tirto.id - Uskup Mariann Edgar Budde, yang hadir dalam pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta pemimpin tertinggi negeri Paman Sam itu untuk mengampuni migran dan LGBT.
Menurut The New York Times, Uskup Budde menyampaikan pidato kepada Trump pada saat upacara doa pelantikan pada Selasa (21/1) waktu setempat. Dalam pidato, Budde meminta Trump untuk menunjukkan belas kasihan kepada para imigran dan komunitas LBGTQ.
"Saya meminta Anda (Trump) untuk berbelas kasihan kepada orang-orang di negara kita yang sekarang sedang ketakutan. Ada anak-anak gay, lesbian, dan transgender di keluarga Demokrat, Republik, dan independen, beberapa di antaranya takut akan keselamatan mereka," ujar Uskup Budde, pemimpin Keuskupan Episkopal Washington.
Permintaan Uskup Budde ini berakar dari Donald Trump yang telah terpilih menjadi Presiden AS ke-47, sempat mengeluarkan perintah eksklusif yang berfokus pada hak transgender dan imigran.
Trump bertujuan menerapkan kebijakan tersebut guna mencabut perintah Biden yang berupaya mencegah diskriminasi berdasarkan identitas gender atau orientasi seksual.
Uskup Budde menyebut, sebagian besar imigran bukan penjahat dan meminta belas kasihan Trump terhadap komunitas tersebut.
“Saya meminta Anda untuk berbelas kasihan, Tuan Presiden, terhadap mereka di komunitas kita yang anak-anaknya takut orang tua mereka akan diambil, dan agar Anda membantu mereka yang melarikan diri dari zona perang dan penganiayaan di tanah mereka sendiri untuk menemukan belas kasihan dan sambutan di sini," tambah Uskup Budde.
Mendengar hal tersebut, Trump sempat terlihat mengatakan sesuatu kepada Wakil Presiden Vance sambil menggelengkan kepala karena kesal.
Selain Uskup Budde, Paus Fransiskus juga pada Minggu pekan lalu sempat menyebut bahwa rencana Trump untuk melakukan deportasi massal sebagai "aib".
Profil Uskup Budde
Mariann Edgar Budde atau lebih dikenal dengan Uskup Budde merupakan Uskup di Gereja Episkopal.
Uskup Budde menjabat sebagai pemimpin spiritual untuk 86 jemaat Episkopal dan sepuluh sekolah Episkopal di distrik Columbia, serta empat daerah di Maryland.
Budde juga dikenal sebagai wanita pertama yang terpilih untuk mendapatkan posisi sekarang.
Selain menjadi pendeta, Uskup Budde juga menjabat sebagai ketua Yayasan Katedral Episkopal Protestan, organisasi yang mengawasi pelayanan Katedral Nasional Washington dan sekolah Katedral.
Perempuan berumur 65 tahun itu dikenal karena advokasi dalam masalah peradilan, seperti pencegahan kekerasan senjata, kesetaraan ras, reformasi imigrasi, inklusi penuh bagi kaum LGBTQ+, dan kepedulian terhadap semua ciptaan Tuhan.
Sebelum menempati posisi Uskup kesembilan pada November 2011 lalu, Budde sempat menjabat sebagai rektor Gereja Episkopal St. John di Minneapolis selama kurang lebih 18 tahun.
Berdasarkan catatan, ia adalah lulusan bidang sejarah di Universitas Rochester, New York. Ia juga meraih gelar Magister Teologi pada 1980, serta Doktor Pelayanan pada 2008 dari Seminar Teologi Virginia.
Setelah menempati posisi sebagai Uskup, khotbah Budde telah diterbitkan dalam beberapa buku dan jurnal.
Ia juga pernah menulis tiga buku berjudul How We Learn to Be Brave: Decisive Moments in Life and Faith (2023); Receiving Jesus: The Way of Love (2019), dan Gathering Up the Fragments: Preaching as Spiritual Practice (2007).
tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Dipna Videlia Putsanra