harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik Aqua yang terletak di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Momen sidak itu diunggah di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, dan langsung menarik perhatian warganet. Dari sidak tersebut, diketahui air Aqua ternyata berasal dari sumur bor.
Dalam video tersebut terlihat KDM menelusuri area pabrik, meninjau beberapa bangunan yang ada di lokasi pabrik dan berdialog dengan para supir dan karyawan pabrik Aqua.
Saat berdialog dengan karyawan, ia menanyakan terkait bangunan yang dilihatnya, karyawan tersebut menjelaskan bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan yang berisi sumur produksi.
Dari sinilah awal mula muncul temuan mengejutkan bahwa air yang digunakan untuk produksi ternyata berasal dari sumur bor bawah tanah, bukan dari mata air pegunungan seperti yang selama ini diyakini masyarakat.
“Ini bangunan apa,” tanya Dedi Mulyadi, dikutip Jum’at (24/20/2025).
“Sumur,” jawab seorang Ibu karyawan pabrik Aqua.
“Ini sumur apa?” tanya lagi KDM.
“Sumur ini produksi,” jawab Ibu tersebut.
“Produksi airnya dari sungai?” tanyanya lagi.
“Airnya dari bawah tanah pak,” ungkap ibu tersebut.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Ingin BPK Dalami Audit Kas Pemprov Jawa Barat dan Segera Umumkan
Air Aqua Ternyata dari Sumur Bor Kedalaman Tanah 100 Meter, Dedi Mulyadi Khawatir Berdampak ke Lingkungan
Mendengar hal itu, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi kemudian memastikan lebih lanjut bagaimana cara pabrik Aqua mengambil air dari dalam tanah.
Karyawan mengungkapkan bahwa air diambil melalui proses pengeboran (sumur bor), bukan dari mata air alami yang muncul di permukaan tanah.
“Oh airnya dari bawah tanah, bukan air permukaan? Air bawah tanahnya ngambil sumbernya dari?” tanya Dedi Mulyadi.
“Dari dalam, di bor Pak,” jawab ibu tersebut.
“Ini di bor?” tanya KDM.
“Iya Pak,” kata ibu tersebut.
Dedi Mulyadi kemudian terlihat kaget dan menyatakan bahwa dirinya khawatir apakah hal tersebut akan berdampak pada pergeseran tanah karena pengambilan air tanah dilakukan secara masif.
“Gak akan ngefek pada pergeseran tanah? Dikira saya tuh air permukaan, air permukaan itu air sungai atau air dari mata air, jadi ini bukan air mata air ya?” tanya lagi KDM.
“Tanah dalam Pak,” ujar ibu tersebut.
Selanjutnya terungkap juga bahwa perusahaan menggali dua sumur dengan kedalaman berbeda, yakni 60 meter dan 102 meter, yang masuk kategori sumur bor dalam, tapi dengan izin dari pemerintah provinsi.
“Berarti kategorinya sumber pompa dalam, berarti izinnya provinsi dong kalau bawah tanah, berapa kedalamannya?” tanyanya lagi.
“102 pak yang satu lagi 60,” kata salah satu staf Aqua.
“Ngefek gak sih pada lingkungan? Geser tanah? Atau nunggu longsor?” tanya KDM.
Dedi Mulyadi Ingatkan Perusahaan Aqua soal Dampak Lingkungan dari Pengambilan Air Tanah Dalam
Lebih lanjut, Gubernur Dedi Mulyadi lalu mencontohkan kasus di wilayah lain. Ia menjelaskan bahwa kerusakan lingkungan seperti banjir bisa disebabkan oleh terganggunya keseimbangan air tanah dan berkurangnya daerah resapan air.
“Kan salah satu tesis yang hari ini terjadi adalah dulu Kaso Malang itu gak pernah banjir, hari ini Kaso Malang itu banjir, berarti kan ada problem lingkungan akut yang harus segera dibenahi,” jelas KDM.
Selain banjir, ia juga menyoroti fenomena longsor yang sering terjadi, ia menegaskan bahwa ia bukan bermaksud menuduh pabrik Aqua sebagai penyebab adanya bencana tersebut.
“Gak nuduh di sini gak, ini mah saya lagi mikir,” terangnya.
Menanggapi hal itu, salah satu karyawan pabrik Aqua menjelaskan bahwa mereka telah bekerja sama dengan lembaga akademik untuk melakukan penelitian lingkungan.
Baca Juga: Tanggapi Menkeu, KDM: Simpanan Kas Daerah Jabar di Giro Pilihan Etis
“Dikira saya dulu air permukaan,” kata Gubernur Dedi Mulyadi.
“Kalau air permukaan itu pasti kita akan mengganggu sumber air masyarakat,” kata ibu tersebut. (Erna/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

14 hours ago
7

















































