6 Manfaat Sikap Asertif dan Cara Menerapkannya

3 weeks ago 6

tirto.id - Setiap orang penting untuk memiliki sikap asertif terutama dalam komunikasi baik di lingkungan sehari-hari ataupun lingkungan kerja. Lantas, apa itu sikap asertif? Bagaimana pula contoh sikap asertif dan manfaatnya?

Sikap asertif adalah saat orang mampu bersikap jujur tentang pikiran dan perasaan mereka dengan cara yang terhormat.

Psychology Today menulis, mereka yang bersifat asertif secara aktif mendengarkan dan mempertimbangkan perspektif orang lain. Mereka mampu mempertahankan kendali atas perasaan mereka dan mengakui ketika melakukan kesalahan.

Profesor Psikiatri Psikososial dan Konsultan Psikiater Kehormatan di Universitas Glasgow, Skotlandia, Inggris, Chris Williams, dalam penelitiannya berjudul “Being Assertive: Overcoming Depression A Five Areas Approach” menjelaskan, sikap asertif merupakan kemampuan sosial yang sangat bergantung pada komunikasi yang efektif.

Chris Williams juga menyebut sikap asertif sebagai kemampuan membela diri tanpa harus menyakiti orang lain. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa asertif adalah keterampilan yang bisa dipelajari oleh siapa saja.

Kemampuan bersikap asertif penting untuk dimiliki siapa pun, sebab sepanjang hidup manusia, tidak peduli betapa percaya dirinya mereka menjalani hidup, mereka pasti mengalami perasaan dilematis yang membuat sulit jujur kepada diri sendiri. Pada kondisi seperti itu, sikap asertif diperlukan.

Manfaat Menerapkan Sikap Asertif

Laman layanan kesehatan mental yang berbasis di Amerika Serikat, Modern Recovery, memaparkan beberapa manfaat sikap asertif, antara lain:

1. Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Sikap asertif membuat seseorang mengenali harga diri mereka dan mengomunikasikan kebutuhan mereka dengan percaya diri. Menerapkan perilaku asertif akan meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri yang lebih kuat.

2. Pengurangan Stres

Dengan mengekspresikan pikiran dan perasaan secara terbuka, seseorang yang bersikap asertif akan terhindar dari memendam emosi, yang dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Kemampuan untuk mengatasi konflik secara konstruktif mengurangi ketegangan emosional dan meningkatkan ketahanan mental.

3. Keterampilan Komunikasi yang Lebih Baik

Komunikasi yang asertif melibatkan kemampuan mendengarkan aktif dan memahami perspektif orang lain. Keterampilan ini meningkatkan interaksi interpersonal, yang mengarah pada hubungan yang lebih memuaskan dan harmonis.

4. Resolusi Konflik

Seseorang yang memiliki sikap asertif lebih siap untuk menangani konflik dengan baik dan penuh pengertian. Dengan menangani konflik secara langsung dan asertif, mereka mendorong komunikasi yang terbuka dan menemukan solusi yang menguntungkan semua pihak yang terlibat.

5. Batasan yang Sehat

Sikap asertif membuat seseorang menetapkan dan mempertahankan batasan yang sehat dalam hubungan. Mereka dapat mengatakan “tidak” ketika diperlukan dan menghindari dimanfaatkan atau kewalahan oleh tuntutan yang berlebihan.

Cara Menerapkan Sikap Asertif

Sebagian orang mungkin merasa sulit melakukan sikap asertif lantaran berbagai macam alasan. Tidak terbiasa dan gaya komunikasi yang kurang terlatih merupakan alasan yang paling sering terjadi.

Namun, seperti telah dijelaskan sebelumnya, sikap asertif merupakan keterampilan yang dapat dipelajari. Mayo Clinic menulis beberapa cara menerapkan sikap asertif yang dapat dicoba sebagai langkah awal, meliputi:

1. Biasakan Menggunakan Kata “Saya”

Dengan menggunakan pernyataan 'saya', orang lain dapat mengetahui apa yang Anda pikirkan atau rasakan tanpa terdengar menuduh. Misalnya, katakan, “saya tidak setuju,” daripada, “kamu salah.”

Jika memiliki permintaan, katakan, “saya ingin Anda membantu dalam hal ini” daripada, “Anda harus melakukan ini.” Buatlah permintaan yang sederhana, spesifik, dan jelas.

2. Berlatih untuk Mengatakan Tidak

Jika kesulitan menolak permintaan, cobalah mengatakan, “tidak, saya tidak bisa melakukannya sekarang.” Ingatlah bahwa tidak adalah kalimat yang lengkap dan Anda tidak perlu menjelaskan mengapa memilih untuk mengatakan tidak. Jangan ragu, katakan secara langsung. Jika penjelasan memang diperlukan, buatlah penjelasan yang singkat.

3. Latihlah Apa yang Ingin Dikatakan.

Jika sulit untuk mengatakan apa yang diinginkan atau pikirkan, latihlah skenario umum yang sering ditemui. Katakan apa yang ingin dikatakan dengan lantang. Menuliskan terlebih dahulu kata yang ingin diucapkan mungkin juga bisa membantu, sehingga Anda dapat berlatih dari naskah. Pertimbangkan untuk bermain peran dengan seorang teman atau kolega dan mintalah umpan balik yang jelas.

4. Gunakan Bahasa Tubuh

Komunikasi tidak hanya melalui kata-kata. Bersikaplah percaya diri meskipun Anda tidak merasakannya. Jaga postur tubuh tetap tegak, tetapi sedikit condong ke depan. Lakukan kontak mata secara teratur. Pertahankan ekspresi wajah yang netral atau positif. Jangan menyilangkan tangan atau kaki. Tataplah orang tersebut.

Berlatihlah bahasa tubuh yang tegas di depan cermin atau dengan teman atau kolega. Selain apa yang Anda katakan, bahasa tubuh dan ekspresi wajah juga penting.

5. Kendalikan Emosi

Konflik itu memang hampir selalu sulit bagi kebanyakan orang. Mungkin Anda menjadi marah atau frustrasi, atau mungkin merasa ingin menangis. Meskipun perasaan-perasaan ini biasa terjadi, namun dapat menghalangi penyelesaian konflik.

Jika merasa terlalu emosional dalam menghadapi suatu situasi, tunggulah sebentar jika memungkinkan. Kemudian berusahalah untuk tetap tenang. Bernapaslah secara perlahan. Jaga agar suara Anda tetap datar dan tegas.

6. Mulailah dari Hal Kecil

Pertama-tama, latihlah keterampilan barudalam situasi yang berisiko rendah. Misalnya, cobalah ketegasan Anda pada pasangan atau teman sebelum menghadapi situasi yang sulit di tempat kerja. Evaluasi diri setelahnya dan sesuaikan pendekatan sesuai kebutuhan.


tirto.id - Diajeng

Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dhita Koesno

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |