tirto.id - Gas penyebab efek rumah kaca adalah sejumlah zat yang menyelimuti bumi dan menahan suhu panasnya. Istilah ini dikaitkan dengan pemanasan global lantaran gas tersebut mengandung emisi tertentu yang merusak lingkungan.
Lantas, apa saja macam-macam gas penyebab efek rumah kaca? Gas penyebab terjadinya efek rumah kaca meliputi karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (N2O), dan berbagai gas terkandung fluor (dikenal f-gases).
Beberapa zat di atas tersangkut di selubung bumi menyerupai bentuk rumah kaca pelindung. Bukan hanya menahan, dampak panas yang terjadi mampu memengaruhi berbagai kondisi alam yang sifatnya negatif.
Zat-Zat yang Menimbulkan Efek Rumah Kaca
Sejumlah zat yang menghasilkan efek rumah kaca merujuk pada gas yang menempel di dalam lapisan-lapisannya. Adapun gas penyebab efek rumah kaca paling banyak adalah karbon dioksida yang berasal dari keseharian manusia dan makhluk hidup lain. Berikut daftar gas penyebab terjadinya efek rumah kaca beserta asal-usulnya.
1. Karbon dioksida (CO2)
Gas utama penyebab efek rumah kaca adalah CO2 atau karbon dioksida. Dinukil dari Environmental Protection Agency AS, gas tipe ini dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, limbah padat, industri, faktor alam, hingga reaksi kimia tertentu.
Di Amerika Serikat, karbon dioksida menjadi gas penyebab rumah kaca paling banyak, dengan angka mencapai 80 persen pada 2022. Persentase ini mencakup emisi gas rumah kaca dari sektor energi dan industri.
2. Metana (CH4)
Berbeda dari hasil pembakaran, metana secara spesifik muncul akibat produksi serta pengangkutan bahan bakar fosil. Terdapat pula emisi metana yang hadir dari praktik pertanian, peternakan, dan pembusukan sampah organik.
Jumlah metana pada komponen rumah kaca AS tercatat menyumbang sebesar 12 persen pada 2022. Secara khusus, angka itu muncul akibat kebocoran sistem gas alam, peternakan, dan berbagai kegiatan lain.
3. Dinitrogen oksida (N2O)
Amerika Serikat menyumbang emisi dinitrogen oksida atau nitrous oxide sebesar 6 persen. Penyebabnya meliputi pembakaran bahan bakar, pertanian, pengelolaan air limbah, dan industri.
Adapun emisi dinitrogen oksida secara global tercatat sebesar 40 persen pada periode serupa. Jika dibandingkan dengan CO2, N20 diklaim lebih banyak menghasilkan dampak pemanasan global, yakni 265 kali lipat, dihitung berdasarkan skala waktu 100 tahun (GWP-100).
4. Gas yang mengandung fluoride
Terdapat empat zat dalam kategori ini, yakni hidrofluorokarbon (HFC), sulfur heksafluorida (SF6), perfluorokarbon (PFC), dan nitrogen trifluorida (NF3). Gas penyebab efek rumah kaca paling banyak dari jenis ini adalah HFC, sekitar 349 persen peningkatannya (1990-2022) di AS.
Ada pula gas Chlorofluorocarbon (CFC) yang terbentuk dari klorin, karbon, dan fluor. Kandungan gas tersebut kerap dipakai sebagai refrigeran dalam Air Conditioner (AC) dan pendingin udara lainnya. Gas itu lebih akrab diistilahkan sebagai freon AC.
Oleh karena itu, banyak negara mulai melarang penggunaan CFC sebagai zat penunjang AC karena menyebabkan penipisan ozon.
Proses dan Penyebab Terbentuknya Gas Rumah Kaca
Proses gas rumah kaca terbentuk dimulai dari berbagai material alamiah dan non-alami yang lepas dari entitas di permukaan. Itu termasuk zat berupa karbon dioksida hasil transportasi, industri-industri, maupun aktivitas bernapas manusia dan pepohonan.
Aktivitas manusia dan industri juga membentuk unsur lain, seperti metana, dinitrogen oksida, dan berbagai zat mengandung fluoride. Macam-macam gas penyebab efek rumah kaca ini berkumpul di atmosfer dan menyelubungi bumi.
Dinukil dari NRD, berbagai zat yang membentuk rumah kaca ini dapat memerangkap bumi serta menyebabkan pemanasan global. Situasi ini bisa menyebabkan potensi perubahan alam yang buruk jika dibiarkan.
Contoh konkret kegiatan yang menyebabkan terbentuknya gas rumah kaca adalah penggunaan bahan bakar transportasi, aktivitas industri bahan bakar, serta penggunaan AC berlebihan. Setiap aktivitas punya emisi berbeda-beda, yang kemudian tersalur lewat media udara menuju atmosfer.
Gas rumah kaca masing-masing memiliki perbedaan sifat kimia. Menghilangnya zat dari atmosfer memerlukan waktu cukup panjang, meskipun ada pula yang lebih singkat.
Karbon dioksida bisa diminimalisasi lewat proses alami, contohnya dibantu hutan, tanah, maupun laut. Sementara itu, beberapa zat lain harus dilebur oleh sinar matahari agar bisa dikurangi jumlahnya.
Adapun gas rumah kaca yang mengandung fluoride diklaim lebih sulit untuk dihancurkan. Gas tersebut harus mencapai lapisan tertinggi atmosfer untuk mendapatkan radiasi matahari langsung agar terurai.
Dampak Negatif Gas Rumah Kaca
Macam-macam gas penyebab efek rumah kaca dapat menimbulkan beberapa macam peristiwa di permukaan bumi. Untuk menyimak secara lebih jelas dampak negatifnya, Anda bisa membaca daftar berikut.
1. Pemanasan global
Istilah pemanasan global atau global warming menjadi perhatian utama, terutama jika berbicara tentang efek rumah kaca. Daftar zat yang terlampir di atas menyebabkan suhu panas bumi tertahan dan terus meningkat.
Pemanasan global juga memengaruhi pola cuaca regional dan meningkatkan frekuensi bencana alam seperti badai dan kekeringan.
2. Mencairnya kutub
Sebagai akibat efek rumah kaca, pemanasan global menyebabkan pencairan di wilayah kutub. Oleh sebab itu, dataran berupa es yang ada di Kutub Selatan maupun Kutub Utara akan berkurang secara perlahan-lahan.
3. Rusaknya ekosistem
Suhu yang semakin tinggi atau cairnya kutub dapat menyebabkan ekosistem suatu daerah atau di seluruh bumi berubah. Bumi yang semula baik-baik saja dengan suhu normal, mengalami panas berlebih. Situasi ini memaksa makhluk hidup untuk beradaptasi.
4. Permukaan laut meninggi
Dampak negatif gas rumah kaca ini hampir serupa dengan fenomena mencairnya Kutub Utara dan Kutub Selatan. Air di bumi yang terdata sebagai daratan es, berubah menjadi air kembali dan menambah volumenya.
5. Perubahan iklim secara ekstrem
Berbicara tentang perubahan, gas rumah kaca bisa menyebabkan perubahan iklim yang cukup drastis. Di luar gas, sebagaimana dikutip dari European Commission, terdapat juga aktivitas gunung api dan radiasi matahari yang menambah 0,1 derajat kepanasannya.
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Fadli Nasrudin