tirto.id - Profil CEO TikTok, Shou Zi Chew, membuat penasaran publik usai dirinya mengunggah video ucapan terima kasih kepada Presiden Amerika, Donald Trump, yang telah bersedia membatalkan keputusan pemblokiran TikTok. Lalu, benarkah TikTok batal dibanned di AS?
Shou Zi Chew membuka pernyataannya dengan memberi tahu publik bahwa pihaknya dalam beberapa waktu belakangan tengah berjuang untuk melindungi hak konstitusional untuk kebebasan berbicara bagi lebih dari 170 juta orang Amerika Serikat (AS) yang menggunakan platform TikTok.
Lalu, ia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Trump yang baru saja dilantik sebagai Presiden Amerika ke-47 karena sepakat bekerjasama dengan TikTok agar platform video singkat tersebut tetap dapat digunakan oleh para pengguna.
“Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Trump atas komitmennya untuk bekerja sama dengan kami dalam mencari solusi agar Tik Tok tetap tersedia di Amerika Serikat. Ini adalah dukungan yang kuat untuk Amandemen Pertama dan sekali lagi sensor yang sewenang-wenang, seperti yang telah kami katakan,” ucap Shou Zi Chew dalam video pernyataannya.
Melalui kesempatan tersebut, Shou Zi Chew mengatakan, lebih dari 7 juta pelaku usaha di Amerika mencari nafkah dan mendapatkan pelanggan baru dengan menggunakan TikTok. Ia lantas memuji Trump yang menurutnya memahami arti kehadiran platform mereka bari para penggunanya.
“Kami bersyukur dan senang mendapat dukungan dari seorang presiden yang benar-benar memahami platform kami, seseorang yang telah menggunakan Tik Tok untuk mengekspresikan pemikiran dan perspektifnya sendiri yang terhubung dengan dunia dan menghasilkan lebih dari 60 miliar penayangan kontennya dalam prosesnya kepada seluruh pengguna Amerika Serikat,” ujar Shou Zi Chew.
Sebelumnya, pada Minggu, 19 Januari 2025, tepat sehari sebelum Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat, TikTok sempat dibanned dengan pemberlakuan undang-undang yang menyatakan platform tersebut illegal.
Para legislator AS yang mengesahkan aturan pemblokiran TikTok khawatir bahwa aplikasi media sosial asal China tersebut dapat menyebarkan propaganda China, memata-matai, dan memanipulasi politik AS.
Kemudian, esok harinya, pada Senin, 20 Januari 2025, Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang akan memperpanjang periode waktu aplikasi TikTok untuk beroperasi di awal masa jabatannya. Ia juga mengatakan akan membuat kesepakatan untuk melindungi kemanan nasional Amerika Serikat.
"Dengan melakukan ini, kami menyelamatkan TikTok, mempertahankannya di tempat yang benar, dan memungkinkannya untuk terus berkembang. Tanpa persetujuan AS, tidak akan ada TikTok. Dengan persetujuan kami, ini bernilai ratusan miliar dolar, mungkin triliunan. Oleh karena itu, pemikiran awal saya adalah usaha patungan antara pemilik saat ini dan/atau pemilik baru di mana AS mendapatkan 50% kepemilikan dalam usaha patungan yang dibentuk antara AS dan pembelian mana pun yang kita pilih,” pungkas Trump.
Profil CEO TikTok Shou Zi Chew
Sejak tahun 2021 hingga hari ini, Shou Zi Chew menjabat sebagai CEO TikTok, platform media sosial yang dimiliki oleh perusahaan asal China, Byte Dance.
Ia lahir pada tanggal 1 Januari 1983 di Singapura. Ayahnya dilaporkan bekerja di bidang konstruksi dan ibunya di bidang pembukuan. Shou Zi Chew merupakan alumni dari sekolah menengah atas, Hwa Chong Institution.
Setelah menamatkan pendidikannya di Hwa Chong Institution, Shou Zi Chew kemudian menjalani wajib militer di Angkatan Bersenjata Singapura. Setelah dinas militernya, Chew melanjutkan pendidikannya di University College London di Inggris. Ia lulus dari perguruan tinggi tersebut pada tahun 2006 dengan gelar Bachelor of Science di bidang ekonomi.
Setelah lulus dari University College London pada tahun 2006, ia tetap tinggal di London untuk bekerja sebagai bankir di Goldman Sachs Group selama dua tahun sebelum bergabung dengan perusahaan modal ventura milik Yuri Milner, DST Global.
Di perusahaan investasi Rusia, DST Global, Chew memimpin investasi di JD.com, Alibaba, dan Xiaomi. Ia juga memimpin tim investor awal di ByteDance pada tahun 2013.
Ia lalu melanjutkan pendidikannya ke dengan menyelesaikan gelar Master of Business Administration di Harvard Business School pada tahun 2012. Ketika masih menjadi mahasiswa magister di Harvard, ia menyelesaikan magang musim panas di Facebook sebelum IPO.
Pada tahun 2015, Shou Zi Chew bergabung dengan Xiaomi sebagai chief financial officer. Pada tahun 2019, ia menjadi presiden bisnis luar negeri Xiaomi.
Setelah kurang lebih enam tahun di Xiaomi, pada Maret 2021, ia memutuskan bergabung dengan ByteDance sebagai chief financial officer. Di tahun yang sama, dia kemudian menggantikan CEO TikTok, Kevin A. Mayer, yang meninggalkan anak perusahaan ByteDance setelah tiga bulan bekerja.
Pada Maret 2023, Chew bersaksi di hadapan Kongres Amerika Serikat mengenai upaya legislatif untuk melarang TikTok di Amerika Serikat. Dia bersaksi lagi pada bulan Januari 2024, dalam dengar pendapat Komite Kehakiman Senat Amerika Serikat mengenai legislasi mengenai keamanan internet anak.
Dia adalah ketua kehormatan Met Gala 2024 karena TikTok adalah sponsor utama acara tersebut. Shou Zi Chew diakui sebagai salah satu orang Asia yang paling berpengaruh pada tahun 2024 oleh Gold House.
tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra