Tular Nalar Summit 2025 saat Literasi Digital Bukan Cuma Milik Elit

2 days ago 18

harapanrakyat.com,- Suasana Auditorium STMM MMTC, Sleman, Yogyakarta, penuh semangat kolaborasi pada Jumat, 27 Juni 2025. Ratusan peserta dari berbagai latar belakang, mulai anak muda, lansia, difabel, hingga penghayat kepercayaan, hadir dalam Tular Nalar Summit 2025, perayaan besar literasi digital yang menandai berakhirnya fase ketiga program Tular Nalar sejak 2023.

Bertajuk “Merayakan Semesta Kolaborasi”, acara ini bukan sekadar forum diskusi. Ia menjadi panggung nyata inklusivitas, tempat semua suara termasuk yang kerap terpinggirkan didengar dan diberdayakan.

“Literasi digital bukan lagi soal elite teknologi, tapi soal semua orang punya hak untuk paham dan aman di dunia digital,” ujar Giri Lumakto, Program Manager Tular Nalar, dikutip dari siaran pers yang diterima harapanrakyat.com, Jumat (27/6/2025).

Salah satu diskusi paling menggelitik datang dari panel bertema Timeline Political Disorientation for the First-Time Voters. Dhevana Anarchia Ria Lay dari CfDS UGM memaparkan temuan riset bahwa generative AI telah menggeser orientasi pemilih pemula dari rekam jejak ke estetika visual.

“Digital image lebih berpengaruh daripada sejarah politik. Kita harus bertanya, apakah kita memilih pemimpin atau hanya tertarik dengan lagu dan jogetan berbasis soft fakes?” tegas Arsya, sapaan akrabnya.

AI tidak lagi hanya alat penyebar hoaks, tapi kini menjadi pembentuk realitas yang bisa mengecoh nalar. Itulah mengapa gerakan literasi digital yang membumi dan lintas generasi makin penting.

Panel pertama bertajuk Menyelamatkan Masa Tua di Linimasa mengangkat nasib para lansia yang rawan terkena penipuan online dan eksklusi digital. Di sisi lain, kelas “Ayo Bareng” menghadirkan sesi literasi digital inklusif untuk difabel tuli, transpuan, dan penghayat kepercayaan.

“Kami tidak hanya bicara inklusi, kami hadirkan bentuk nyatanya di sini,” ujar salah satu fasilitator sesi komunitas.

Baca Juga: Kementerian Pendidikan akan Rehabilitasi dan Revitalisasi Sekolah Mulai Juli, Target Capai 11 Ribu Satuan Pendidikan

Tular Nalar Summit 2025, Literasi Digital Bukan Hanya untuk Kaum Muda Terdidik

Tular Nalar mengukuhkan bahwa literasi digital bukan untuk kaum muda terdidik saja, tapi harus menyentuh seluruh spektrum masyarakat yang digital native maupun yang baru belajar memegang gawai.

Acara juga menjadi wadah lintas perspektif. Dalam sesi Intergenerational AI: Education and Ethics, diskusi mengupas pentingnya menanamkan etika dalam pemanfaatan AI sejak dini. Pemerintah pun tak tinggal diam. Menteri Dikdasmen, Abdul Mu’ti, melalui video sambutan, menyampaikan bahwa mulai tahun ajaran 2025/2026, mata pelajaran AI dan koding akan diajarkan mulai kelas 5 SD hingga SMA.

“Kita ingin membangun kecerdasan dan kesalehan digital sejak dini. Forum seperti ini sangat strategis,” ujar Mu’ti.

Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, menekankan bahwa literasi digital tidak bisa digerakkan sendiri-sendiri. Maka dari itu, Mafindo meluncurkan Mafindo Institute sebagai pusat pembelajaran digital yang akan terus dikembangkan.

“AI seperti dua sisi mata pedang. Di satu sisi membawa kemajuan, di sisi lain memunculkan dampak negatif tak terduga. Kita butuh kolektif yang kuat untuk menavigasinya,” tegasnya.

Acara pun ditutup dengan peluncuran video Human Impact Story oleh Love Frankie, publikasi buku bunga rampai dari para penerima manfaat, serta pentas seni komunitas dan stand-up comedy bertema hoaks.

Selama tiga tahun terakhir, program Tular Nalar telah menjangkau lebih dari 50.000 penerima manfaat langsung, terdiri dari 40.000 pemilih pemula dan 10.000 lansia. Dampak tak langsungnya menyentuh hingga 1,6 juta orang di berbagai daerah.

Baca Juga: Waspada! Hoaks Giveaway Rp50 Juta Mengatasnamakan Dedi Mulyadi Beredar di Medsos

“Tular Nalar bukan sekadar proyek. Ini gerakan yang lahir dari keresahan warga, tumbuh dalam kolaborasi, dan hidup di ruang-ruang komunitas,” pungkas Giri. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |