Kenapa Hari Raya Idul Adha Disebut Lebaran Haji? Ini Alasannya

6 hours ago 8

tirto.id - Hari Raya Idul Adha kerap disebut sebagai Lebaran Haji. Sebutan Idul Adha sebagai Lebaran Haji tentunya memiliki latar belakang tersendiri.

Istilah Lebaran Haji yang melekat dengan Hari Raya Idul Adha tentunya bukan tanpa alasan. Lantas, kenapa Idul Adha dikatakan Lebaran Haji?

Pastinya ada makna yang terkandung dalam penyebutan Hari Raya Idul Adha sebagai Lebaran Haji. Pemaknaan ini berkaitan erat dengan waktu pelaksanaan Hari Raya Idul Adha yang berlangsung pada 10 Zulhijah.

Idul Adha merupakan salah satu hari raya umat Islam yang dirayakan dengan melaksanakan kurban dan beribadah haji di tanah suci. Selain itu, ada amalan sunah yang dapat dilaksanakan saat Idul Adha, seperti amalan sunah puasa Arafah, mendirikan salat Idul Adha, dan menyembelih hewan kurban.

Asal Usul dan Sejarah Penyebutan Lebaran Haji

Wukuf di Jabal RahmahUmat Islam dari berbagai negara melaksanakan wukuf di Jabal Rahmah, Arafah, Arab Saudi, Selasa (27/6/2023). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nym.

Berdasarkan terminologi, istilah Idul Adha mengandung arti Hari Raya Kurban. Masyarakat Indonesia juga mengenal Hari Idul Adha sebagai Idul Haji atau Lebaran Haji.

Idul Adha disebut juga Idul Haji karena bertepatan dengan waktu pelaksanaan ibadah haji di Makkah. Istilah Lebaran Haji yang bersanding dengan Idul Adha memiliki dasar sejarah.

Tepat pada setiap tanggal 10 Zulhijah, jemaah haji di Makkah melaksanakan rangkaian ibadah utama haji, seperti wukuf di Arafah (sejak sehari sebelumnya), melempar jumrah, dan menyembelih hewan kurban.

Rangkaian ibadah haji di Makkah disebut juga sebagai puncak kegiatan ibadah haji. Tak ayal jika Hari Raya Idul Adha dikenal pula dengan istilah Lebaran Haji.

Umat Islam yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji dapat mendirikan salat Ied dan menyembelih hewan kurban pada 10 Zulhijah dan berlanjut selama hari tasyrik. Menyembelih hewan kurban merupakan bentuk ketaatan dan pengorbanan sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim a.s.

Kenapa Disebut Bulan Haji?

PROSESI PUNCAK HAJI 2022Jamaah calon haji mengikuti prosesi puncak haji di Mekkah, Arab Saudi, Kamis (7/7/2022). Jutaan umat muslim berkumpul di Padang Arafah untuk mengikuti prosesi haji 1443 H/2022 M yang memasuki fase puncak pada Jumat (8/7). ANTARA FOTO/Handout/Saudi Press Agency/pras/nym.

Bulan Zulhijah merupakan bulan terakhir dalam kalender Hijriah. Sebutan untuk bulan Zulhijah juga dikenal sebagai bulan Haji.

Lantas, kenapa disebut bulan haji? Zulhijah juga dikenal dengan sebutan bulan haji karena ibadah haji dilaksanakan pada bulan Zulhijah.

Pelaksanaan ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Istilah ‘mampu’ di sini mencakup mampu, baik secara fisik, mental maupun finansial.

Sebutan bulan Zulhijah sebagai bulan Haji menjadi istilah yang sangat wajar karena bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji. Pelaksanaan ibadah haji menjadi momentum spiritual bagi setiap muslim.

Hikmah Pelaksanaan Lebaran Haji

PROSESI PUNCAK HAJI 2022Seorang jamaah calon haji berdoa saat mengikuti prosesi puncak haji di Mekkah, Arab Saudi, Jumat (8/7/2022). Jutaan umat muslim berkumpul di Padang Arafah untuk mengikuti prosesi haji 1443 H/2022 M yang memasuki fase puncak pada Jumat (8/7). ANTARA FOTO/Handout/Saudi Press Agency/pras/nym.

Pelaksanaan ibadah haji dan momentum Idul Adha memiliki berbagai hikmah yang menjadi pembelajaran penting bagi setiap muslim. Apa saja hikmah pelaksanaan haji dan Idul Adha?

1. Ketaatan Tanpa Batas

Idul Adha atau Idul Kurban mengajarkan hikmah penting, yakni ketaatan tanpa batas. Kisah Nabi Ibrahim a.s. yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail a.s. menjadi simbol ketaatan total kepada perintah Allah Swt.

Peristiwa tersebut mengajarkan umat Islam untuk tidak mendahulukan logika pribadi. Nabi Ibrahim a.s. mengajarkan untuk menaati Allah Swt. secara total, tanpa keraguan.

2. Semangat Berkurban

Ibadah kurban memberikan nilai pengajaran yang begitu luas dan mendalam. Nilai keikhlasan, ketaatan, berbagi, dan kepedulian terhadap sesama dapat ditemukan dalam rangkaian ibadah kurban.

Hewan kurban yang dibagikan kepada yang membutuhkan juga menjadi simbol solidaritas sosial. Kurban juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri pada Allah Swt. atas ketaatan terhadap perintah Allah Swt.

3. Persatuan Umat

Hikmah pelaksanaan ibadah haji, yakni persatuan umat yang sangat terlihat selama ibadah haji berlangsung. Umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di satu tempat untuk melaksanakan ibadah haji.

Seluruh rangkaian ibadah haji dilaksanakan semata-mata untuk mengharapkan rida Allah Swt. Persatuan umat sangat tergambarkan melalui pelaksanaan ibadah haji.

4. Refleksi Diri

Hikmah Idul Adha selanjutnya ialah refleksi diri. Momentum Idul Adha menjadi waktu yang tepat untuk merefleksi diri.

Banyak pertanyaan yang dapat disampaikan kepada diri sendiri dalam rangka muhasabah diri. Sejauh mana seorang muslim mampu berserah diri dan berkorban demi kebaikan bersama?

Selain itu, momentum Idul Adha juga dapat menjadi waktu yang tepat untuk lebih mendekatkan diri pada Allah Swt. dengan berbagai refleksi diri. Idul Adha tak hanya momentum untuk meningkatkan hubungan dengan Allah Swt. (hablu minallah), tetapi juga meningkatkan hubungan dengan manusia (hablu mina nass).

Istilah Idul Adha yang kerap juga disebut dengan Lebaran Haji bukanlah istilah sembarangan. Alasan kenapa Idul Adha dikatakan Lebaran Haji mengacu pada waktu pelaksanaan ibadah haji di tanah suci yang berlangsung pada waktu yang sama.

Idul Adha disebut juga dengan Lebaran Haji karena menggambarkan nilai pengorbanan dan kepasrahan dalam pelaksanaan ibadah haji dan kurban. Berbagai pembelajaran penting tentang ibadah haji dan kurban selayaknya dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri pada Allah Swt.

Baca juga artikel terkait HAJI atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah


tirto.id - Edusains

Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Nurul Azizah & Yulaika Ramadhani

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |