12 Puisi tentang Hari Santri yang Singkat dan Menyentuh Hati

4 weeks ago 6

tirto.id - Contoh puisi Hari Santri Nasional dalam artikel ini dapat menjadi inspirasi perayaan HSN. Peringatan Hari Santri Nasional jatuh setiap tanggal 22 Oktober sejak tahun 2015, ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.

Ketentuan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Lantas mengapa tanggal 22 Oktober ditetapkan menjadi Hari Santri Nasional?

Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri mengacu pada peristiwa yang terjadi pada 22 Oktober 1945 silam. Di mana KH Hasyim Asy'ari menciptakan Resolusi Jihad, menyatukan santri dan ulama untuk melawan penjajah pada awal kemerdekaan. Meski demikian, KH. Hasyim Asy'ari tak hanya menyerukan Resolusi Jihad kepada santri dan ulama saja. Ia turut mengajak masyarakat umum untuk melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperingati Hari Santri ini, salah satunya adalah melalui puisi yang penuh arti, seperti menyampaikan puisi perjuangan santri, puisi jihad santri, hingga puisi santri menyentuh hati. Dengan puisi peringatan Hari Santri Nasional, kita dapat menyampaikan rasa cinta dan bangga sebagai santri yang berjiwa nasionalisme.

Contoh Puisi tentang Hari Santri Nasional

Dilansir dari buku Antologi Puisi: Sajak Santri, berikut adalah kumpulan contoh puisi tentang santri singkat di Hari Santri Nasional yang dapat dijadikan acuan dalam memperingati perayaan tahunan tersebut.

Contoh Puisi Tema Hari Santri

Perjuangan Santri

Oleh: Ahmad Zaini

Alam bersaksi

Semangat perjuangan

Dikobarkan dari bilik santri

Hati terbuka

Kaki melangkah

Tangan mengepal

Mengangkat senjata

Mulut bertakbir

Demi kebenaran

Mengikis habis

Antek penjajah

Yang mencengkeram kedaulatan bangsa

Air mata, keringat, dan darah

Menetes di medan perang

Nyawa syuhada

Menjadi kekuatan

Memukul mundur penjajah

Hingga bangsa ini terbebas

Dari cengkeraman para serdadu asing

Alam bersaksi

Santri di garda depan

Bersama rakyat

Merebut kemerdekaan

Kalam Al-Huda

Oleh: Siti Rahmah

Akan ada kalam yang tiada serupa

Oleh lisan yang mengeja

Menyeruak rasa menjamah sanubari

Meneteskan bulir suci

Menjawab kerumpangan teka-teki

Pada pencarian jati diri

Santri Sejati

Oleh: Masriyah

Menjadi santri

Tak sekedar mengemban amanah keilmuwan

Tak sebatas pada gelar keduniawian

Pun tak selalu soal keteguhan dan perjuangan

Lebih dari itu….

Menjadi santri

Berarti menjadi air di tengah sahara ummat

Menjadi arunika selepas gelap malamnya masyarakat

Modal ilmu saja tidak cukup

Akhlak dan adab wajib melekat

Itulah definisi…

Santri sejati…

Santri syurgawi…

Kesejatian Santri

Oleh: Ahmad Zaini

Santri punya nilai dan makna

Dalam sendi-sendi kehidupan

Santri bukan sekadar identitas

Santri bukan jargon semata

Ada nilai di setiap ucapan

Ada uswah hasanah dalam perilaku

Ada tuntutan di setiap hembus nafasnya

Santri panji beragama

Bersosial, dan bernegara

Santri simbol keselarasan hidup

Duniawi dan ukhrawi

Tanamkan kesantrian

Dalam berperilaku

Sematkan kesantrian

Dalam kehidupan

Agar cahaya ilahi

Senantiasa menerangi hati

Purnama di Separuh Bulan

Oleh: Ahmad Zaini

Dari balik dampar santri mengaji

Mengurai kata dan makna kitab kuning

Ilmu diendapkan dan ditirakati

Agar cahaya yang dipancarkan suci

Setiap malam santri bermunajat

Sebagai media pengakuan dosa dan khilaf

Serta permohonan

Mata terjaga

Jemari memutar tasbih

Mulut mengucap kalimat thayyibah

Agar jiwanya semakin dekat kepada Allah

Ketika santri berada di tengah masyarakat

Santri tidak berdiam diri

Mengamalkan ilmu

Perjuangan membangun nilai-nilai Ilahi

Mengangkat martabat kemanusiaan

Agar menjadi manusia sejati

Santri penghias kehidupan

Laksana purnama

Di separuh bulan

Santri dan Negeri

Oleh: Budi Setiawan

Di sudut pondok yang sunyi

Santri mengukir doa dalam diam

Menimba ilmu, menanti hari

Untuk mengabdi tanpa pamrih dan dendam

Tangan mereka yang terangkat di langit

Tak hanya doa, tapi juga tekad besi

Menjadi pelindung bagi negeri ini

Membawa nur Islam yang suci

Di kala musuh datang menghampiri

Mereka berdiri tegak tanpa gentar

Tak hanya kitab suci yang mereka kaji

Tapi keberanian yang tak terbeli

Santri dan negeri ini tak terpisahkan

Laksana akar yang menghujam bumi

Merekalah penjaga tradisi

Penerang jalan di kegelapan hati

Janji Para Santri

Oleh: Dian Nurhidayah

Dalam senyap malam yang hening

Dari bilik pesantren terdengar lantunan doa

Santri merenda harapan tanpa gentar

Mengikat janji pada diri dan Tuhan

Di balik tirai kesederhanaan

Ada tekad membaja yang tak tertandingi

Mereka bukan hanya pencari ilmu

Tapi penjaga moral umat yang gigih

Santri berjanji, setia menjaga amanah

Membawa Islam yang penuh berkah

Bukan hanya di masjid, bukan hanya di kitab

Namun dalam kehidupan yang penuh hikmah

Dari Pesantren untuk Nusantara

Oleh: Rudi Pranata

Di bilik sederhana, cahaya ilmu menyala

Dari pesantren, para santri berangkat

Tak hanya membawa ayat-ayat Tuhan

Namun juga semangat membangun peradaban

Nusantara tersenyum melihat mereka

Para santri yang teguh, penuh cinta

Menjaga tanah air dengan doa

Dan langkah mereka yang tiada lelah

Bukan pedang, bukan meriam

Namun kalam yang menjadi senjata

Menyelamatkan bangsa dari kehancuran

Menghadirkan ketenangan di tengah badai zaman

Santri untuk Nusantara

Adalah nafas kehidupan yang tak terpisahkan

Menjadi peneduh di saat duka

Membawa cahaya di setiap masa

Api di Dalam Dada

Oleh: Rahmat Kurniawan

Di dada santri, berkobar api

Api perjuangan, tak pernah mati

Dari halaman pesantren yang sunyi

Mereka melangkah tanpa pernah berhenti

Sejarah mencatat, dengan tinta darah

Bahwa santri bukan hanya pemeluk sajadah

Tapi pejuang yang siap melawan

Demi tanah air, demi masa depan

Tak gentar mereka menatap musuh

Tak surut langkah meski badai menyapu

Karena di dalam dada santri

Ada iman yang takkan pernah rapuh

Api itu terus menyala

Membara di setiap perjuangan

Hingga negeri ini merdeka

Dan santri tetap berdiri di garis depan

Suara Langit Pesantren

Oleh: Zainuddin Akbar

Dari bilik pesantren yang jauh dari hiruk pikuk

Terdengar lantunan doa yang menggugah

Santri tak hanya mengeja kalam Tuhan

Namun juga mendekap semesta dalam dzikir panjang

Suara langit turun ke bumi

Menghidupkan setiap langkah para santri

Mereka tak hanya diam di balik kitab

Tapi bergerak, menggerakkan umat yang sunyi

Dalam sujud mereka tersimpan harapan

Bukan hanya untuk diri, tapi untuk bangsa

Santri adalah cahaya dalam kegelapan

Mereka menjadi penjaga, menjadi benteng peradaban

Santri dan Kemerdekaan

Oleh: Syarif Hidayatullah

Ketika panggilan kemerdekaan menggema

Santri berdiri di barisan terdepan

Tak hanya memegang kitab di tangan

Namun juga senjata, demi tegaknya keadilan

Kemerdekaan adalah hak yang diraih

Bukan hanya dengan darah dan keringat

Namun juga dengan iman yang kuat

Santri mengajarkan, bahwa kemerdekaan itu suci

Dari pesantren yang tenang,

Santri berangkat penuh tekad

Mereka menulis sejarah

Dengan tinta pengorbanan dan keberanian yang tiada batas

Kemerdekaan ini, tak akan kita lupa

Bahwa santri adalah bagian dari kisahnya

Berjuang untuk negeri yang dicinta

Menjaga kebebasan hingga akhir masa

Nafas Santri

Oleh: Maulana Yusuf

Setiap helaan nafas santri adalah doa

Setiap langkahnya adalah perjuangan

Di bawah langit pesantren yang penuh cahaya

Mereka belajar tentang arti kehidupan

Santri bukan hanya pencari ilmu

Mereka adalah penegak kebenaran

Dalam kesunyian mereka menyusun kekuatan

Untuk menjaga umat, untuk menegakkan keadilan

Nafas santri adalah nafas kebangsaan

Di dalam dada mereka tersimpan keteguhan

Meski tak mengangkat senjata dalam perang

Mereka berjuang dengan lisan, dengan pikiran

Di setiap zaman, di setiap peradaban

Santri tetap menjadi penjaga jalan

Mereka adalah nafas yang menghidupkan

Bangsa ini, hingga akhir zaman


tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Aisyah Yuri Oktavania
Penulis: Aisyah Yuri Oktavania
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Dhita Koesno

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |