Dramaga adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang kini terkenal luas sebagai lokasi utama kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Namun, di balik hiruk pikuk akademik dan perkembangan kotanya, tersimpan kisah panjang mengenai sejarah Dramaga Bogor yang menarik untuk kita telusuri. Nama “Dramaga” sendiri bukan hanya sekadar penamaan geografis biasa, melainkan bagian dari jejak sejarah penting di tanah Sunda.
Baca Juga: Sejarah Kelapa Dua Depok, dari Wilayah Penyangga hingga Markas Elit Brimob
Sejarah Dramaga Bogor dan Asal Usul Nama Dramaga
Banyak orang yang mengira bahwa “Dramaga” berasal dari kata “dermaga” yang berarti pelabuhan, dan memang tidak salah. Dalam bahasa Sunda, kata “dramaga” merujuk pada tempat bersandarnya perahu. Hal ini mengacu pada fungsi wilayah tersebut di masa lalu sebagai pelabuhan sungai yang vital pada zaman Kerajaan Pajajaran.
Menurut catatan sejarah Indonesia dan pendapat para ahli, seperti Rizky Ramadhani, seorang kreator sejarah dari Universitas Indonesia, Dramaga dulunya merupakan pelabuhan sungai yang berfungsi untuk mengangkut hasil bumi seperti kopi, lada, dan kapulaga dari pedalaman ke pesisir. Dermaga tersebut bukan berada di laut, melainkan di sungai, khususnya di sekitar aliran Sungai Cihideung yang kini berada tak jauh dari jembatan Cihideung Udik.
Lukisan Johannes Rach: Bukti Sejarah Awal Dramaga
Salah satu bukti kuat yang menguatkan sejarah Dramaga Bogor adalah lukisan karya Johannes Rach. Ia merupakan seorang perwira VOC dan pelukis yang menggambarkan kegiatan pelabuhan di Dramaga pada tahun 1772. Dalam lukisan tersebut terlihat kapal-kapal bersandar, gudang penyimpanan, serta kantor bea cukai yang menggambarkan betapa sibuknya pelabuhan di masa lampau.
Menariknya, sebagian sejarawan percaya bahwa kapal-kapal VOC yang terlihat dalam lukisan tersebut sebenarnya adalah replika kapal yang merupakan hasil buatan Demang Jawitara untuk menyambut kedatangan Gubernur Jenderal Van der Parra. Ini menjadi bagian dari upaya mengenang pengasingannya di Tanjung Harapan. Namun, keberadaan pelabuhan dan aktivitas dagang tetap menjadi fakta yang tak terbantahkan dalam perjalanan historis Dramaga Bogor.
Versi Lain, Jejak Tuan Tanah GWC Van Motman
Selain sebagai pelabuhan, ada pula versi lain yang menjelaskan asal-usul nama Dramaga. Nama ini erat kaitannya dengan Gerrit Willem Casimir (GWC) Van Motman, seorang tuan tanah keturunan Belanda yang pernah menguasai hampir seluruh wilayah Kota dan Kabupaten Bogor. Van Motman memiliki rumah besar yang dinamainya “Groot Dramaga” atau Dramaga Besar. Rumah tersebut masih berdiri hingga kini dan berfungsi sebagai wisma tamu IPB.
Kehadiran Van Motman dan pengaruhnya terhadap kawasan ini menjadi bagian penting dari sejarah Dramaga Bogor, terutama dalam konteks kolonialisme dan perkembangan perkebunan pada abad ke-18 hingga ke-19. Van Motman sempat menjadi administrator gudang VOC sebelum VOC bangkrut dan kemudian mengambil alih lahan-lahan luas sebagai miliknya.
Baca Juga: Sejarah Monumen Kijang Biru Wates, Kisah Tragis di Baliknya
Transformasi Dramaga Menjadi Pusat Pendidikan
Memasuki abad ke-20, Dramaga mulai bertransformasi dari kawasan agraris dan historis menjadi pusat pendidikan. Sejak tahun 1963, Institut Pertanian Bogor memindahkan kampus utamanya ke Dramaga. Sejak itu pula, nama Dramaga semakin populer secara nasional bahkan internasional, khususnya dalam bidang pertanian dan ilmu lingkungan.
Tidak hanya IPB, Dramaga kini juga menjadi lokasi berdirinya institusi pendidikan tinggi lain seperti Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia, serta fasilitas kesehatan seperti RS Medika Dramaga dan RS Karya Bakti Pratiwi. Modernisasi ini menunjukkan dinamika kawasan yang terus berkembang, tanpa melupakan akar historisnya.
Peran Dramaga dalam Wacana Administratif Wilayah
Sebagai bagian dari Kabupaten Bogor, Dramaga sempat menjadi wilayah kemantren di Kecamatan Ciomas. Namun pada tahun 1992, melalui PP No. 3 Tahun 1992, Dramaga resmi menjadi kecamatan mandiri. Kecamatan ini terdiri dari 10 desa dan memiliki kode pos 16680.
Dalam wacana pembentukan Kabupaten Bogor Barat, Dramaga disebut-sebut sebagai salah satu dari 14 kecamatan yang akan masuk ke dalam wilayah baru tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa posisi Dramaga tidak hanya strategis secara geografis, tetapi juga penting dalam konteks administratif dan pembangunan regional.
Menjaga Warisan Sejarah dan Budaya
Meski kini sudah menjadi kawasan yang modern, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk terus melestarikan kisah historis Dramaga Bogor. Baik itu melalui edukasi sejarah lokal, pelestarian situs-situs bersejarah seperti rumah Van Motman, maupun dokumentasi ulang jejak masa lalu. Semuanya adalah bentuk penghargaan terhadap warisan budaya.
Baca Juga: Sejarah Museum Dirgantara Yogyakarta, Tempat Edukasi Sejarah Penerbangan TNI AU
Dengan memahami asal usul dan sejarah Dramaga Bogor, kita tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah kelahiran. Dramaga bukan sekadar tempat, melainkan simbol perjalanan panjang sebuah kawasan dari pelabuhan kuno menjadi pusat intelektual masa kini. (R10/HR-Online)