Perkembangan Islam di Benua Asia dan Proses Penyebarannya

1 day ago 10

tirto.id - Perkembangan Islam di Asia mengalami proses cukup panjang. Seiring berjalannya waktu, Islam menjadi agama dengan pemeluk terbesar di benua tersebut. Bagaimana proses penyebaran Islam di Asia hingga akhirnya tumbuh pesat?

Awal mula agama Islam terjadi di Makkah. Setelah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mendapatkan wahyu pertama melalui surah Al-A'la ayat 1-5, dakwah pun mulai dilakukan dengan cara sembunyi hingga terang-terangan.

Singkat cerita, Islam mulai tumbuh dan berkembang dengan pesat melalui dakwah hingga jihad peperangan. Sepeninggal Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, pengaruh Islam makin luas melalui tangan para khalifah dan penerus-penerusnya. Salah satu area regional yang bersentuhan dengan Islam yaitu Benua Asia.

Jelaskan secara singkat perkembangan Islam di Asia! Pertanyaan ini kemungkinan tetap memerlukan pemaparan cukup panjang dan tidak semua wilayah dapat dibahas. Meski demikian, perkembangan Islam di Benua Asia kurang lebih bisa diterangkan seperti berikut:

1. Perkembangan Islam di Asia Timur

Negara-negara yang berada di Asia Timur antara lain Jepang, China, Hongkong, Mongolia, Makau, Korea Utara, Korea Selatan, dan Taiwan. Salah satu perkembangan Islam yang menarik untuk disimak yaitu di China.

China lebih dahulu berinteraksi dengan bangsa Arab terutama untuk urusan perdagangan, kendati saat itu belum muncul Islam. Para penjelajah Arab tersebut tidak hanya singgah di China, namun juga di berbagai wilayah lain.

Herman Wicaksono dalam makalah perkembangan Islam di Asia berjudul Sejarah dan Penyebaran Islam di Asia dan Afrika (2020), menyebutkan, setelah Islam mulai muncul dikenal di tanah Arab, penduduk di China pun juga mulai tahu mengenai Islam. Semua itu karena interaksi penduduk China dengan orang-orang Arab.

Islam masuk ke China secara umum dari dua jalur, yakni jalur laut dan jalur darat. Jalur laut bermula dari pelabuhan Siraf, lantas menuju berbagai pantai di India, Selon, Melayu, lantas berlabuh pada beberapa pelabuhan di China selatan,

Adapun jalur darat ditempuh melalui pantai-pantai Syam melintasi Irak dan Iran. Setelah itu, muncul dua pendapat

Pendapat pertama, orang-orang Arab meneruskan perjalanan lewat Turkistan berlanjut ke Samarkand yang kemudian disebuat sebagai Jalur Sutra. Pendapat kedua, mereka melanjutkan perjalanan lewat Kasymir yang kerap disebut Jalur Rempah-Rempah.

Ira M. Lapidus dalam Sejarah Sosial Umat Islam Bagian kesatu & dua (2000), menyebutkan pasukan Arab yang datang dari Asia Tengah dan pedagang muslim tinggal di Canton pada abad ke-8. Jika ditarik dari kekhalifahan yang berkuasa saat itu, kurang lebih dunia Islam sedang berada dalam kendali Dinasti Umayyah di Andalusia, atau Dinasti Abbasiyah.

Awalnya Islam menjadi agama dengan pemeluk minorita saat itu. Meski demikian, perkembangannya cukup pesat dengan menunjukkan berbagai eksistensi seperti membangun masjid, madrasah, hingga badan wakaf. Islam menjadi makin diterima pasang-surut terjadi akibat berbagai peristiwa, termasuk adanya penentangan.

Meski demikian, dari perkembangan Islam di China lantas menyebar ke berbagai wilayah di sekitarnya hingga lintas regional Asia Timur. Islam pun menjadi lebih banyak pemeluknya dengan membawa serta peradabannya.

2. Perkembangan Islam di Asia Tenggara

Islam masuk ke Asia Tenggara memiliki berbagai sudut pandang. Sebagian berpendapat ada kaitannya dengan masuknya Islam ke Indonesia melalui para pedagang dan pendakwah. Sebagaimana China, Indonesia dahulu menjadi pintu gerbang hadir Islam di Nusantara hingga wilayah negara Asia Tenggara lainnya.

Masuknya Islam di Asia Tenggara diperkirakan terjadi abad 17. Buktinya adalah batu nisan bertulisan arab kufi dengan menorehkan nama Ahmad bin Abu Ibrahim bin Abu Aradah alias Abu Kamil, wafat pada hari Kamis, 29 Safar 431H.

Makam tersebut berada di jalur pelayaran dan perdagangan yang berada di Pharang, Campa Selatan. Campa Selatan kini menjadi bagian dari Vietnam. Saat itu, kehadiran Islam masih sebatas masuk saja dan belum terorganisasi.

Islam lantas makin menyebar ke berbagai kawasan Asia Tenggara. Di Indonesia, Islam menjadi bagian dari pemerintahan berbagai kerajaan di Nusantara. Kerajaan Islam ini menjadikan ajaran Islam mulai mapan dan menjiwai dunia politik, pendidikan, hingga ekonomi.

Di sisi lain, perkembangan Islam di Asia Tenggara memiliki tiga teori yang melandasinya. Teori tersebut menurut Ira M. Lapidus terdiri dari teori perdagangan, teori misionari kaum sufi, dan teori solidaritas masyarakat.

Teori perdagangan memberi penekanan bahwa menyebarnya Islam di Asia Tenggara karena peran kaum pedagang muslim. Sebagian mereka menikah dengan warga lokal lalu tinggal di sana. Dakwah Islam pun makin dikenal.

Selanjutnya, teori misionari kaum sufi menerangkan bahwa ada peran kaum sufi dari Bengal, Gujarat, hingga Arab turut berdakwah di wilayah Asia Tenggara. Terakhir, teori solidaritas masyarakat menjelaskan bahwa diterimanya Islam oleh warga lokal di Asia Tenggara hasil dari solidaritas pembawa ajaran Islam untuk rakyat jelata dan bukan penguasa.

3. Perkembangan Islam di Asia Barat

Asia Barat menjadi basis agama Islam yang ajarannya bersumber langsung dari Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Dari berbagai wilayah Asia Barat inilah, Islam mulai dikenalkan di berbagai penjuru dunia. Negara-negara yang termasuk di dalamnya seperti Arab Saudi, Yaman, hingga Irak.

Setelah Makkah dan Madinah berhasil dikuasai umat Islam, ekspansi pun dilakukan untuk mendakwahkan agama tersebut. Dakwah tauhid lantas dibawa ke berbagai wilayah di Benua Asia, termasuk Syiria dan Persia. Saat pertama kali datang utusan muslim ke raja Persia untuk memeluk Islam, ia menolaknya.

Seiring berjalannya waktu, Persi dan negara lain di sebagian Asia Barat dapat dikuasai kaum muslimin. Agenda penaklukan wilayah lantas bergeser di luar Arab. Masa Khalifah Umar bin Khattab (13 H/634 M-23 H/644 M),penaklukan mulai dilakukan di luar Jazirah Arab yang menandai makin meluasnya agama Islam di Asia hingga Afrika.

Setelah selesainya masa Khulafaur Rasyidin, umat Islam dipimpin khalifah berbasis kerajaan. Saat itu muncul Dinasti Bani Umayyah dan Dinasti Bani Abbasiyah. Di tangan kedua dinasti tersebut, wilayah kekuasaan lebih diperluas lagi.

Misalnya pada masa Dinasti Bani Umayyah saat dipimpin Muawiyah, pengaruh Islam sampai ke Afghanistan. Namun, di masa Dinasti Bani Abbasiyah, tidak banyak penaklukan dilakukan karena sebagian besar sudah dikuasai kepemimpinan sevelumnya.

Perkembangan Islam makin pesat pada masa Dinasti Abbasiyah. Ilmu pengetahuan dan peradaban sangat maju dan Baghdad menjadi salah satu kota terindah. Hanya saja, kemajuan tersebut sempat terusik dengan adanya serangan bertubi-tubi.

Islam di Asia Barat masih bertahan dengan dominasinya saat ini. Kota Makkah dan Madinah di Arab Saudi tetap menjadi kota suci untuk memperdalam ilmu agama sekaligus menjadi tujuan saat menjalankan ibadah umrah ataupun haji.

4. Perkembangan Islam di Asia Selatan

Perkembangan Islam di Asia Selatan memiliki peradaban Islam yang cukup tinggi. Di sana ditemukan tiga kerajaan yang mewarnai peradaban Islam yang salah satunya bernama Kerajaan Mughal.

Perkembangan peradaban Islam yang cukup pesat ditemukan di India dan turut mempengaruhi wilayah sekitarnya. Di sana budaya pertanian, urbanisasi, hingga keagamaan sudah terorganisasi dengan baik. Di sisi lain, Islam turut bersanding dengan sistem kasta, Hinduisme Brahmanik, Budha, dan adanya dominasi elite Rajput dan elite politik Hindu lain.

Masuknya Islam di India terjadi pada masa Khilafah Al Walid dari Dinasti Bani Umayyah. Penakluknya adalah pasukan yang dipimpin Muhammad bin Qasim pada 712 Masehi.

Setelah itu, pendudukan permanen pada Lembah Indus seputar Multar membuat penyebaran Islam meluas. Selanjutnya, invasi terbaru dilakukan Mahmud Ghazni dari Dinasi Ghaznawi yang akhirnya menguasai sebagian besar area Hindustan.

Adapun Provinsi Lahore menjadi wilayah yang sepenuhnya dikuasai pasukan Mahmud Ghazni. Sisanya ditaklukkan Muhammad Ghori dan para jenderalnya.

Saat Ghori meninggal pada 1206 M,sebagian besar wilayah India di utara Vindhyas dikuasai pasukannya yang kebanyakan pejabat-pejabat Turki. Beberapa di antara pejabat tersebut lantas menjadi raja yang merdeka.

Seiring waktu berjalan, lahir Kerajaan Mughal yang didirikan pangeran dari Timurid bernama Babur.Kerajaan ini mengalami masa pelik dalam sejarahnya termasuk pada kepemimpinan raja selanjutnya. Sampai akhirnya, Kerajaan Mughal runtuh walau pun saat itu sistem pendidikan bekembang pesat.

Hancurnya Mughal memicu terpecahnya wilayah Anak Benua India menjadi India yang didominasi Hindu, lalu Pakistan dan Bangladesh dengan didominasi Islam. Islam pun diterima luas di berbagai Asia Selatan sampai sekarang.


tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |