tirto.id - Kabupaten Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan wilayah hilir yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia di bagian selatan. Geografis tersebut menguntungkan kabupaten yang berjuluk Bumi Projotamansari ini dengan pesona alam.
Parangtritis, tersohor sebagai pantai yang melegenda. Pantai paling timur di Kabupaten Bantul itu, bahkan menjadi destinasi wisata di DIY yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Namun, geografis Bantul yang ada di hilir ternyata juga menjadi bumerang. Lantaran sungai yang mengalir turut menghanyutkan sampah dari hulu.
Petaka pun datang saat musim penghujan. Luapan air sungai yang hanyut ke laut ditolak samudera, menjadikan hamparan kilau pasir 'berhias' warna warni sampah.
Suratini atau akrab disapa Ratih Somay, jadi salah satu yang ketumpuan duka. Sebab, dagangannya jadi sepi peminat karena sampah tersebut.
“Wisatan mengeluh kalau kotor. Terus mau beli somay enggak jadi karena [sekitar lokasi jualan] kotor. Saya kan jualan somay,” kata dia saat diwawancara kontributor Tirto di Pantai Parangtritis, Kamis (23/1/2025).
Dengan demikian, sampah yang terserak di pantai tidak bisa dibiarkan oleh Ratih. Selain tidak sedap dipandang, sampah pun membuat rezekinya seret.
“Jadi saya, kalau misal ada sampah, saya bersihkan dulu baru jualan,” kata dia bercerita.
Pada musim penghujan, perempuan 48 tahun ini mengaku membersihkan pantai sekitar 1-2 jam sebelum jualan. Itu pun, limpahan sampah akan kembali terdampar saat air pasang.
“Tiap pantai pasang, pasti airnya dari sungai [yang membawa sampah] dan akan terdampar ke pantai. Pagi dibersihkan, siangnya sudah sampahnya datang [sampah] lagi,” kata dia.
Ratih pun memastikan, bahwa sampah yang terdampar ke Pantai Parangtritis merupakan sampah yang dibawa dari aliran sungai. Ketika bermuara, sampah ikut masuk ke laut.
“Terus meluap ke sini. Sampahnya banyak banget,” ucap dia.
Ratih juga bercerita pernah suatu ketika sampah yang menumpuk di Pantai Parangtritis jumlahnya sangat banyak. Materialnya berupa kayu dan bambu. “Malah ambilnya [mengangkut] pakai truk. Sampai pakai alat berat [menaikkan sampah ke truk],” ujarnya.
Suratini alias Ratih Somay saat diwawancarai di Pantai Parangtritis, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Kamis (24/1/2025). tirto.id/SITI FATIMAH
Ratih bilang, memang ada petugas kebersihan dari Dinas Pariwisata (Dinpar) Kabupaten Bantul. Namun dia sebagai orang yang mengais nafkah di Pantai Parangtritis, merasa tertuntut untuk turut menjaga kebersihan pantai.
“Kami dari Komunitas Pedagang Asongan Club Parangtritis khusus tiap Senin rutin bersih pantai. Kalau kuda, biasanya Jumat. Gantian,” kata dia.
“Tapi kalau saya, melihat ada yang kotor, enggak hari Senin, ya tetap saya bersihkan buat jualan,” imbuhnya.
Ratih berharap, tumbuh kesadaran masyarakat untuk menerapkan kebiasaan bersih. Terutama tidak membuang sampah ke sungai karena akan mencemari banyak ekosistem, termasuk pantai. “Harapannya semoga semua sadar bersih pantai," sebutnya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan, urusan kebersihan menjadi hal amat penting untuk menguatkan daya tarik wisata. Oleh sebab itu, dia menegaskan bahwa gerakan bersih pantai harus dilakukan oleh semua pihak.
“Urusan kebersihan ini harus benar-benar kita perhatikan, pengelola desa wisata harus memperhatikan masalah kebersihan ya agar daya tariknya semakin kuat,” kata Abdul Halim.
Gerakan Bersih Pantai Diadopsi Pemerintah Pusat
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) meluncurkan Gerakan Wisata Bersih (GWB) sebagai salah satu program utama. Program ini menjadi langkah nyata dalam menciptakan kebersihan destinasi. Selain itu, memperkokoh semangat dan langkah kolaboratif menuju pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Menteri Pariwisata (Menpar), Widiyanti Putri Wardhana, mengatakan, gerakan ini juga menyoroti pentingnya sanitasi dan tersedianya toilet yang bersih sebagai salah satu amenitas utama yang mencerminkan kualitas destinasi wisata.
Peluncuran program GWB berlangsung di Pantai Parangtritis, Bantul, DIY. Rangkaian kegiatan diisi dengan berbagai kegiatan pendukung seperti aksi bersih sampah massal di sepanjang pantai Parangtritis yang diikuti seluruh unsur pentahelix pariwisata dan didukung penuh Provinsi DIY dan Pemkab Bantul.
Pemilihan Pantai Parangtritis sebagai lokasi peluncuran program GWB karena kawasan pantai ini merupakan salah satu ikon pariwisata DIY. Berdasarkan data BPS, Pantai Parangtritis merupakan destinasi wisata terpopuler di Yogyakarta dengan 2,77 juta pengunjung di 2024.
“Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta beserta jajaran pemerintah provinsi dan kabupaten/kota serta masyarakat Yogyakarta pada umumnya yang telah menunjukkan komitmen yang tinggi dan telah melaksanakan langkah-langkah konkret dalam meningkatkan daya saing destinasi wisata. Kebijakan dan program konkret di Yogyakarta ini sudah selayaknya dapat dijadikan acuan bagi daerah-daerah lainnya di Indonesia,” kata Widiyanti.
Ke depan, program ini akan secara bertahap dilaksanakan di lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang, serta di tiga Greater Destination, yaitu Bali, Jakarta, dan Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar).
Melalui implementasi di destinasi-destinasi prioritas ini, Gerakan Wisata Bersih diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas kebersihan destinasi wisata, tetapi juga menjadi model inspiratif yang dapat diterapkan di berbagai kawasan wisata lain di Indonesia.
“Harapannya acara ini tidak hanya menjadi aksi sesaat, tetapi juga dapat membangun kebiasaan yang dan kesadaran jangka panjang bersama dalam menjaga lingkungan,” kata dia.
Widiyanti berharap, “Semoga aksi gerakan wisata bersih hari ini dapat menjadi inspirasi bagi destinasi wisata lainnya di Indonesia dengan bersama-sama menjaga kebersihan dan kelestarian alam kita membangun fondasi pariwisata yang berkelanjutan dan kompetitif di tingkat global.”
Menpar mengatakan, tahun ini merupakan momentum penting untuk membangun fondasi pariwisata berkualitas. Pendekatan ini mengedepankan prinsip berkelanjutan dan nilai tambah sebagai bagian dari upaya pengembangan sektor pariwisata.
Pariwisata tidak hanya menjadi sektor strategis yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan, tetapi juga menjadi sarana utama dalam memperkenalkan identitas Indonesia di kancah global.
“Untuk mewujudkan dan mempertahankan quality tourism, kolaborasi lintas unsur pentahelix pariwisata menjadi sangat penting. Kita perlu secara aktif memperbaiki, memulihkan dan memperkuat ekosistem alam, sosial dan budaya di berbagai destinasi serta objek wisata di tanah air,” ujar Widiyanti.
Dalam Gerakan Wisata Bersih, Kemenpar menginisiasi berbagai kegiatan menarik dan bermanfaat. Selain kegiatan bersih-bersih massal di destinasi wisata, juga ada edukasi dan kampanye untuk meningkatkan wisatawan dan masyarakat lokal, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan, serta sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas guna menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Tidak ketinggalan pemberian penghargaan dan insentif untuk menghargai kontribusi nyata para pihak dalam menjaga lingkungan.
Sebagai bagian dari gerakan ini, Kemenpar juga membentuk tim Satuan Tugas (Satgas) Gerakan Wisata Bersih yang menyoroti pentingnya sanitasi dan secara berkesinambungan melakukan peninjauan terhadap keberadaan toilet yang bersih sebagai salah satu amenitas utama yang mencerminkan kualitas destinasi wisata.
Program ini diharapkan dapat mendukung peningkatan daya saing pariwisata Indonesia sesuai dengan aspek “health and hygiene” dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI).
“Ini adalah gerakan bersama yang dirancang untuk menciptakan dampak nyata dan jangka panjang bagi lingkungan masyarakat dan daya saing pariwisata Indonesia. Saya percaya Gerakan Wisata Bersih ini merupakan sebuah langkah yang menjawab tantangan besar dalam menjaga kebersihan kelestarian dan keberlanjutan destinasi wisata kita,” kata Menpar.
Menpar Widiyanti bersama Wamenpar Ni Luh Puspa serta Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, Gusti Kanjeng Ratu Bendara, turut berpartisipasi dalam aksi bersih sampah massal bersama seluruh pihak.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menginisiasi kegiatan bersih pantai di Pantai Parangtritis, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Kamis (24/1/2025). tirto.id/SITI FATIMAH
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan, Yogyakarta telah lama menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Indonesia. Keberhasilan ini harus terus disertai dengan upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing destinasi wisata.
Pertumbuhan jumlah wisatawan yang terus meningkat pascapandemi harus diimbangi dengan upaya menciptakan pariwisata yang berkualitas. Pengelolaan sampah yang belum optimal terutama di destinasi wisata, menjadi salah yang bisa menjadi penghambat dalam menjaga citra Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata yang unggul melalui gerakan wisata bersih.
“Program ini bukan sekadar menjaga kebersihan destinasi, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya prinsip Sapta Pesona. Prinsip ini mengajarkan bahwa kebersihan dan keindahan destinasi wisata adalah bagian dari pelayanan prima kepada wisatawan sekaligus bentuk penghormatan terhadap alam dan budaya,” ujar Sri Sultan HB X.
Dikatakan Sri Sultan, melalui implementasi gerakan wisata bersih kita membangun sebuah ekosistem pariwisata yang bebas sampah dan berdaya saing tinggi.
“Kami berharap Yogyakarta tidak hanya mampu mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata unggulan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam memperkuat pariwisata berkelanjutan. Mari kita jadikan Gerakan Wisata Bersih sebagai pijakan kuat untuk bersama-sama menjaga keindahan Indonesia hari ini maupun generasi yang mendatang,” ujar Sri Sultan HB X.
Turut hadir mendampingi dalam kesempatan tersebut, Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup, Ade Palguna; Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih; Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Imam Pratanadi; serta sejumlah perwakilan dari mitra strategis.
Hadir mendampingi Menpar Widiyanti, Staf Ahli Menteri Manajemen Krisis Kemenpar, Fadjar Hutomo; Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto; Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat Destinasi Pariwisata, Florida Pardosi; Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Utari Widyastuti; serta Direktur Utama Badan Pengelola Otorita Borobudur (BPOB), Agustin Peranginangin.
Simbolis pemberian alat kebersihan oleh pemerintah pada komunitas pedagang Pantai Parangtritis. tirto.id/SITI FATIMAH
tirto.id - News
Kontributor: Siti Fatimah
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Abdul Aziz