tirto.id - Not pianika Indonesia Raya biasanya harus dihafalkan jauh-jauh hari supaya bisa dimainkan dengan lancar ketika pelaksanaan upacara bendera. Lantas, seperti apa not angka dan lirik pianika Indonesia Raya?
Menyanyikan nada lagu Indonesia Raya saat upacara bendera bisa diiringi berbagai instrumen alat musik, salah satunya pianika. Pianika adalah alat musik tiup yang suaranya bersumber dari udara.
Siswa pengiring paduan suara semestinya hafal atau wajib berlatih not angka lagu Indonesia Raya. Tujuannya agar harmonisasi tidak rusak.
Not Angka Pianika Lagu Indonesia Raya
Cukup mudah memainkan pianika, yakni dengan meniup pipa lentur yang tersambung ke pianika sambil menekan tuts sesuai dengan not angka Indonesia Raya.
Di sisi lain, ada beberapa tanda baca dalam not angka pianika yang perlu diperhatikan, termasuk saat memainkan not pianika Indonesia Raya.
Dalam not lagu Indonesia Raya di bawah ini ada tanda baca seperti titik (.), garis miring (/), dan apostrof ('), yang masing-masing memiliki fungsi khusus untuk membantu pemain memahami ritme serta durasi nada. Berikut ialah penjelasan lengkapnya:
1. Titik (.)
Titik yang terletak di belakang angka menandakan bahwa nada tersebut harus diperpanjang durasinya, biasanya menjadi satu setengah kali lebih lama dari durasi aslinya.
2. Garis Miring (/)
Tanda ini digunakan untuk memisahkan not-not yang dimainkan dalam satu ketukan atau dalam satu kelompok tertentu. Fungsinya adalah untuk memudahkan pemain dalam membaca dan memainkan nada secara cepat serta teratur.
3. Apostrof (')
Apostrof menunjukkan bahwa nada tersebut dimainkan satu oktaf lebih tinggi dari nada standar. Misalnya, angka "5" merepresentasikan nada G di oktaf standar, sedangkan "5'" menunjukkan nada G pada oktaf yang lebih tinggi.
Adapun not Indonesia Raya yang bisa digunakan untuk berlatih ialah sebagai berikut:
7.12 7 7 6 6 5 2
Indonesia tanah airku
2 2 3 2 1 7.6.
Tanah tumpah darahku
6. 7. 1 6 6 5 5 4/ 3
Di sanalah aku berdiri
2 2 4/ 3 2 1 7.
Jadi pandu ibuku
7. 1 2 7 7 6 6 5 2
Indonesia kebangsaanku
2 2 3 2 5 6 4/ 3
Bangsa dan Tanah Airku
3 3 1' 1' 7 6 2' 5
Marilah kita berseru
4/ 3 2 1'7 6 5
Indonesia bersatu
2 2 3 1'1'1'
Hiduplah tanahku
1' 1' 7 5 5 5
Hiduplah negriku
4/ 5 6 2' 2' 1'1'7 5
Bangsaku rakyatku semuanya
2 2 3 1' 1'1'
Bangunlah jiwanya
1' 1' 7 5 5 5
Bangunlah badannya
4/ 5 6 2' 2'7 6 5
Untuk Indonesia Raya
5 5 1'3' 3'3'
Indonesia Raya
3'3'2' 7 7 7
Merdeka merdeka
2' 2'1' 6 6 6 2' 1' 7 5
Tanahku negriku yang kucinta
5 5 1'3' 3'3'
Indonesia raya
3'3' 2' 7 7 7
Merdeka merdeka
2'2' 2' 1'7 6 7 6 5
Hiduplah Indonesia Raya
5 5 1'3' 3'3'
Indonesia Raya
3' 3'2' 7 7 7
Merdeka merdeka
2' 2'1' 6 6 6 2' 1' 7 5
Tanahku negriku yang kucinta
5 5 1'3' 3'3'
Indonesia Raya
3'3' 2' 7 7 7
Merdeka merdeka
2'2' 2' 1'7 6 7 6 5
Hiduplah Indonesia Raya
Tips Bermain Pianika dengan Benar
Seperti dikutip dari laman Repository Universitas Negeri (UNJ), untuk bermain pianika dengan benar diperlukan teknik yang tepat. Adapun beberapa aspek penting yang harus diperhatikan ialah sebagai berikut:
A. Sikap Dasar
Sikap dasar yang tepat sangat berpengaruh dalam memainkan pianika, mencakup:
1. Posisi Tubuh
Pastikan tubuh berada dalam posisi tegak lurus dengan bahu seimbang. Dagu sedikit diangkat untuk memudahkan pernapasan saat meniup pianika.
2. Cara Memegang Pianika
Tangan kiri memegang bagian karet yang berada di leher pianika, sementara tangan kanan digunakan untuk menekan tuts sesuai dengan nada yang dimainkan.
B. Teknik Peniupan
Pianika dimainkan dengan cara meniup melalui selang tiup sambil menekan tuts-tutsnya. Tiupan harus stabil dan tidak terputus agar suara yang dihasilkan terdengar merata.
- Saat memainkan nada rendah, udara dilepaskan secara perlahan.
- Untuk nada tinggi, udara dilepaskan dengan tekanan lebih kuat dan cepat.
- Satu tarikan napas digunakan untuk satu frasa melodi.
C. Teknik Penjarian
Dalam menekan tuts, posisi jari harus diperhatikan. Usahakan jari membentuk sudut siku-siku, dan telapak tangan tidak menyentuh tuts agar permainan lebih fleksibel.
Hanya jari tangan kanan yang digunakan untuk menekan tuts, sedangkan tangan kiri berfungsi sebagai penyangga pianika. Pembagian tugas jari dalam menekan tuts adalah sebagai berikut:
- Ibu jari: untuk nada do dan fa.
- Telunjuk: untuk nada re dan sol.
- Jari tengah: untuk nada mi dan la.
- Jari manis: untuk nada si.
- Jari kelingking: untuk nada do tinggi.
Jika sebuah lagu memiliki nada yang lebih dari satu oktaf, jari-jari tangan kanan harus berpindah untuk menjangkau nada yang lebih tinggi. Teknik ini memerlukan latihan agar jari lebih lincah dalam berpindah posisi.
Cara melakukan perpindahan jari:
- Saat jari manis menekan nada si, ibu jari segera berpindah ke tuts nada do tinggi.
- Dengan posisi ini, jari telunjuk, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking kembali memainkan nada-nada selanjutnya sesuai dengan pola yang telah dipelajari.
Sejarah Singkat Lagu Indonesia Raya
Usai dilantunkan pada Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928, lirik dan not Indonesia Raya tampil pertama kali di media massa melalui surat kabar Sin Po edisi 10 November 1928. Saat itu judulnya adalah “Indonesia”, tanpa diberikan tambahan kata lainnya. Judul “Indonesia Raja” atau “Indonesia Raya” belum dikenal saat itu.
Karya Wage Rudolf (WR) Supratman ini bisa tampil di surat kabar Sin Po tidak lepas dari profesinya sebagai jurnalis di media tersebut. Not angka lagu Indonesia Raya lantas berencana direkam dalam piringan hitam oleh Firma Tio Tek Hong. Menurut Bambang Sularto dalam buku Wage Rudolf Supratman (1985), firma asal China ini sudah memproduksi rekaman piringan hitam semenjak 1905.
Supratman menerima penawaran perekaman tersebut dengan imbalan bayaran tertentu. Sayangnya, hal itu gagal lantaran dilarang pemerintah Hindia Belanda karena dianggap mengganggu ketertiban dan keamanan.
Selang waktu berjalan, dilakukan pembaruan lirik Indonesia Raya akhir 1944 oleh Panitia Lagu Kebangsaan. Versi lirik 1944 ternyata tidak bertahan lama. Tidak ditemukan keseragaman dalam hal cara orang memperdengarkan dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia di berbagai upacara.
Atas kendala ini, Pemerintah RI saat itu mengeluarkan mandat Penetapan Presiden No. 28 tahun 1948, bertanggal 16 November 1948 untuk membentuk Panitia Indonesia Raya. Tugasnya mengusulkan tata cara menyanyikan Indonesia Raya pada upacara resmi atau pun tidak.
Akhirnya Pemerintah RI mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Lembaran Negara No. 72 tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya setelah 10 tahun berselang. Lagu kebangsaan Indonesia Raya memiliki lirik yang sama seperti dinyanyikan saat ini.
tirto.id - Musik
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Penyelaras: Ibnu Azis