Menguak Sejarah Sungai Citarum di Provinsi Jawa Barat

14 hours ago 13

Sungai Citarum terkenal sebagai sungai terpanjang di Jawa Barat, membentang sejauh 297 km. Keberadaannya yang begitu penting dan fenomenal menimbulkan rasa penasaran banyak orang mengenai asal-usul dan sejarahnya. Dalam artikel ini akan memuat sejarah Sungai Citarum yang menjadi sumber air terpenting di wilayah Provinsi Jawa Barat.

Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi Sungai Citarum telah mengalami perubahan yang signifikan. Kawasan Jawa Barat yang padat akan industri dan penduduk membuat sungai ini menghadapi masalah serius. 

Baca Juga: Sejarah Tugu Lilin Cilacap, Ikon Kota yang Sarat Makna

Terutama pencemaran akibat sampah dan limbah. Hal ini mengubah wajah sungai yang dulunya indah menjadi tercemar dan membutuhkan perhatian lebih untuk pemulihannya.

Sejarah Sungai Citarum di Jawa Barat dari Awal hingga Saat Ini

Sungai Citarum adalah salah satu sungai terpanjang di Indonesia, yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Dengan panjang mencapai 297 km, sungai ini memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat sekitar. Hulu Sungai Citarum berawal dari Cekungan Bandung, sementara muaranya berada di Laut Jawa.

Sumber mata air sungai ini berasal dari Gunung Wayang, yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung. Alirannya membelah wilayah Pasundan, mengalir melalui dasar cekungan, dan berakhir di Waduk Saguling. Selanjutnya, Sungai Citarum terus mengalir hingga bermuara di pesisir utara Pulau Jawa, tepatnya di Kabupaten Karawang.

Sejak dahulu hingga sekarang, Sungai Citarum memiliki peran vital dalam sejarah, ekonomi, dan kehidupan masyarakat di sekitarnya. Sayangnya, seiring perkembangan zaman, sungai ini menghadapi masalah serius, terutama pencemaran lingkungan yang mengancam kelestarian dan fungsinya sebagai sumber kehidupan.

Sejarah Nama Sungai Citarum

Mengungkap sejarah Sungai Citarum tidak terlepas dari asal-usul namanya. Kata “Citarum” sendiri berasal dari gabungan dua kata, yaitu “Ci” dan “Tarum”. “Ci” dalam bahasa Sunda berarti “Cai” atau air, sementara “Tarum” merujuk pada Kerajaan Tarumanegara, kerajaan Hindu tertua dan terbesar di Jawa Barat pada masanya.

Pada abad ke-5, Jayasingawarman mendirikan sebuah dusun kecil di tepi Sungai Citarum. Seiring waktu, dusun ini berkembang dan berubah menjadi Kerajaan Tarumanegara, yang kemudian menjadi salah satu kerajaan paling berpengaruh di wilayah tersebut.

Di sepanjang aliran Sungai Citarum, terdapat tujuh mata air yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar. Ketujuh mata air tersebut adalah Pangsiraman, Cikahuripan, Cikawedukan, Koleberes, Cihaiwung, Cisadane, dan Cisanti. 

Di antara semua mata air ini, Pangsiraman populer sebagai yang terbesar karena ukurannya yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Keberadaan mata air-mata air ini tidak hanya memberikan sumber air, tetapi juga menjadi saksi bisu sejarah panjang Sungai Citarum dan peradaban di sekitarnya.

Baca Juga: Sejarah Museum Etnobotani Bogor dan Perkembangannya

Merupakan Sungai Purba di Indonesia

Setelah memahami asal-usul nama Citarum, mari kita telusuri lebih dalam sejarah sungai purba ini. Sungai Citarum merupakan salah satu sungai tertua di Indonesia. 

Menurut penelitian para ahli geologi dan geografi, sekitar 105.000 tahun yang lalu, aliran Sungai Citarum terhalang oleh letusan dahsyat Gunung Sunda. Letusan ini menyebabkan terbentuknya sebuah danau besar yang dikenal sebagai Danau Bandung Purba.

Material vulkanik dari letusan Gunung Sunda memenuhi lembah di sekitarnya, sehingga Danau Bandung Purba terbelah menjadi dua bagian, yaitu Danau Bandung Purba Barat dan Danau Bandung Purba Timur. 

Danau purba ini bertahan selama ribuan tahun sebelum akhirnya menyusut dan mengering. Air dari danau tersebut kemudian mengalir kembali ke Sungai Citarum, yang kini menjadi salah satu sungai paling terkenal di Jawa Barat.

Sejarah panjang ini menjadikan Sungai Citarum tidak hanya sebagai sumber air, tetapi juga sebagai saksi bisu peristiwa alam besar yang membentuk wilayah Jawa Barat seperti yang kita kenal saat ini.

Sungai Citarum Masa Kini

Meskipun memiliki sejarah panjang dan peran yang sangat penting, Sungai Citarum saat ini menghadapi permasalahan serius, terkait pencemaran lingkungan. Sungai ini pernah mendapat julukan sebagai salah satu sungai paling tercemar di dunia akibat limbah industri dan juga domestik yang tidak terkontrol.

Plastik, limbah kimia, serta rumah tangga telah mencemari air sungai sehingga membahayakan ekosistem dan kesehatan masyarakat sekitarnya. Sebagai respons terhadap permasalahan lingkungan ini, pemerintah Indonesia meluncurkan program Citarum Harum pada tahun 2018.  Hal ini bertujuan untuk membersihkan sungai dalam waktu 7 tahun.

Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, pemerintah daerah, LSM, dan juga masyarakat. Upaya pemerintah ini antara lain, mengurangi pencemaran, menanam pohon di bantaran sungai, dan memperbaiki sistem pengelolaan limbah.

Baca Juga: Sejarah PT Sritex: Selamat dari Krisis Moneter, Pailit Tahun 2024

Sejarah Sungai Citarum mempunyai perjalanan panjang sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat Jawa Barat dari dulu hingga sekarang. Untuk itu, peran masyarakat dalam menjaga sungai ini tetap bersih dan tidak tercemar sangat diperlukan. Sebagai wujud kepedulian terhadap kebersihan sungai, alangkah baiknya untuk tidak mencemarinya dengan sampah dan limbah lainnya. Dengan demikian, keberadaan sungai terpanjang Jawa Barat ini akan menjadi sumber air utama bagi wilayah tersebut. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |