tirto.id - Mendekati Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, media sosial dibanjiri dengan informasi soal survei elektabilitas, maupun pemungutan suara berkaitan dengan para calon kepala daerah. Salah satu yang beredar adalah jajak pendapat soal simpati publik terhadap Calon Bupati (Cabup) Sleman.
Hasil survei ini diunggah oleh akun “dekenganekustini” (arsip) di TikTok. Unggahan tersebut menyertakan video yang menunjukkan infografik cabup Sleman, dengan menampilkan hasil survei, yang diklaim berasal dari IPI Initiative.
Jajak pendapat itu membahas soal simpati masyarakat Sleman pasca debat yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah setempat.
“Seberapa besar simpati Anda terhadap paslon no 1 Kustini Sri Purnomo atau paslon no 2 Harda Kiswaya setelah debat pertama Pilkada Sleman malam ini?,” begitu bunyi keterangan di bagian atas video, menggambarkan pertanyaan polling.
periksa fakta Polling Palsu soal Simpati Publik terhadap Cabup Sleman.
Hasil jajak pendapat itu menunjukkan paslon nomor urut 1, Kustini Sri Purnomo-Sukamto, mendapat persentase paling besar, yakni sebesar 63 persen. Sementara paslon nomor urut 2, Harda Kiswaya-Danang Maharsa tertinggal dengan angka 37 persen.
Selama 17 hari beredar di TikTok, alias dari Senin (28/10/2024) hingga Kamis (14/11/2024), unggahan ini telah ditonton hampir 16 ribu kali, dan meraup 174 tanda suka serta 83 komentar.
Lantas, bagaimana fakta polling tersebut?
Periksa Fakta
Tim Riset Tirto menelusuri asal-usul lembaga survei “IPI Initiative” menggunakan mesin pencarian Google. Namun demikian, hasil pencarian justru mengarahkan kami kepada lembaga survei lain dengan nama serupa, yakni PT. Indeks Politica Indonesia (IPI).
Setelah menelusuri polling Pilkada Sleman di situs tersebut, kami tak menjumpai adanya jajak pendapat seperti dalam video.
Kemudian, kami mencoba menelusuri logo lembaga survei menggunakan metode pencarian gambar terbalik (reverse image search). Akan tetapi, hasilnya pun tetap nihil.
Tirto lebih lanjut memasukkan kata kunci “IPI Initiative Survei Pilkada Sleman” ke mesin perambah Google. Salah satu hasil pencarian teratas mengantarkan kami kepada artikel Harian Jogja, dengan judul “Ini Hasil Survei Tingkat Kepuasan Warga Sleman di Bawah Kepemimpinan Bupati Kustini”.
Survei tersebut dilakukan oleh lembaga survei Institute Potensi Indonesia (IPI). Melansir Tempo, IPI merupakan lembaga kajian dan penelitian yang berbasis di Sambilegi Kidul, Maguwoharjo, Depok, Sleman Yogyakarta.
Survei dilakukan pada tanggal 28 April 2024 sampai dengan 27 Mei 2024, dengan total 442 responden yang tersebar di 17 kecamatan. Hasil survei mengungkapkan tingkat kepuasan terhadap kinerja Kustini mencapai 87,1 persen, dengan margin of error di angka 4,7 persen.
Namun, artikel tersebut tidak menyebutkan survei simpati publik maupun elektabilitas Kustini-Sukamto pasca debat perdana Pilkada Sleman.
Dengan demikian, dapat disimpulkan kalau jajak pendapat soal simpati terhadap cabup Sleman IPI Initiative tidak terbukti kebenarannya. Beberapa lembaga survei dengan nama IPI justru memiliki kepanjangan yang lain, yakni Indeks Politica Indonesia dan Institute Potensi Indonesia.
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan, video TikTok yang menampilkan hasil survei lembaga IPI Initiative dengan keunggulan tingkat simpati publik terhadap paslon Kustini-Sukamto, adalah salah dan menyesatkan (false & misleading).
Tidak ditemukan adanya lembaga survei dengan nama IPI Initiative yang merilis hasil survei seperti unggahan yang beredar. Beberapa lembaga survei dengan nama IPI justru memiliki kepanjangan yang lain, yakni Indeks Politica Indonesia dan Institute Potensi Indonesia.
Hingga artikel periksa fakta ini ditulis pada 14 November 2024 juga tidak ditemukan adanya lembaga survei yang merilis elektabilitas paslon di Pilkada Sleman.
==
Muhammad Rifaldy Zelan berkontribusi terhadap penulisan artikel periksa fakta ini.
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email [email protected].
tirto.id - News
Penulis: Tim Riset Tirto
Editor: Fina Nailur Rohmah & Farida Susanty