Pengertian Ilmu Tajwid Menurut Para Ulama, Hukum, dan Hikmahnya

2 hours ago 2

tirto.id - Pengertian ilmu tajwid perlu diketahui oleh umat Muslim, sebelum mereka mempraktikannya ketika hendak membaca Al Quran. Bagaimanakah penjelasan tentang definisi ilmu tajwid serta apa hukum dan hikmahnya?

Sebagai kitab suci, Al-Quran harus dibaca sesuai kaidah-kaidah tertentu. Jika qari atau pembaca Al-Quran tidak taat terhadap kaidah-kaidah tajwid, makna ayat yang dibacanya tidak sesuai dan melenceng.

Adapun mempelajari ilmu tajwid merupakan suatu keutamaan tersendiri bagi seseorang yang beragama Islam. Derajat orang-orang yang belajar Al-Quran akan ditinggikan Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat.

Pengertian Ilmu Tajwid Menurut Para Ulama

Para ulama memberikan definisi ilmu tajwid dalam bahasan ilmu-ilmu Al-Quran. Kendati terdapat banyak pengertian ilmu tajwid, pada dasarnya, inti ilmu tajwid tidak jauh berbeda, yakni cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar.

Berikut ini sejumlah pengertian ilmu tajwid sebagaimana disampaikan para ulama qiraat Al-Quran.

1. Imam Zarkasy (1344-1392)

Kendati masyhur dikenal sebagai ulama fikih dan usul fikih, sebenarnya Imam Az-Zarkasy juga pakar ilmu Al-Quran. Hal itu tampak pada salah satu kitabnya yang bertajuk Al-Burhan fi `Ulum Al-Qur'an.

Nama lengkap Imam Az-Zarkasy adalah Badruddin Muhammad bin Bahadir bin Abdullah Az-Zarkasy. Ia dikenal sebagai ulama terpandang dari mazhab Syafi'i.

Menurut Imam Zarkasy, ilmu tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara membaca Al Qur’an dengan sebaik-baiknya.

2. Muhammad bin Ali bin Umar Al-Maziri (1061-1141)

Salah seorang ulama dari mazhab Maliki, Muhammad Al-Maziri tergolong ulama qiraat yang mengajarkan ilmu Al-Quran.

Di antara kitab Al-Maziri yang paling terkenal adalah Al-Mu'lim bi Sahih Al-Muslim yang membahas tentang pandangan fikih dari mazhab Maliki.

Menurut Al-Maziri, ilmu tajwid adalah seni membaca Al-Quran dengan memberikan ayat-ayat Al-Quran hak dan kewajibannya.

3. Syekh Muhammad Al-Amin As-Syinqithy (1897-1973)

Ahli tafsir dan qiraat Muhammad Al-Amin As-Syinqithy termasuk ulama besar di bidang Al-Quran. Kendati dilahirkan di Afrika, tekad Muhammad Al-Amin sangat besar untuk belajar ilmu keagamaan.

Impian besarnya itu mengantarkannya hingga ke tanah Arab untuk menimba ilmu. Bekat kegigihan dan pertolongan Allah, akhirnya Muhammad Al-Amin As-Syinqithy berhasil menjadi ulama besar yang amat disegani di penjuru dunia Islam.

Menurut Muhammad Al-Amin As-Syinqithy, pengertian ilmu tajwid adalah memberi setiap huruf hak-haknya, serta membacanya sesuai dengan makhraj hurufnya. Pembaca Al-Quran juga mengoreksi ucapannya dan melafalkannya sesuai sifat huruf tanpa dikurangi atau dilebih-lebihkan.

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid dalam Islam

Para ulama menyatakan bahwa hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah. Sesuai dengan keterangan tersebut, kewajiban-kewajiban yang masuk kategori fardu kifayah jatuh atas suatu kelompok.

Jika salah seorang dari kelompok itu belajar ilmu tajwid, kewajiban atas sisanya menjadi gugur. Seandainya seluruh kelompok tidak ada satu pun yang mempelajari ilmu tajwid, semuanya menjadi berdosa.

Adapula kondisi apabila seseorang sudah mengetahui ilmu tajwid, mengamalkannya ketika membaca Al-Quran adalah fardu ain. Sebagaimana dilansir dari NU Online, mereka yang tahu ilmu ini wajib mengaplikasikannya.

Ketentuan ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 121 yang diterjemahkan sebagai berikut.

"Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab [termasuk Al-Quran] kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya,".

Apa Hikmah Mempelajari Ilmu Tajwid?

Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa ilmu tajwid termasuk sebagai cara membaca Al Quran dengan baik dan benar. Dengan begitu, hikmah yang diperoleh pun masih berkaitan dengan hal tersebut.

Hikmah mempelajari ilmu tajwid salah satunya dapat membaca ayat suci di dalam Al Quran secara fasih. Adapun fasih di sini bukan hanya mengetahui huruf-hurufnya, namun cara membaca serta bentuk pelafalannya.

Pembacaan yang benar dapat memberikan arti yang sebenarnya, sehingga ketika orang mendengarnya melalui bahasa Arab tidak salah makna. Oleh sebab itu, pembaca bisa melantunkan ayat sesuai kaidah bahasa serta memberikan makna yang sebenarnya.


tirto.id - Edusains

Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Yuda Prinada

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |