Trump Klaim Kuantitas Migas AS Terbanyak di Dunia, Benarkah?

2 hours ago 7

tirto.id - Dalam pidato inaugurasinyasebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47 di Capitol, Washington DC, yang disiarkan pada Senin (20/1/2025) waktu setempat, Donald Trump melontarkan klaim bahwa dirinya akan membawa AS memasuki zaman keemasan.

Dalam pidato berdurasi sekira 30 menit itu, Trump juga menjanjikanakan ada “gelombang perubahan" dan menyelamatkan AS dari apa yang dia sebut "kemunduran" yang disebabkan oleh pemerintahan pendahulunya, Joe Biden.

Zaman keemasan Amerika dimulai sekarang. Mulai hari ini dan seterusnya, negara kita akan berkembang pesat dan kembali dihormati di seluruh dunia. Kita akan menjadi bahan iri setiap negara dan tidak akan membiarkan diri kita dimanfaatkan lagi,” kata Trump, sebagaimana dinukil CBS News.

Dia juga mengkritik Biden dan segenap kabinetnya yang memilih menerima imigran di perbatasan dibandingkan memikirkan situasi warga AS di dalam negeri. Kata Trump, kebijakan Biden yang terbuka pada imigran membuat masyarakat AS tak terlayani dengan baik.

Selain menyindir Biden, Trump juga menyinggung sejumlah kasus hukum yang menjerat dirinya selama masa kampanye. Salah satu kasus yang dia sebut adalah pemalsuan catatan bisnis soal uang tutup mulut yang dibayarkan kepada seorang bintang film dewasa.

Walau berstatus bersalah dan menjadi narapidana, hakim setempat menjatuhkan vonis unconditional dischargeatau bebas tanpa syarat karena konstitusi AS melindungi presiden terpilih dari tuntutan pidana.

Trump pun menjadi Presiden AS pertama yang berstatus sebagai terpidana. Kini,dia pun menjadi orang tertua yang dilantik menjadi Presiden AS. Saat dilantik untuk masa administrasi keduanya, Trump berumur 78 tahun.

Trump terpilih sebagai Presiden AS setelah menyisihkan Kamala Harris dalam Pilpres AS 2024 lalu.

Selain klaim-klaim yang bombastis, sejumlah pernyataan kontroversial juga terlontar dalam pidato inaugurasi itu. Salah satunya adalah pernyataan bahwa Trump hanya mengakuidua gender dalam catatan administrasi AS, yakni laki-laki dan perempuan.

Pernyataan itu segera diikuti dengan penerbitan aturan baru sehari kemudianyang mencabut kebijakan perintahan Biden sebelumnya yang sudah progresif.

Selain mencerminkan kemunduran, hal itu juga ironis. Pasalnya, Trump menerbitkanaturan tersebut bertepatan dengan Hari Martin Luther King, sosok yang dikenal sebagai pemimpin perjuangan Hak Asasi Manusia (HAM) dan pelantang kesetaraan ras di AS.

Tak heran jika sejumlah organisasi sipil di AS menentang kebijakan tersebut dan menyebutnya meluka masyarakat AS.

Trump bahkan secara serampangan menyebut bahwa kebijakan itu merupakan bentuk penghormatan bagi perjuangan Martin Luther King.

Tak hanya kontroversial, beberapa pernyataan dalam pidato inaugurasi Trump juga perlu dicek kebenarannya. Di antaranya soal klaim jumlah minyak dan gas di AS merupakan yang terbesar di dunia dan soalmasalah di Terusan Panama.

Lantas, bagaimana konteks dan faktanya?

Produksi Minyak dan Gas AS

Trump dalam pidato pelantikannya mengatakan, “Kita memiliki sesuatu yang tidak akan pernah dimiliki oleh negara manufaktur lain, yaitu jumlah minyak dan gas terbesar di dunia.”

Akurasi klaim Trump itu sebenarnya bergantung pada dua hal, yaknijumlah migas yang ada di dalam tanah danmigas yang diekstraksi.

Dari segi produksi, klaim Trump tersebut benar. Badan Informasi Energi (EIA) AS mencatat bahwa AS adalah produsen minyak mentah terkemuka yang mengekstraksi lebih banyak minyak daripada negara lain di dunia. AS juga menyandang gelar sebagai produsen gas terbesar.

Amerika Serikat memproduksi lebih banyak minyak mentah daripada negara mana pun, menurut Statistik Energi Internasional kami, selama enam tahun terakhir berturut-turut [2018-2023],” tulis EIA di lamanresminya.

Menurut EIA, produksi minyak mentah di AS, termasuk kondensat, mencapai rata-rata 12,9 juta barel per hari (bph) pada 2023. Itu memecahkan rekor global dan rekor AS sendiripada 2019, yakni sebesar 12,3 juta bph.

EIA memperkirakanproduksi minyak mentah di 48 negara bagian AS bagian bawah (L48)—tidak termasuk Alaska dan produksi lepas pantai—akan meningkat rata-rata 260 ribu bph mulai 2024 hingga menyentuh rekor tertinggi 11,3 juta bph pada 2025 mendatang.

Meski begitu, The Energy Institute, lembaga yang menerbitkan laporan statistik tahunan tentang sumber daya energi global, menunjukkan temuan yang berbeda dalam hal minyak dan gas yang dianggap dapat dipulihkan berdasarkan teknologi dan kondisi ekonomi saat ini.

Dalam Laporan 2024, The Energy Institute mengungkap bahwa AS memiliki cadangan terbukti sebesar 68,8 miliar barel. Itu berarti AS menduduki posisi kesembilan di dunia dalam hal kuantitas cadangan minyak. AS berada di belakang Kanada, Venezuela, Rusia, Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Sementara itu, untuk gas alam, AS memiliki cadangan sebesar 445,6 triliun kaki kubik. Itu menempatkannya di posisi kelima di dunia, di belakang Rusia, Turkmenistan, Iran, dan Qatar.

Masalah Terusan Panama

Trump menyemburkan sejumlah narasi miring terkait Terusan Panama dalam pidato inaugurasinya. Pertama, dia menyebut soal 38 ribu warga AS menjadi korban jiwa dalam pembangunan Terusan Panama.

“Amerika Serikat, maksud saya pikirkan ini, menghabiskan lebih banyak uang daripada yang pernah dihabiskan untuk sebuah proyek sebelumnya dan kehilangan 38.000 jiwa dalam pembangunan Terusan Panama,” kata Trump.

Kedua, Trump menuduhbahwa operasional Terusan Panama yang dilakukan oleh Cina.

Katanya, “Cina mengoperasikan Terusan Panama. Dan kita tidak memberikannya kepada Cina, tetapi kita memberikannya kepada Panama. Kita akan mengambilnya kembali."

Perlu diketahui bahwa pembangunan Terusan Panama adalahproyek yang amat berat. Benar bahwa banyak orang tewas dalam proses pembangunan tersebut. Namun, jumlah warga AS yang tewas sebagai korban dalam proyek raksasa itu tidak sampai mendekati 38 ribu jiwa seperti yang diklaim Trump.

Matthew Parker, penulis bukuHell’s Gorge: The Battle to Build the Panama Canal(2007), mengatakan kepada BBCbahwa sekitar 25 ribu orang tewas selama pembangunan Terusan Panama dipegang oleh Prancis pada 1880-an. Penyebab mereka tewas di antaranya karena virus yang ditularkan nyamuk.

Parker mengatakan bahwa “hampir tidak ada” orang Amerika di antara ribuan korban itu. Sebaliknya, para korban sebagian besar adalah warga Prancis dan Jamaika.

Setelah Prancis gagal, AS melalui beberapa upaya meneruskan pembangunan Terusan Panama sejak 1904. Hingga terusan itu rampung pada 1914, sekitar 6 ribu orang tewas dalam pembangunannya.

Menurut Parker, "hampir semuanya [korban tewas] berasal dari Barbados". Sementara itu, warga AS yang tewas dalam pembangunan terusan itu sekitar 300 orang. Jadi, klaim Trump jelas berlebihan.

Trump kemudian mengancam bahwa Pemerintah AS bakal mengambil alih kendali Terusan Panama. Langkah itu disebutnya dipicu karena pengenaan tarif yang terlalu tinggi untuk menggunakan jalur penghubung Samudra Atlantik dan Pasifik itu.

Trump juga menekankan bahwa AS-lah yang membangun dan mula-mula mengoperasikan terusan itu sebelum diserahkan sepenuhnya kepada Republik Panama melalui perjanjian yang diteken pada 31 Desember 1999.

Menukil USA Today, Pemerintah Panama mengendalikan kanal tersebut melalui Otoritas Terusan Panama, sebuah dewan beranggotakan 11 orang yang mengawasi pemeliharaan dan keamanan jalur perairan tersebut.

Administrator kanal, Ricaurte Vásquez, menyampaikan kepada The Associated Press bahwa sebuah konsorsium Hong Kong memenangkan tawaran pada 1997 yang memungkinkan perusahaan-perusahaan Cina untuk beroperasi di pelabuhan-pelabuhan di ujung kanal.

Meski demikian, kata Vásquez, perusahaan-perusahaan AS dan Taiwan juga mengoperasikan pelabuhan-pelabuhan di sepanjang kanal tersebut. Lagi pula, Terusan Panama terbuka untuk perdagangan dari semua negara.

Presiden Panama, Jose Raul Mulino, mengatakan bahwa tarif lintas ditentukan berdasarkan kondisi pasar. Mulino juga mengatakan bahwa tidak ada pengaruh Cina dalam pengelolaan Terusan Panama.

ASsendiri merupakan pengguna terbesar Terusan Panama. Sekitar 75 persen lalu lintas di Terusan Panama pada tahun fiskal 2024 dilakukan oleh AS. Sementara itu, Cina berada di posisi kedua dengan 21 persen.


tirto.id - News

Reporter: Fina Nailur Rohmah
Penulis: Fina Nailur Rohmah
Editor: Fadrik Aziz Firdausi

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |