Cara Menghitung Keuntungan Jualan dan Contoh Simulasinya

1 week ago 4

tirto.id - Menghitung keuntungan jualan dengan cermat penting bagi para pelaku usaha, terutama kalangan UMKM. Penghitungan keuntungan yang tepat bisa memastikan hasil usaha akan membawa keuntungan. Tanpa itu, modal akan tergerus habis karena usaha merugi.

Hasil penghitungan keuntungan jualan bisa menjadi dasar penentuan harga produk, dasar evaluasi usaha, hingga mendeteksi kerugian. Untuk melakukan hal itu, terdapat beberapa cara menghitung keuntungan jualan yang bisa diaplikasikan.

Sejumlah cara menghitung keuntungan persen maupun angka biasa bisa dicermati di sini. Namun, sebelum itu, simak dulu faktor-faktor penentu keuntungan jualan berikut.

Faktor-Faktor Penentu Keuntungan Jualan

Sebagian pelaku usaha mendasarkan strateginya dalam mencari keuntungan dari jualan pada pengalaman atau malah insting. Faktanya, strategi jualan yang efektif guna meraih keuntungan bisa dipelajari metodenya.

Di antara yang perlu diperhatikan saat menyusun strategi usaha ialah faktor-faktor yang menjadi penentu keuntungan jualan. Sejumlah faktor itu perlu dicermati saat menghitung keuntungan jualan. Penjelasan beberapa faktor tersebut sebagai berikut:

1. HPP

HPP adalah singkatan dari Harga Pokok Penjualan. HPP ini menjadi penentu keuntungan karena Harga Pokok Penjualan menunjukkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa pada satu periode. Penentuan harga produk perlu memperhatikan HPP.

Jika ingin meraih keuntungan dari jualan, hasil penjualan barang/jasa harus bisa melebihi HPP. Jika hasil penjualan masih impas atau sama dengan HPP, artinya pelaku usaha belum mendapat keuntungan.

2. Biaya yang dikeluarkan (beban usaha)

Biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha beban secara formal disebut beban. Agar lebih memudahkan pencatatan, biaya dibagi menjadi beban beban operasional dan beban non-operasional.

Beban operasional adalah biaya yang dikeluarkan saat menjalankan usaha. Misalnya biaya untuk pembayaran tagihan listrik, gaji pegawai, hingga perawatan alat-alat usaha.

Adapun beban non-operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan non-bisnis. Contohnya: pengeluaran untuk iuran bulanan paguyuban pelaku usaha, biaya pengelolaan sampah hasil usaha, hingga sumbangan kegiatan sosial/keagamaan.

Menghitung biaya beban usaha secara cermat perlu dilakukan. Ini agar pelaku usaha bisa memastikan hasil penjualannya menutupi seluruh biaya HPP dan beban atau belum.

3. Pendapatan usaha

Penghasilan dari bisnis yang dijalankan atau pendapatan usaha juga faktor yang penting yang mesti dicatat dengan teliti. Hasil penghitungannya dapat menunjukkan hasil jualan mendatangkan keuntungan atau tidak.

Pendapatan usaha ini dapat berasal dari aktivitas usaha atau non-usaha. Penghasilan dari usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan jual-beli produk/jasa. Sementara itu, penghasilan non-usaha merupakan pendapatan dari luar penjualan produk atau jasa, seperti keuntungan dari investasi deposito, saham, reksadana, dan lainnya.

4. Laba bisnis

Faktor lain yang menjadi penentu keuntungan usaha adalah laba. Nilai laba dihitung dari selisih antara hasil penjualan dengan seluruh biaya usaha (HPP dan beban). Dari laba ini bisa diketahui keuntungan usaha secara konkret.

Ada beberapa jenis laba yang perlu diketahui oleh pelaku usaha agar dapat mengetahui cara menghitung keuntungan persen jualan dengan tepat, yakni:

  • Laba kotor: selisih antara pendapatan usaha dan harga pokok penjualan.
  • Laba operasi: selisih antara laba kotor dan beban operasional.
  • Laba non-operasional: pendapatan dari kegiatan non-operasional, seperti investasi.
  • Laba bersih: selisih antara laba operasi dan beban non-operasional.

Rumus Menghitung Keuntungan Jualan

Ada dua rumus cara menghitung persen keuntungan penjualan yang bisa digunakan oleh pelaku bisnis. Dengan mengaplikasikan rumus ini, pelaku bisnis dapat menyusun laporan laba-rugi dengan benar.

Berikut ini penjabaran rumus cara menghitung keuntungan jualan:

1. Rumus menghitung keuntungan jualan usaha kecil (UMKM)

Cara menghitung keuntungan jualan dari bisnis berskala kecil atau medium bisa dilakukan dengan rumus sederhana di bawah ini:

Keuntungan Jualan = Total Penghasilan – Total Beban Pengeluaran.

2. Rumus hitung keuntungan jualan usaha skala besar

Untuk usaha dengan skala besar, ada rumus tersendiri untuk menghitung laba kotor dan laba bersih dari hasil penjualan. Rumus adalah:

  • Laba Kotor = Hasil Penjualan Bersih – HPP
  • Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya Pengeluaran Usaha (Operasional maupun Non-Operasional).

Cara Menghitung Keuntungan Jualan

Dengan mengetahui cara menghitung keuntungan jualan, pelaku usaha (termasuk UMKM) bisa memastikan aktivitas bisnisnya mendatangkan cuan atau malah sebaliknya.

Apabila hasil keuntungan ternyata minim, atau malah tidak ada sama sekali, pelaku usaha mesti segera mengevaluasi strategi bisnis. Ia bisa mencakup strategi marketing, produk, proses produksi, hingga administrasi keuangan.

Cara menghitung keuntungan jualan yang tepat harus melalui beberapa tahap seperti di bawah ini:

1. Menghitung seluruh biaya produksi

Pelaku usaha harus menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan saat memproduksi produk atau jasa yang dijual. Ada beberapa jenis biaya produksi, yaitu:

  • Biaya tetap (fixed cost): nilainya selalu tetap, tidak tergantung kapasitas produksi. Contohnya adalah biaya sewa tempat, gaji karyawan, dan pajak.
  • Biaya variabel (variable cost): jumlahnya tergantung dari banyaknya produksi yang dilakukan oleh pelaku bisnis. Misalnya biaya bahan baku produksi, biaya pengiriman produk, dan lainnya.
  • Biaya overhead: segala biaya dalam proses produksi yang bukan untuk penyediaan bahan baku dan tenaga kerja.
  • Biaya total: Biaya gabungan antara fixed cost dan variabel cost. Ini bisa dihitung setelah proses produksi sudah menghasilkan produk siap jual.
  • Biaya rata-rata (average cost): Nilai hasil pembagian antara total biaya produksi dan jumlah produk. Supaya bisa menentukan biaya produksi per produk, pelaku usaha perlu menghitung average cost.
  • Biaya tambahan (marginal cost): Biaya tambahan di proses produksi yang terkait dengan variabel cost. Sebagai contoh, saat ada pesanan datang tiba-tiba dalam jumlah jumbo, pelaku usaha perlu mengeluarkan biaya lebih untuk pembelian bahan baku atau bayar lembur karyawan.

Makin tinggi biaya produksi, potensi keuntungan yang diperoleh bertambah rendah. Oleh karena itu, pelaku usaha jualan harus pandai mengelola biaya produksi agar efisien.

Secara sederhana, rumus menghitung biaya produksi sebagai berikut:

Biaya produksi = Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja + Biaya overhead.

2. Menghitung HPP

Tahap berikutnya adalah menghitung HPP atau Harga Pokok Penjualan. HPP berguna buat menentukan harga jual produk yang tepat. Dengan penentuan HPP yang cermat, pelaku bisnis bisa memperbesar potensi mendapatkan keuntungan dari jualan. HPP juga penting diketahui saat menghitung keuntungan jualan.

Adapun rumus cara menghitung HPP adalah:

HPP = total biaya variabel + saldo awal persediaan barang - saldo akhir persediaan barang.

3. Menghitung biaya operasional

Untuk mengetahui keuntungan jualan, pelaku bisnis harus menghitung biaya operasional atau biaya yang dikeluarkan saat menjalankan usaha. Penjualan bisa dikatakan mendapat untung, jika hasil menjual produk melebihi biaya operasional.

Biaya operasional meliputi biaya produksi ditambah biaya pengeluaran lain. Rumus cara menghitung biaya operasional adalah:

Biaya Operasional = Biaya Produksi + Biaya Pengeluaran.

4. Menghitung pajak dan biaya lain-lain

Untuk mengetahui keuntungan jualan, pelaku bisnis juga harus menghitung pengeluaran pajak dan biaya lain-lain. Misalnya: cicilan bank, retribusi, dan lainnya. Dengan cara ini, seluruh biaya pengeluaran dalam proses usaha bisa terhitung dengan jelas.

5. Menghitung total hasil penjualan (omset)

Dengan menghitung hasil penjualan barang/jasa, pelaku bisnis bisa mengetahui jumlah keuntungannya. Jika penghitungannya tidak tepat, nilai keuntungan juga tidak terhitung dengan akurat.

Istilah lain dari hasil penjualan adalah omset. Rumus cara menghitung omset penjualan adalah:

  • Omset = Harga jual x jumlah produk yang terjual.
  • Persentase omset = 100% x (penjualan akhir - penjualan awal) / penjualan awal.

6. Menghitung penjualan bersih

Penjualan bersih adalah jumlah uang yang didapatkan setelah mengurangi hasil penjualan kotor dengan potongan (diskon), komisi pihak ketiga, dan retur.

Rumus cara menghitung penjualan bersih adalah:

Penjualan bersih = penjualan kotor - retur penjualan/pengurangan harga - potongan penjualan.

7. Menghitung keuntungan jualan

Cara menghitung margin keuntungan yang paling akhir perlu dilakukan buat memastikan nilai laba bersih (profit) yang diperoleh dari hasil usaha.

Untuk menghitung keuntungan akhir, pelaku bisnis harus memasukkan semua komponen penghitungan yang sudah disebutkan di atas dalam laporan laba rugi.

Rumus cara menghitung keuntungan jualan secara final adalah:

  • Keuntungan = Omset - Total Biaya (Biaya produksi + biaya operasional + biaya lain-lain/pajak).
  • Atau, Keuntungan = Hasil penjualan - HPP - Beban - Pajak/Biaya Lain.

8. Membuat laporan laba-rugi

Dengan membuat laporan laba rugi, pelaku usaha dapat mengetahui seluruh keuntungan penjualan. Inti laporan laba-rugi berisi hitungan selisih antara semua pemasukan dengan pengeluaran selama usaha penjualan berlangsung.

Contoh Simulasi Cara Menghitung Keuntungan Jualan

Menerapkan cara menghitung keuntungan jualan secara tepat penting untuk memastikan bisnis usaha menghasilkan laba. Agar lebih memahami penjelasan di atas, simak contoh simulasi cara menghitung keuntungan jualan di bawah ini:

1. Cara Menghitung Keuntungan Jualan Makanan

Ambil contoh, seorang pedagang menjual kue ulang tahun Rp200.000 per kue. Harga pokok penjualan (HPP) kue tersebut diketahui Rp 120.000, sementara biaya operasional untuk produksi setiap kue ulang tahun senilai Rp 30.000. Jadi, hitung dulu komponen biaya yang memengaruhi nilai keuntungan.

Sesuai rumus, cara menghitung keuntungan jualan makanan di atas adalah:

  • Keuntungan Kotor/Laba Bruto: Rp200.000 - Rp120.000 = Rp80.000.
  • Keuntungan Bersih/Laba Netto: Rp80.000 - Rp30.000 = Rp50.000.

Bisa disimpulkan, keuntungan bersih dari satu kue ulang tahun adalah Rp50.000. Metode ini juga dapat diterapkan untuk cara menghitung keuntungan jualan gorengan.

Bisa pula dipakai sebagai cara menghitung keuntungan jualan pop ice. Cara menghitung keuntungan jualan es pun kurang lebih sama.

2. Cara Menghitung Keuntungan Jualan Online

Cara menghitung keuntungan jualan online pada dasarnya tidak berbeda dengan usaha dagang offline. Sebelum menghitung keuntungan, ketahui dulu berbagai komponen yang memengaruhinya. Contoh simulasi cara menghitung keuntungan jualan online sebagai berikut:

Seorang pedagang online mencatat omset (pendapatan kotor) dari jualan daring per bulan senilai Rp50.000.000. Adapun nilai HPP sebesar Rp 30.000.000. Selain itu, ada biaya sewa tempat menyimpan barang sebear Rp5.000.000 dan mengalami retur senilai Rp200.000.

Untuk kasus di atas, cara menghitung keuntungan jualan online adalah:

  • Keuntungan Bruto/Laba Kotor: Rp50.000.000 - Rp30.000.000 = Rp20.000.000.
  • Keuntungan Netto/Laba Bersih: Rp20.000.000 - (Rp5.000.000 + Rp200.000) = Rp14.800.000.

Jadi, dalam kasus di atas, pedagang memperoleh keuntungan senilai Rp14.800.000 per bulan dari usaha online. Untuk memperbesar keuntungannya, pedagang bisa melakukan upaya mengurangi biaya sewa tempat, potensi retur, hingga beban operasional.

3. Cara menghitung keuntungan jualan sembako

Jualan sembako agak berbeda dengan dagang makanan karena ada faktor khusus terkait bahan pokok ini. Usaha sembako rentan dipengaruhi oleh fluktuasi harga di pasar karena faktor ketersediaan stok. Karena harga sembako akan mengikuti dinamika pasar, penentu besarnya keuntungan adalah volume penjualan dan efisiensi biaya operasional.

Sekalipun demikian, cara menghitung keuntungan jualan sembako tidak jauh berbeda dengan yang tertera di atas. Berikut ini simulasi contohnya:

Seorang pemilik toko sembako memperoleh hasil penjualan bahan pokok sebesar Rp50 juta dalam sebulan. Dia menghitung, besaran HPP selama sebulan adalah Rp30 juta. Ia juga harus mengeluarkan biaya operasional senilai Rp5 juta, anggaran untuk utilitas toko Rp2 juta, dan gaji buruh Rp5 juta dalam sebulan.

Dalam kasus di atas, cara menghitung keuntungan jualan adalah:

  • Keuntungan Bruto/Laba Kotor: Rp50.000.000 - Rp 30.000.000 = Rp 20.000.000
  • Keuntungan Bersih/Laba Netto: Rp20.000.000 - (Rp5.000.000 + Rp 5.000.000 + Rp2.000.000) = Rp20.000.000 - Rp12.000.000 = Rp8.000.000.

Jadi, keuntungan yang diperoleh pemilik toko sembako di atas adalah Rp8 juta dalam sebulan.


tirto.id - Edusains

Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Addi M Idhom

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |