tirto.id - Murjiah adalah salah satu aliran teologi dalam agama Islam yang berkembang pada abad pertama Hijriah. Sejarah Aliran Murjiah ini berkaitan dengan penentuan hukum atas konflik politik kelompok Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dan Khawarij yang ditunda sampai hari perhitungan kelak.
Adapun Murjiah tidak berani memberikan pendapat tentang siapa yang salah dan benar di antara ketiga aliran tersebut. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menangguhkan atau menunda hasil pemikirannya.
Lantas, apa yang melatarbelakangi munculnya aliran Murjiah? Untuk mengetahui secara lebih dalam tentang sejarah, tokoh, pemikiran, latar belakang, dan pendiri Murjiah, Anda bisa memantau penjelasan berikut.
Apa yang Dimaksud dengan Aliran Murjiah?
Murjiah berasal dari bahasa Arab arja’an atau irja yang berarti penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Secara umum dapat diartikan bahwa Murji’ah yaitu orang yang menunda penjelasan mengenai permasalahan (sengketa) sampai hari perhitungan.
Mengutip laman Universitas An Nur Lampung, Aliran Murjiah adalah kelompok yang berprinsip tidak ingin mengeluarkan pendapat. Tepatnya terhadap konfil antara kelompok Ali bin Abi Thalib, Khawarij, dan Mu’awiyah.
Sebagai pihak yang tidak berpendapat, pemikiran Murjiah berfokus kepada titik tengah yang tidak condong ke kelompok manapun. Dengan begitu, mereka tidak bisa memutuskan tentang siapa yang kafir ataupun benar.
Sejarah Lahirnya Aliran Murjiah
Dikutip dari artikel dalam Jurnal Kajian Islam yang bertajuk "Al Khawarij dan Al Murji’ah: Sejarah dan Pokok Ajarannya" (2017), kelompok Murjiah muncul pertama kali pada era akhir pemerintahan Khalifah Usman bin Affan.
Tepatnya pada saat munculnya aliran yang akan membunuh Usman bin Affan, ada sekelompok sahabat yang memilih menarik diri dari pertikaian tersebut. Kemudian mereka semua disebut sebagai aliran Murji’ah.
Sedangkan merujuk ulasan dari Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam yang berjudul"Khawarij dan Murji’ah: Perfektif Ilmu Kalam" (2018), sejarah munculnya aliran Murjiah perdana ditandai oleh gerakan Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah (cucu Ali bin Abi Thalib) pada tahun 695 H.
Dalam sebuah surat pendek, Al Hasan menulis bahwa ia menolak berdampingan dengan kelompok Syiah dan menjauhkan diri dari aliran Khawarij. Hal tersebut dia lakukan untuk menanggulangi perpecahan umat Islam.
Sementara menurut pendapat sejarawan lainnya, aliran Murji’ah muncul di tengah perseteruan Ali dan Muawiyah. Pendapat itu menyodorkan teori bahwa kemunculan Murjiah merupakan imbas dari peristiwa Tahkim (arbitrase) yang menyudahi perang antara pasukan Ali dan pendukung Muawiyah.
Peristiwa Tahkim membuat kelompok Ali bin Abi Thalib terpecah menjadi aliran pro dan kontra. Kelompok yang kontra menjelma Khawarij, kemudian menuding tahkim merupakan perbuatan dosa besar dan pelakunya dapat dihukumi kafir.
Kelompok yang pro mengatakan bahwa pelaku dosa besar tetap mukmin dan dosanya diserahkan kepada Allah SWT. Kelompok pro ini yang pada akhirnya disebut Murjiah.
Siapa Saja Tokoh dan Pendiri Aliran Murjiah
As-Sahrastani menyebutkan beberapa tokoh Aliran Murjiah seperti Al Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan beberapa ahli hadist. Mereka berperan sebagai pendiri konsep Murjiah Moderat.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Hasan menolak berbagai perseteruan politik yang terjadi antara berbagai kelompok umat Islam. Kemudian paham tersebut diikuti oleh berbagai tokoh di atas.
Selain pemikiran yang moderat, terdapat pula tokoh bernama Jahm bin Shafwan yang berperan sebagai pendiri Murjiah Ekstrem. Kedua paham dalam aliran Murjiah dapat Anda pantau melalui penjelasan berikut.
Daftar Pemikiran dan Sekte Aliran Murjiah
Dalam perkembangannya, Murji'ah terbagi menjadi dua aliran besar, yakni kelompok moderat dan ekstrem. Kemunculan 2 aliran ini berkaitan dengan perbedaan pendapat di kalangan para tokoh aliran Murjiah.
Dikutip dari buku Akidah Akhlak karya Sihabul Milahudin (2020:27), pemikiran aliran-aliran dalam aliran Murjiah adalah sebagai berikut.
1. Pemikiran Murji'ah Moderat
aliran Murji’ah Moderat berpaham bahwa orang mukmin yang berbuat dosa besar tidak dapat disebut kafir. Selain itu, mereka tidak kekal di dalam neraka dan Tuhan masih dapat mengampuni dosa-dosanya.
Adapun pemberian kesempatan pengampunan itu ditakar sesuai banyaknya dosa yang telah diperbuat seseorang semasa hidup. Mereka masih punya peluang untuk masuk surga, seandainya diampuni seluruh dosanya.
Bukan hanya itu, Aliran Murjiah juga mendeskripsikan bahwa iman merupakan suatu wujud pengakuan sekaligus pengetahuan. Mereka yang berlairan ini mempercayai bahwa segala hal berasal dari Allah, tak berkurang dan semuanya mendapatkan porsi serupa.
2. Pemikiran Murji’ah Ekstrem
aliran Murji’ah Ekstrem dibagi menjadi empat sekte aliran, yakni Al Jahmiah, Al Salihiyah, Al Yunusiyah, dan Al Khassaniyah. Sehubungan dengan itu, apa saja pemikiran dari masing-masing kelompok Murjiah ekstrem?
Pertama, Murjiah Al Jahmiyah berpendapat bahwa orang Islam yang menyatakan kekufuran dengan lisan (ucapan) tidaklah kafir karena iman dan kufur terletak dalam hati. Selain itu, menurut aliran ini, apabila orang yang mengucapkan kalimat kekufuran meninggal dunia maka tetap menjadi mukmin sepanjang hatinya tetap beriman.
Kedua, Mujiah Al Salihiyah berpendapat bahwa iman adalah mengetahui tuhan dan kufur yaitu perilaku sebaliknya. Selain itu, aliran ini mengatakan jika salat bukanlah ibadah kepada Allah, karena yang disebut ibadah adalah iman kepada Allah SWT.
Ketiga, Murjiah Al Yunusiah berpendapat bahwa perbuatan maksiat dan pekerjaan yang jahat tidaklah merusak iman seorang mukmin. Pendapat aliran Al Yunusiah sama dengan aliran Al Ubaidiyah. Perbuatan jahat tidaklah merusak iman begitupun perbuatan baik tidak akan mengubah orang yang musyrik.
Keempat, Murjiah Al Khasaniyah berpendapat bahwa jika seseorang mengatakan “saya tahu Tuhan melarang makan babi, tapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan untuk dimakan adalah kambing ini,” orang tersebut tetap tergolong mukmin. Jadi, aliran Murji’ah Al Khasaniyah malah cenerung mentolerir perilaku muslim yang menyimpang.
tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Yuda Prinada