tirto.id - Satryo Soemantri Brodjonegoro resmi menjabat Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka periode 2024-2029.
Pengumuman nama menteri Kabinet Merah Putih disampaikan Prabowo di Istana Negara, Jakarta, hari Minggu (20/10/2024) malam. Lantas siapa sosok Satryo Soemantri Brodjonegoro?
Satryo Soemantri menjadi salah satu dari 3 menteri bidang pendidikan usai dilakukan pemecahan terhadap Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Selain Satryo Soemantri (Mendiktisaintek), jabatan bidang pendidikan lain dipegang Abdul Mu'ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah) dan Fadli Zon (Menteri Kebudayaan).
Satryo nantinya akan didampingi 2 wakil menteri (wamen) Kemendiktisaintek dalam kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran. Mereka adalah Stella Christie dan Fauzan.
Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro & Rekam Jejak
Satryo Soemantri Brodjonegoro lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956. Ia merupakan seorang akademisi dan kini dipercaya menjabat Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Kabinet Merah Putih 2024-2029.
Satryo Soemantri merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB). Diirinya meraih gelar doktor di bidang teknik mesin dari Universitas Tokyo, Jepang. Kemudian mendapatkan gelar PhD dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat (AS).
Sosoknya sudah dikenal lama di dunia pendidikan Indonesia. Beberapa tahun terakhir sebelum menjabat Mendiktisaintek, Satryo Soemantri aktif sebagai dosen tamu di bidang teknik mesin Toyohashi University of Technology, Jepang, dan ITB.
Satryo Soemantri diketahui pernah menjabat Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) periode 2018-2023. Kemudian Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) selama 1999-2007.
Karier kepemimpinan Satryo Soemantri dimulai ketika terpilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB 1992. Berdasarkan laman AIPI, Satryo lantas mengawali implementasi proses self evaluation, yang kemudian diadopsi ITB serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Satryo selama ini setidaknya sudah menerbitkan total 99 publikasi ilmiah dengan statusnya sebagai seorang ilmuwan.
Ia disebut-sebut sebagai salah satu pembaharu besar di dunia pendidikan tinggi Indonesia. Hal ini tercipta lewat konsep Badan Hukum Milik Negara (BHMN) atau sekarang dikenal sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) yang dimulai sejak 2000 silam alias era kepemimpinannya sebagai Ditjen Dikti.
Satryo Soemantri juga termasuk salah satu penggagas program unggulan World Class University yang diluncurkan 2007 silam oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Program berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi, penelitian, dan daya saing universitas-universitas Indonesia di tingkat global.
World Class University dinilai sukses dengan menggunakan tolok ukur peningkatan peringkat dalam QS World University Rankings dan Times Higher Education, jumlah publikasi di jurnal internasional, hingga partisipasi dalam jaringan kolaborasi internasional dan program pertukaran mahasiswa.
Sebagai seorang akademisi, Satryo Soemantri Brodjonegoro tidak aktif di partai alias bukan berasal dari kalangan partai politik (parpol).
Satryo Soemantri Brodjonegoro anak siapa? Ia adalah anak Sumantri Brodjonegoro, seorang eks Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (1967-1973) dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1973).
Selain Satryo Soemantri Brodjonegoro, putra Soemantri Brodjonegoro lainnya adalah Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro (mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional 2019-2021 serta Menteri Keuangan 2014-2016).
Berikut ini profil singkat Satyro Soemantri:
- Nama: Satryo Soemantri Brodjonegoro
- Tempat Lahir: Delft, Belanda
- Tanggal Lahir: 5 Januari 1956
- Kepakaran: Mechanical Engineering
- Pendidikan Tinggi: Institut Teknologi Bandung, Universitas Tokyo Jepang, University of California Berkeley Amerika Serikat
- Jabatan: Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (2024-2029)
- Karier: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (1999-2007), Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (2018-2023)
tirto.id - Edusains
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani