Sejarah Curug Ciherang Bogor, Air Terjun Eksotis Penuh Legenda

1 day ago 13

Air Terjun Ciherang sempat viral pasca dinobatkan jadi salah satu idola wisata alam Bogor pada 2016 silam. Ini tentu berkat keindahan alamnya yang asri, udara pegunungan sejuk serta spot-spot ikonik. Selain itu, di balik view menawan, sejarah Curug Ciherang tak luput dari perhatian.

Sejumlah mitos yang berkembang turun-temurun di kalangan masyarakat sekitar membuat kawasan tersebut kaya akan nilai budaya dan cerita mistis. Menariknya, ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Berikut selengkapnya.

Baca Juga: Teluk Mauritsbaai, Sejarah Nama Pantai Pangandaran di Zaman Kolonial Belanda yang Nyaris Terlupakan

Mengulas Sejarah Curug Ciherang

Sebelum mengupas legenda yang melekat, tak ada salahnya untuk mengenal lebih dekat lokasi dan ciri khas wisatanya terlebih dahulu. Ciherang terletak di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lokasinya berada di ketinggian sekitar 1.100 meter di atas permukaan laut. Dalam sejarah, hal itu menjadikan Curug Ciherang sebagai tempat sejuk sekaligus menyegarkan. Sementara air terjunnya memiliki tinggi kurang lebih 30 meter serta terbagi menjadi tiga tingkatan.

Masing-masing tingkatan dikelilingi oleh pepohonan rindang dan tanaman liar yang menambah kesan alami. Di bagian bawah curug terdapat kolam air super jernih. Sebagian kolam bisa pengunjung gunakan untuk berenang atau sekadar bermain air.

Nama “Ciherang” sendiri berasal dari bahasa Sunda. Di mana “curug” berarti “air terjun” dan “herang” artinya “jernih” atau “murni”. Sehingga, secara harfiah berarti “air terjun yang murni”.

Sebagai destinasi favorit, kawasannya juga sudah lengkap dengan berbagai fasilitas. Mulai dari rumah pohon, kapal gantung hingga jembatan gantung yang membentang di atas jurang. Mereka benar-benar menyajikan panorama alam yang luar biasa.

Konon Dulunya Tempat Mandi Raja

Melansir dari catatan sejarah, sebelum sepopuler sekarang, konon Curug Ciherang dulunya merupakan tempat mandi para raja. Airnya yang jernih dengan lokasi tersembunyi di antara pegunungan menjadikannya area paling sakral dan aman.

Apalagi, di kawasan Cipamingkis yang berada tak jauh dari Ciherang, ada mitos tentang penjaga gaib berupa ular naga. Legenda tersebut masyarakat percaya sebagai bentuk perlindungan terhadap curug dari gangguan atau tindakan tidak semestinya. Bahkan, jika kita lihat dari atas secara teliti, aliran curug ini memang memiliki bentuk menyerupai sosok ular panjang. Sehingga semakin memperkuat kepercayaan masyarakat tentang legenda tersebut.

Selain Sejarah, Terdapat Mitos Keajaiban Air Curug Ciherang

Mitos lain yang berkembang dari sejarah Curug Ciherang yaitu khasiat air dengan sejuta keajaiban. Konon, siapa saja yang mandi atau membasuh wajah menggunakan air dari curug ini bisa mendapatkan berkah. Seperti halnya kemudahan rezeki, keberuntungan hingga jodoh.

Baca Juga: Danau Bacan Sukabumi, Ini Sejarah di Balik Keindahannya

Adanya mitos tersebut membuat banyak pengunjung, khususnya yang masih lajang, datang ke sini. Tentu bukan hanya untuk liburan, melainkan juga membawa harapan mendapatkan berkah dalam hubungan percintaan maupun ekonomi. Tak jarang pula pengunjung mengambil air curug ke dalam botol sebagai oleh-oleh ketika pulang. Meski tidak bisa kita buktikan secara ilmiah, mitos ini tetap berkembang kuat sekaligus menjadi bagian dari pesona Ciherang.

Lokasi, Jam Buka dan Akses ke Air Terjun Ciherang

Bagi yang ingin berkunjung, baik itu untuk liburan atau membuktikan sejarah, Curug Ciherang buka setiap hari. Jam operasionalnya mulai dari pukul 07.00 hingga 18.00 WIB. Harga tiket masuk ke kawasan ini adalah Rp40.000.

Ada tambahan biaya parkir sebesar Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 khusus mobil. Fasilitas umum seperti toilet, mushola, tempat makan serta area bermain anak juga tersedia untuk menunjang kenyamanan pengunjung.

Adapun aksesnya bisa kita tempuh melalui berbagai jalur. Salah satunya dari Cianjur sejauh 17 km. Pengunjung bisa melewati rute Jalan Hanjawar Cipanas ke Batulawang lalu Hutan Cipamingkis menuju Jonggol.

Dari Cibinong atau Citeureup, jalur terbaik adalah melalui Sentul – Babakan Madang – Sukamakmur. Namun jaraknya lebih jauh sekitar 40 km. Adapun dari Cibubur, Depok ataupun Bekasi, bisa melalui Jalan Transyogi Jonggol ke Dayeuh – Sukamakmur. Meski terbilang cukup menanjak dan berkelok, pemandangan sepanjang jalan sangat memanjakan mata.

Baca Juga: Situ Cileunca Pangalengan Bandung, Destinasi Wisata Menarik yang Penuh Mitos

Itulah kisah sejarah Curug Ciherang yang sampai kini masih kuat di benak masyarakat. Benar atau tidak tak perlu menjadi perdebatan. Bagi yang ingin berkunjung ke Curug Ciherang, sebaiknya datang di pagi hari agar bisa menikmati udara segar dan menghindari kemacetan. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |