Apa Itu Tenaga Endogen? Ini Jenis-Jenis dan Contohnya

3 hours ago 2

tirto.id - Tenaga endogen adalah salah satu penyebab yang memengaruhi bentuk permukaan Bumi tidak rata. Apa yang dimaksud dengan tenaga endogen dan jenis-jenisnya?

Selain tenaga endogen, pemicu lainnya adalah tenaga eksogen. Dua jenis tekanan geomorfik tersebut pemicu utama pergerakan dan pembentuk permukaan Bumi.

Adanya tenaga endogen dan eksogen yang berlangsung terus-menerus, turut memengaruhi perubahan fisika dan kimia di permukaan Bumi. Hal ini menyebabkan pembentukan medan akan menjadi tidak rata.

Apa itu Tenaga Endogen?

Tenaga endogen disebut juga tenaga konstruktif. Endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam Bumi.

Proses endogen merupakan dinamika di dalam litosfer. Kemunculannya akibat proses fisika dan kimia berupa tekanan terhadap lapisan-lapisan batuan pembentuk litosfer atau aktivitas magma.

Tenaga endogen dapat berupa tekanan vertikal dan horizontal. Tekanan vertikal menimbulkan tonjolan di permukaan bumi. Adapun tekanan horizontal memunculkan lipatan-lipatan muka Bumi, retakan, dan pematahan lapisan-lapisan litosfer sampai membentuk sesar.

Ciri-Ciri Tenaga Endogen

Tenaga endogen memiliki ciri khusus yang membedakan dengan eksogen. Ciri-ciri tersebut yaitu:

  • Bentuk muka Bumi akibat tenaga endogen, menjadikannya bervariasi dan tidak rata. Di sisi lain, eksogen juga dapat area yang sebelumnya tidak rata menjadi cenderung rata.
  • Faktor pengubah permukaan Bumi berasal dari dalam tanah melalui tektonisme, vulkanisme, dan seisme.
  • Tidak mengubah permukaan Bumi melalui proses pelapukan, erosi, pengendapan, hingga pergerakan massa.

Apa Saja Jenis dan Macam-Macam Tenaga Endogen?

Menurut Modul Geografi Ramah Dengan Alam, jenis-jenis tenaga endogen dibagi menjadi tiga. Tenaga endogen terdiri dari tektonisme, vulkanisme, dan seisme. Setiap jenisnya memiliki macam-macam tenaga endogen seperti berikut:

1. Tektonisme

Tektonisme adalah tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkan perubahan letak (dislokasi) atau perubahan bentuk (deformasi) pada lapisan kulit bumi. Berdasarkan luas dan waktu terjadinya, gerakan tektonisme dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.

a. Gerak Epirogenetik

Gerak epirogenetik adalah gerakan pada lapisan kulit bumi yang relatif lambat dan terjadi dalam waktu yang lama, serta meliputi daerah yang luas. Gerak epirogenetik terdiri atas epirogenetik positif dan negatif.

1) Epirogenetik positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga permukaan air laut seolah-olah naik. Sebagai contoh, turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dari pulau-pulau barat daya sampai Pulau Banda).

2) Epirogenetik negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga permukaan air seolah-olah turun. Contohnya, peristiwa naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.

b. Gerak Orogenetik

Gerak orogenetik atau biasa disebut proses pembentukan pegunungan adalah gerakan pada lapisan kulit bumi yang relatif cepat dan terjadi dalam waktu yang singkat. Gerak orogenetik mencakup tekanan horizontal dan tekanan vertikal yang menyebabkan terbentuknya lipatan dan patahan.

1). Lipatan, terbagi menjadi lima bentuk, yakni sebagai berikut.

  • Lipatan tegak: terbentuk karena kekuatan sama yang mendorong dari dua sisi secara seimbang.
  • Lipatan miring: terbentuk karena kekuatan tenaga pendorong di salah satu sisi lebih kuat sehingga salah satu sisinya tampak lebih curam.
  • Overfolt: terbentuk pada saat tekanan bekerja di salah satu sisi dengan lebih kuat. Kemudian, sisi itu akan terlipat sesuai arah lipatan.
  • Recumbent Folt: terbentuk pada saat lipatan yang satu menekan sisi yang lain, menyebabkan sumbu lipat hampir datar.
  • Overtrust: terbentuk saat tenaga tekan menekan satu sisi dengan kuatnya sehingga menyebabkan lipatan menjadi retak.

2). Patahan, terbagi menjadi dua macam, antara lain slenk atau graben dan horst.

  • Slenk atau graben: patahan ini mendorong bagian yang lemah ke atas dan bagian lainnya ke bawah sehingga slenk atau graben seolah memperlihatkan adanya lapisan bumi yang anjlok.
  • Horst: patahan ini mendorong bagian tengah yang lemah terdorong ke atas sehingga memperlihatkan adanya lapisan bumi yang timbul ke atas.

2. Vulkanisme

Vulkanisme ialah peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi. Berkaitan juga dengan proses pembentukan gunung api, yakni pergerakan magma dari dalam litosfer yang menembus lapisan yang lebih atas hingga bahkan hingga ke permukaan bumi. Terdapat dua bentuk gerakan magma, yaitu instrusi magma dan ekstrusi magma.

a. Instrusi magma

Intrusi magma adalah terobosan magma ke dalam lapisan litosfer, tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Dibedakan menjadi lima, yakni sebagai berikut.

  • Batholit: dapur magma.
  • Instrusi datar: magma yang masuk ke antara dua lapisan batuan, mendatar dan paralel dengan lapisan batuan tersebut.
  • Lakolit: magma yang menembus di antara lapisan bumi paling atas. Berbentuk seperti lensa cembung atau kue serabi.
  • Gang (korok) : batuan hasil instrusi magma yang menyusup dan membeku di sela-sela lipatan (korok).
  • Diatrema: lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunung api yang berbentuk silinder memanjang.

b. Ekstrusi magma

Ekstrusi magma adalah keluarnya magma dari dalam bumi hingga ke permukaan bumi. Material hasil dari ekstrusi magma, meliputi:

  • Lava: magma yang menembus dan mengalir ke permukaan bumi.
  • Lahar: campuran antara lava dan material lain yang ada di permukaan bumi seperti pasir, kerikil, dan debu dengan air sampai membentuk lumpur.
  • Eflata atau piroklastika: material padat berupa lapili, kerikil, debu vulkanik, dan bom.
  • Ekshalasi (gas): material berupa gas asam arang, yakni sumber uap air dan zat lemas (fumarole), sumber gas belerang (solfatar), dan gas asam arang (mofet).

3. Seisme

Seisme atau gempa adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi karena pergerakan lempeng bumi (kerak bumi). Seisme terjadi akibat dari pelepasan energi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan gelombang seismik.

Berdasarkan penyebabnya, gempa dapat dibedakan menjadi tiga macam, antara lain sebagai berikut.

a. Gempa bumi runtuhan (Fall Earthquake)

Gempa bumi runtuhan terjadi karena peristiwa runtuhnya gua-gua besar atau batu-batu raksasa di sisi gunung. Radius getaran saat gempa bumi runtuhan tidak begitu terasa.

b. Gempa bumi vulkanik (Volcanic Earthquake)

Gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas gunung berapi. Mayoritas gempa bumi vulkanik mendahului erupsi gunung api, tetapi sering terjadi pula secara bersamaan. Radius getaran gempa bumi vulkanik lebih besar daripada gempa bumi runtuhan. Getaran gempa bumi vulkanik umumnya terasa di daerah yang lebih luas.

c. Gempa bumi tektonik (Tectonic Earthquake)

Gempa bumi ini terjadi karena proses tektonik di dalam litosfer yang berupa pergeseran lapisan batuan tua dan kemudian mengakibatkan dislokasi. Gempa bumi tektonik berkekuatan sangat besar dan meliputi daerah yang sangat luas.

Apa Contoh Tenaga Endogen?

Tenaga endogen menimbulkan berbagai kejadian di muka Bumi. Setiap jenis tenaga endogen menghasilkan peristiwa berlainan.

Misalnya gempa bumi tektonik menimbulkan getaran di permukaan dalam jangkauan luas. Adapun pada kejadian otogenetik, dapat muncul berbagai bentuk lipatan.

Contoh lainnya yaitu turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur dipicu oleh gerak epirogenetik. Kejadian tersebut ditemukan di Kepulauan Maluku, mulai pulau-pulau barat daya sampai Pulau Banda.

Pengaruh Tektonisme, Vulkanisme, dan Seisme dalam Kehidupan

Tenaga tektonisme, vulkanisme, dan seisme yang memengaruhi bentuk permukaan bumi memiliki dampak yang bervariasi bagi kehidupan. Beberapa dampak positif dan negatif dari ketiga macam tenaga endogen tersebut ialah sebagai berikut:

1. Dampak positif

Berikut beberapa dampak positif tektonisme, vulkanisme, dan seisme bagi kehidupan:

  • Aktivitas tektonisme membuat terbentuknya kantong-kantong minyak dan gas alam yang melimpah. Banyak ditemukan di lipatan dan sesar batuan yang kondisinya menguntungkan.
  • Aktivitas vulkanisme memberikan dampak sebagai sumber energi, sumber mineral dan bahan galian, munculnya daerah pertanian yang subur dan hujan orografis, sekaligus sebagai objek wisata dan olahraga.
  • Aktivitas seisme memberikan pengaruh positif untuk sektor pendidikan.

2. Dampak negatif

Adapun dampak negatif tektonisme, vulkanisme, dan seisme antara lain sebagai berikut:

  • Tektonisme menyebabkan peristiwa erosi, longsoran, dan sedimentasi yang mendatangkan kerugian materiel dan nyawa.
  • Adanya vulkanisme menimbulkan bencana seperti letusan, tanah longsor, dan semburan gas beracun yang berbahaya bagi manusia.
  • Seisme dapat pula membawa dampak negatif seperti kerugian materiel dan nyawa, serta perubahan struktur tanah akibat bencana alam yang terjadi.

tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Rizka Alifa Rahmadhani
Penulis: Rizka Alifa Rahmadhani
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |