Asbabunnuzul Surah Ad-Dhuha Ayat 1-11 dan Penjelasannya

1 day ago 6

tirto.id - Asbabunnuzul surah Ad-Dhuha berkaitan dengan keadaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang gundah karena sesuatu. Apa yang terjadi saat itu sehingga Allah menurunkan surah Ad-Dhuha kepada beliau?

Surah Ad-Dhuha merupakan salah satu surah pendek dalam Al-Qur'an yang memiliki 11 ayat. Surah ini diturunkan di kota Makkah sehingga termasuk golongan surah Makkiyah. Posisinya berada di juz 30 dan menjadi surah ke-93 dalam Al-Qur'an.

Penamaan Ad-Dhuha diambil dari kalimat dalam ayat pertama, yaitu Allah bersumpah dengan waktu duha. Duha adalah awal waktu siang hari yang ditandai dengan mulai meningginya Matahari.

Surah Ad-Dhuha Ayat 1-11 dan Arti Terjemahannya

Firman Allah dalam surah Ad-Dhuha disampaikan ke dalam 11 ayar. Rincian ayat beserta arti surah tersebut yaitu:

وَالضُّحَى (1) وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى (2) مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى (3) وَلَلْآَخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَى (4) وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى (5) أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآَوَى (6) وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَى (7) وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى (8) فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ (9) وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ (10) وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ (11)

Arti surat Ad-Dhuha ayat 1-11:

  1. "Demi waktu matahari sepenggalahan naik (duha)."
  2. "Dan demi malam apabila telah sunyi (gelap)."
  3. "Rabbmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu."
  4. "Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)."
  5. "Dan kelak Rabbmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas."
  6. "Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?"
  7. "Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk."
  8. "Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan."
  9. "Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang."
  10. "Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya."
  11. "Dan terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu siarkan.”

Asbabunnuzul Surah Ad-Dhuha

Asbabunnuzul atau sebab turunnya ayat untuk surah Ad-Dhuha berkaitan dengan situasi yang dihadapi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak kunjung mendapatkan wahyu lagi. Jibril tidak mendatangi selama beberapa waktu. Nabi tidak keluar selama beberapa hari.

Seorang wanita kafir lalu mendatangi dan mengolok dengan mengatakan bahwa setan yang selama ini mendatangi beliau (maksudnya Jibril) sudah meninggalkan. Hal ini dijelaskan dalam hadis berikut:

Dari Jundub Al-Bajali, ia berkata,“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadu dan tidak keluar selama satu atau dua malam. Lalu ada seorang wanita yang datang dan berkata, ‘Wahai Muhammad, setanmu benar-benar telah meninggalkanmu. Lantas turunlah firman Allah dalam surah Adh-Dhuha.” (HR. Bukhari, no. 4983; Muslim, no. 1797; dan Ahmad, 4:312). Dalam riwayat Muslim lainnya disebutkan, “Tidak keluar selama dua atau tiga malam.” (HR. Muslim no. 1797)

Muhammad Abduh Tuasikal dalam artikel Tafsir Surat Adh-Dhuha #01: Sebab Turun Ayat menyebutkan dalam Tafsir Al-'Azhim (7; 590) menerangkan wanita pengolok tersebut adalah istri Abu Lahab bernama Ummu Jamil Al-Auraa' binti Harb bin Umayyah bin Abdisyams bin ‘Abdi Manaf. Ia masih saudara kandung Abu Sufyan bin Harb

Adapun penyebab Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bisa keluar rumah saat itu karena terluka akibat lemparan. Beliau mengalami luka pada jari-jari.

Setelah peristiwa olokan itu, Allah lantas menurunkan surah Ad-Dhuha 1 sampai 3 yang menjadi ayat pembuka. Hal tersebut dikuatkan melalui dalil hadis berikut yang masih bersumber dari Jundub Al-Bajali.

Jundub mengatakan, “Jibril lamban bertemu lagi dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas orang-orang musyrik mengatakan, ‘Muhammad telah ditinggalkan.’ Lantas turunlah surah Adh-Dhuha, ‘Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), Rabbmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu’.” (HR. Muslim no. 1797)

Kandungan Ad-Dhuha Ayat 1-11

Isi kandungan surah Ad-Dhuha ayat 1-11 memiliki banyak hikmah yang dapat diteladani setiap kaum muslimin. Kandungan dalam ayat 1 dan 2, Allah bersumpah dengan makluknya yaitu waktu dhuha dan malam.

Saat Allah menyebut waktu dhuha sebagai permulaan sumpah-Nya menunjukkan waktu tersebut menjadi awal dari kebaikan. Misalnya adanya salat sunah duha yang dikerjakan sepanjang hadirnya durasi waktu tersebut.

Selanjutnya, Allah bersumpah dengan waktu malam. Kebaikan yang diberikan Allah pada makhluknya di waktu ini yaitu sebagai masa untuk beristirahat, beribadah, dan sebagainya. Malam juga menjadi cara hamba beriman untuk memuji Allah melalui ibadah malam, seperti tajahud.

Pada surah Ad-Dhuha ayat 3, Allah menyampaikan bantahannya kepada kaum kafir yang menimbulkan keraguan pada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa ia telah ditinggalkan-Nya. Ayat ke-3 menunjukkan bahwa Allah tidaklah meninggalkan ataupun membenci beliau.

Pada ayat-ayat selanjutnya, Allah berfirman mengenai keadaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang mamiliki masa depan lebih baik ketimbang di waktu lalu. Beliau senantiasa dibimbing Allah hingga mendapatkan derajat tertinggi. Allah juga membela beliau sampai wafat dan memberikan kemenangan atas agama yang diridai-Nya.

Derajat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam di sisi Allah lebih tinggi dari siapapun. Derajat tersebut terwujud melalui keutamaan dan kenikmatan yang sangat banyak diberikan pada beliau dari Allah subhanahu wa ta'ala.

Meski begitu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang paling zuhud di dunia. Beliau berpaling dari ha-hal duniawi dan memiliki apa pun yang diridai di sisi Allah. Akhirat menjadi lebih utama dari dunia dan seisinya.

Allah juga menerangkan bahwa Rasulullah merupakan anak yatim dan dalam keadaan bingung (tersesat) pada ayat 6-7. Selanjutnya, Allah memberikan pada beliau kembali kenikmatan.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di, menjelaskan bahwa maksud firman "Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk" pada ayat ke-7 yaitu Allah mengajarkan pada Nabi Muhammad apa-apa yang belum diketahuinya. Beliayu belum tahu mengenai Al-Qur'an dan iman. Allah akhirnya mendidik dan membimbingnya agar memuiliki amal perbuatan hingga akhlak mulia.

Selanjutnya, ayat ke-8 dalam surah Ad-Dhuha, Allah menerangkan keadaan Nabi Muhammad yang dulunya penuh kekurangan. Allah lantas mencukupi beliau sebagai sosok berkecukupan yang pandai bersyukur. Namun bagi beliau, kekayaan sejati disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah:

Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)

Terakhir pada ayat 9-11 surah Ad-Dhuha, Allah menyoroti mengenai anak yatim. Nabi Muhammad juga menjadi sosok yatim sejak kecil. Oleh sebab itu, Allah melarang siapapun untuk berlaku sewenang-wenang hingga melakukan zalim pada anak yatim.

Jika bertemu dengan anak yatim atau orang yang meminta-minta, hati jangan sampai merasa sempit atau terganggu. Tidak diperbolehkan pula membentaknya atau menghardik mereka, dan seharusnya memuliakannya. Umat Islam sebaiknya bermuamalah dengan sebaik-baiknya sebagainya mereka berbuat baik untuk anak-anaknya sendiri.


tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |