tirto.id - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 telah digelar pada tanggal 22-24 Oktober 2024 di Kazan, Rusia. Apa itu BRICS dan benarkah Indonesia ikut bergabung? Berapa hasil konversi mata uang BRICS ke Dolar AS dan Rupiah?
KTT BRICS 2024 di Rusia diikuti sejumlah negara, termasuk Indonesia. Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, bertolak ke negara tersebut guna menghadiri KTT BRICS.
Menlu Sugiono menyatakan Indonesia berkeinginan gabung BRICS. Selain wujud dukungan terhadap politik bebas aktif, BRICS katanya bisa menjadi forum mempererat hubungan kerja sama antar negara berkembang.
"(Bergabungnya RI ke BRICS) bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum," ucap Sugiono, seperti dilaporkan Antaranews, Jumat, 25 Oktober 2024.
KTT BRICS & Negara Anggota: Indonesia Gabung?
BRICS adalah organisasi yang menyatukan negara-negara berkembang di dunia. Nama BRICS sendiri merupakan singkatan dari negara Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa (Afrika Selatan).
Awalnya, organisasi ini bernama BRIC dan didirikan empat negara (Brasil, Rusia, India, China) pada tahun 2006. BRIC kemudian melangsungkan KTT pertama tanggal 16 Juni 2009. Pada 2010, Afrika Selatan akhirnya bergabung sehingga namanya berubah menjadi BRICS.
Michel Temer, Vladimir Putin, Xi Jinping, Jacob Zuma dan Narendra Modi berpose untuk foto dalam KTT BRICS di Xiamen International Conference and Exhibition Center di Xiamen, tenggara provinsi Fujian, China, Senin (4/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Kenzaburo Fukuhara/Pool
Pembentukan BRICS dilatarbelakangi keinginan lima negara pendiri. Mereka adalah negara berkembang terkemuka. Tujuan BRICS untuk memperkuat posisi di dunia melalui kerja sama aktif antar negara di berbagai bidang, baik ekonomi, sosial, pendidikan, hingga politik.
Selain itu, BRICS juga berkomitmen menjaga perdamaian dan kemakmuran bersama guna mewujudkan kehidupan dunia yang harmonis.
Sampai saat ini, BRICS telah memiliki 9 negara anggota. Di antara negara anggota BRICS ialah Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Lalu Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Lantas, apakah Indonesia gabung BRICS?
Indonesia belum secara resmi menyatakan bergabung dengan BRICS. Tapi sudah menunjukkan ketertarikan untuk bergabung dengan organisasi ini. Apalagi prioritas BRICS dianggap sejalan dengan visi misi Indonesia, terutama masalah peningkatan ekonomi.
Tak hanya Indonesia, puluhan negara lain juga diketahui ingin bergabung dengan organisasi tersebut. Mulai Kongo, Bolivia, Thailand, Kazakhstan, Malaysia, dan sederet negara lain.
Konversi Mata Uang BRICS ke Dolar & Rupiah
BRICS berencana membuat mata uang sendiri. Nantinya bisa digunakan negara-negara anggota dalam melakukan kerja sama. Namun, mata uang BRICS tidak berbentuk fisik, melainkan uang digital.
Lalu, 1 BRICS berapa rupiah? Jika dikonversikan ke dalam Rupiah, maka 1 BRICS setara dengan Rp366.000. 1 BRICS juga senilai dengan kurang lebih $22.
Pembentukan mata uang BRICS bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan negara-negara BRICS terhadap mata uang Dolar AS ($).
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Rupiah ditutup melemah 28 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp15.601 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.573 per dolar AS akibat dipicu kekhawatiran Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Tak bisa dipungkiri, perdagangan dunia saat ini memang masih didominasi Dolar AS. Dikutip situs Nasdaq, Dolar AS menguasai 90% perdagangan mata uang dunia.
Hampir 100% perdagangan minyak juga masih menggunakan mata uang yang sama. Walaupun pada tahun 2023 lalu tercatat seperlima perdagangan minyak telah memakai mata uang lain.
Ide pembentukan BRICS money tentunya juga tak lepas dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Ditambah adanya sanksi terhadap China dan Rusia.
Dengan adanya mata uang BRICS, maka negara-negara yang menjadi anggota akan lebih mandiri dalam hal ekonomi dan tidak bergantung sistem keuangan internasional.
Kemunculan mata uang BRICS kemungkinan besar bisa memberi dampak yang cukup signifikan pada Dolar AS. Bisa jadi terdapat penurunan permintaan terhadap mata uang tersebut (dedolarisasi) yang efeknya akan dirasakan Amerika Serikat dan ekonomi global.
tirto.id - Edusains
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani