَالتَّسْبِيْحُ أَعْمَالُ النِّسَاءِ وَالصَّدَقَةُ أَعْمَالُ الْأَسْخِيَاءِ وَالتَّفَكُّرُ أَعْمَالُ الضُّعَفَاءِ أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَعْمَالُ الْأَبْطَالِ؛ قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ: وَمَا أَعْمَالُ الْأَبْطَالِ ؟ قَالَ: طَلَبُ الْعِلْمِ فَإِنَّهُ نُوْرُ الْمُؤْمِنِ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ. (رواه الحاكم)

Artinya:

"Membaca Al-Qur’an itu adalah amal orang-orang yang dilindungi dan shalat itu adalah amal orang-orang yang tak berdaya dan puasa itu adalah amal orang-orang miskin dan tasbih itu amal orang-orang perempuan dan sedekah itu amal orang-orang yang murah hati sedang tafakur itu adalah amal orang-orang yang lemah. [Amalkanlah itu semua!]. Maukah aku tunjukkan kepada kalian amal para pahlawan? Ada yang bertanya: "Ya Rasulullah, apakah amal para pahlawan itu?" Beliau menjawab: "Menuntut ilmu, karena ia adalah cahaya orang mukmin di dunia dan akhirat," (HR. Hakim).

Makna Pahlawan dan Pejuang dalam Agama Islam

Dalam agama Islam, makna pahlawan atau pejuang memiliki dimensi yang luas dan mendalam. Kata pejuang dalam konteks Islam sering kali merujuk pada orang-orang yang berjuang di jalan Allah (jihad fisabilillah) dengan tujuan menegakkan kebenaran, keadilan, dan kemaslahatan umat.

Namun, konsep ini tidak terbatas pada pertempuran fisik saja. Islam memandang perjuangan sebagai segala bentuk usaha untuk mencapai kebaikan, melawan keburukan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Berikut adalah beberapa makna pejuang dalam Islam:

1. Pejuang dalam Menegakkan Agama

Dalam Islam, seorang pejuang adalah orang yang berusaha untuk menegakkan agama, baik melalui dakwah, pendidikan, maupun perilaku yang mencerminkan nilai-nilai Islam. Dakwah tidak selalu harus dilakukan dengan kata-kata, tetapi bisa melalui akhlak dan perbuatan baik yang dapat menjadi contoh bagi orang lain. Setiap muslim yang berusaha menegakkan nilai-nilai agama Islam, baik secara individu maupun sosial, adalah pejuang di mata Allah.

2. Jihad sebagai Bentuk Perjuangan

Kata jihad sering kali diartikan sebagai “perjuangan,” dan dalam Islam, jihad memiliki makna yang sangat luas. Jihad tidak hanya berarti perang atau pertempuran fisik, tetapi juga mencakup segala upaya untuk melawan hawa nafsu, godaan, dan keburukan. Rasulullah SAW menyebut jihad melawan hawa nafsu sebagai “jihad terbesar” (jihad akbar), karena membutuhkan keteguhan hati dan kesabaran.

3. Pejuang dalam Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu juga dianggap sebagai salah satu bentuk jihad dalam Islam. Orang yang berusaha mencari ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas hidupnya dianggap sebagai seorang pejuang. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim). Pejuang dalam menuntut ilmu memiliki tujuan untuk memberikan manfaat bagi dirinya, keluarganya, dan umat.

4. Pejuang dalam Melawan Ketidakadilan

Dalam Islam, berjuang melawan ketidakadilan adalah bagian dari perintah Allah. Seorang muslim harus berani menegakkan keadilan, baik untuk dirinya maupun orang lain, tanpa memandang siapa yang dihadapi. Al-Quran menyebutkan, "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kalian orang-orang yang benar-benar penegak keadilan..." (QS. An-Nisa: 135). Membela kebenaran dan melawan kedzaliman adalah ciri seorang pejuang sejati dalam Islam.

5. Pejuang dalam Sabar dan Ikhlas

Sifat sabar dan ikhlas adalah bentuk perjuangan yang paling dalam. Ketika seseorang menghadapi ujian atau cobaan, kemampuan untuk tetap teguh dan ridha terhadap ketentuan Allah adalah wujud dari perjuangan hati. Dalam Islam, orang yang bersabar dalam menghadapi ujian akan mendapatkan pahala yang besar. Allah berfirman, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10).

6. Pejuang dalam Menggapai Ridha Allah

Setiap muslim yang menjalani hidupnya dengan tujuan untuk mendapatkan ridha Allah adalah seorang pejuang. Mereka yang istiqamah dalam kebaikan, menghindari kemaksiatan, dan berusaha menjaga amalan harian, seperti shalat, puasa, sedekah, serta ketaatan lainnya, adalah pejuang dalam artian spiritual. Perjuangan ini adalah perjalanan seumur hidup yang membutuhkan ketulusan dan ketekunan.

Makna pejuang dalam Islam sangat luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan. Seorang muslim adalah pejuang yang berusaha memperbaiki diri, menegakkan keadilan, menuntut ilmu, dan mendekatkan diri kepada Allah. Melalui perjuangan tersebut, seorang muslim berusaha untuk meraih kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.


tirto.id - Edusains

Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |